Pernikahan Segudang Luka

*

*

"abang akan percaya sama kamu, selagi kamu jujur sama abang" menautkan jemari mereka, mencoba memberikan ketenangan kepada zani yang mulai tidak nyaman,

bukan deni tidak tau? justru karna dia tau semua namun ingin mendengar langsung kepada sang istri, apa yang sebenarnya terjadi,

hening beberapa saat sampai akhirnya zani membuka suara yang sedang ditunggu deni sedari lama,

"abang, waktu itu.. " zani dengan detail membeberkan dan menceritakan setiap kejadian saat dia dengan sang mertua,

selama deni mendengarkan setiap kejujuran yang zani katakan, memang tidak ada yang terlewat karna yang deni tau hanya melihat, tapi tidak bisa mendengar suara mereka seperti apa,

dan dia marah menggeram emosi setiap ucapan papanya kepada sang istri dan membandingkan dia dengan sang papa, deni merasa sangat amat malu atas ucapan yang tidak bermoral

𝑏𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔𝑠𝑒𝑘!! 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑡𝑖

dapat iya lihat ada ketakutan dan emosi dalam mata istrinya, kalo dia diposisi zani pun pasti akan merasa tersiksa dalam mental, dihapus air mata yang mengalir dipipi lembut istrinya, mengecup setiap inci wajahnya berharap bisa menghilang bekas kekurangan ajaran papanya,

"hikss maafkan aku abang, aku tidak bisa menjaga kehormatan aku hikss" menangis pilu zani saat menceritakan nya lagi, serasa bandannya kotor dilempari kotoran,

"sayang dengar, ini bukan salah kamu, ini semua salah abang, abang yang membawa kamu kesini dan akhirnya kamu mengalami hal yang sulit, andai aku jadi kamu dek, mungkin abang sudah melakukan sesuatu yang tidak tidak pada papa, maafin abang yah sayang, abang janji mulai hari ini, abang akan jaga kamu yah" merengkuh tubuh mungil istrinya dan memberi banyak kecupan dikepala zani, memberikan ketenangan dalam pelukan nya,

𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑢 𝑔𝑎𝑘 𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑝𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑡𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑡𝑢 𝑛𝑦𝑎, 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑖𝑟𝑎𝑛 batinnya menangis menyayangkan apa yang dilakukan sang papa,

𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ𝑢𝑎𝑘𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ𝑢𝑎𝑘𝑏𝑎𝑟..

𝑎𝑑𝑧𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑔𝑟𝑖𝑏 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑢𝑚𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔..

tersadar dari tangisnya, masih dengan saling berpelukan, mereka mulai bersikap menghadap sang Pencipta , deni dengan gagah nya mengimami zani yang sebagai makmum nya ini pertama kali buat mereka, dan itu sangat manis menurut zani, ini yang dia impikan, dapat melakukan sholat berjamaah,

(kalo gak salah sih sholat berjamaah pertama, kalo salah komen ya guys)!!

sambil menunggu adzan isya mereka menyempatkan membaca Alquran, walaupun blum fasih, tapi mereka yakin Allah akan memberi mereka pahala atas usahanya mengaji,

tak lama adzan isya datang dan langsung melaksanakan shalat berjamaah lagi,

beberapa belas menit, dengan hati yang mulai tenang, damai juga bahagia karna ditemani pasangan,

mereka bergegas makan malam, dengan lauk seadanya,

keesokan paginya mereka disibukkan dengan aktivitas masing-masing sebelum deni sang suami berangkat kerja,

"dek abang berangkat yah, baik baik dirumah asalamualaikum" pamit deni tak lupa cium kening zani sebelum pergi,

belum juga melangkah menuju rumahnya, dari kejauhan

"zani" ucapnya sembari mendekat

degg 𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 𝑖𝑡𝑢.. berbalik, pupil matanya seketika membesarkan, melotot, tangan dan kaki mulai bergetar ketakutan menguasai tubuhnya, dia yang dihindari keberadaan nya tapi, 𝑑𝑖𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔, 𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ

segera menutup pintu, dan zani berdiri didepan mertua lelaki, menghadang supaya tidak masuk rumah dan melakukan sesuatu lagi,

terlihat mata tajam seakan akan ingin menelan zani hidup hidup, bagaikan serigala yang lapar, tatapannya mengisyaratkan bahwa dia siap menerkam zani,

"Eh ada pak Wijaya" panggil tetangga baru zani yang tidak tau siapa, yang pasti sudah menyelamatkan zani dari mertua nya,

Huff nafas lega..

segera zani pamit kepada dua orang dewasa yang zani baru tau, tetangga barunya ternyata RT setempat, Wijaya terpaksa melayani obrolan pak RT yang sudah merusak momennya

𝑠𝑖𝑎𝑙𝑎𝑛!! gerutunya menahan kesal