Apa Salah Ku (Di Asingkan Karena Gendut)

Hari demi Hari Minggu demi Minggu dan kini sudah bulan ke empat sinta dan teman-temannya berada di kota T, tempat kerja mereka semakin hari semakin Ramai

"mbak sinta saya besok pesan nasi uduk lagi ya seperti biasa " ucap echi salah satu SPG di sana

"kami juga mbak " ucap beberapa teman sinta

ya sudah tiga bulan ini Sinta yang membuatkan sarapan untuk teman-temannya dan itu adalah ide dari Khanza

Sinta meminta bantuan mak Surti untuk membantunya agar tidak capek-capek lagi ke pasar berkeliling menjajakan nasi pecelnya sekalian sinta juga membantu mas surti promosi nasi pecel mak surti pada teman-teman

Sinta merasa kasihan pada mak surti karena usianya yang sudah tua harus menjajakan jualannya ke pasar yang jaraknya lumayan jauh

Sedangkan sampai di rumah mak surti juga harus merawat cucunya yang sedang hamil karena suami farida cucu mak surti meninggal dunia karena kecelakaan saat berangkat bekerja

"sin gimana kalau kamu minta sama si bos untuk membangun warung kecil di di samping tembok dekat mes kita disana kan masih ada yang kosong lumayanlah untuk buat warung kecil disana lagian disini susah banget cari sarapan jadi kalau pagi-pagi" ucap Khanza memberikan ide

sinta terdiam mendengar ucapan Khanza,sinta menimbang-nimbang ide sahabatnya itu

"bagus juga sih ide kamu tapi masalahnya siapa yang akan menjaganya !?" tanya sinta

"kan ada mak surti dan cucunya yang bisa menjaganya " jawab Khanza

"apa mereka tidak akan kesulitan lagian farida juga lagi hamil takut nanti kecapean " ucap Sinta

"repot gimana!? Kan jualannya sudah kamu buat begitupun jualan mak surti sudah dimasak tinggal angkut wadahnya kewarung kita kan bisa bantu-bantu mengaturnya sebelum masuk kerja" jawab Khanza

"trus si Farida tidak bakal capek deh kan dia hanya membantu mak surti melayani pembeli sesekali lalu duduk lagi,lagian kalau orang hamil itu harus banyak gerak dan juga nggak boleh stress,nah kalau Farida bantu mak surti di warung kan tiap hari nggak suntuk dirumah terus mengingat sang suami yang sudah tiada"sambungnya lagi

"iya benar juga kamu, Nanti deh saya bicara sama pak Gerald mudahan di izinkan " ucap sinta dan diangguki oleh Khanza

"za kamu jadi pulang hari ini dan rendy !?" tanya sinta

"jadilah sin kan banyak proses yang harus di lakukan sebelum ijab kabul" jawab Khanza

"trus kalian naik apa pulangnya !?" tanya sinta

"nanti Bang Khalid datang jemput kami,kan jarak dari desa ini kekampung halamanku tidak begitu jauh hanya sekitar tiga jam perjalanan "jawab Khanza

"iya juga ya!! Selamat ya seyeng-seyengku semoga acaranya lancar sampai halal dan kalian menikah sekali seumur hidup dan terus bersama" ucap Sinta dengan mata berkaca-kaca

Khanza tau jika sinta kembali mengingat pernikahannya yang telah kandas

"makasih mochi kesayanganku,saya doakan semoga kamu mendapatkan penggantinya yang jauh lebih baik darinya dan juga menyayangimu tanpa memandang bagaimana dirimu, menerima kamu apa adanya bukan ada apanya "jawab Khanza

"aamiin, makasih doanya sayang " ucap sinta

Sinta mengaminkan setiap doa yang baik dari semua sahabatnya karena sinta tidak ingin munafik mengatakan jika dia trauma untuk menikah lagi sedangkan hatinya haus akan kasih sayang dan cinta dari seseorang yang bisa melindungi dan membimbingnya

Sinta serahkan semua Kepada yang Maha Kuasa karena sinta tau Allah pasti punya rencana Indah untuk hidupnya

Kegagalan dalam pernikahannya akan sinta jadikan pengalaman dan pelajaran hidup yang sangat berharga

Apalagi pernikahannya dengan Dirgantara terjadi karena perjodohan dan sinta menjadi orang ketiga antara dirga dan Mawar

Sinta berfikir saat ini mantan suaminya itu dan juga mantan ibu mertuanya sekarang hidup bahagia karena sinta telah keluar dan pergi dari kehidupan mereka

Mawar Sudah menjadi istri satu-satunya seorang Dirgantara sawito Atmojo dan menantu kesayangan Masita Hapsari

Sinta selalu mendoakan keluarga mereka menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah

Dan sinta berharap akan mendapatkan pasangan hidup yang bisa menerima segala kekurangan dan kelebihannya termasuk kelebihan lemaknya

"kok bengong,ayo bantu saya kemas-kemas" ucap Khanza membuyarkan lamunan Sinta tentang masa lalunya yang suram

"emangnya mas Khalid jemputnya kapan sih!?" tanya sinta

"mas Khalid sudah ada di sebelah Sayang dia sudah datang sedari tadi dan mobilnya di perkirakan di depan di parkiran toko sekarang dia istirahat di kamarnya mas Rendy " jawab Khanza

"emangnya Rendy langsung ikut dengan kalian !?" tanya sinta

"iya karena kalau pulang ke kampungnya lagi pasti Sangat jauh jadi mas Kholil meminjamkannya rumah kontrakan untuk di tempati sementara bersama keluarganya sampai acara resepsi pernikahan kami selesai " jawab Khanza

"oh seperti itu!?" ucap sinta manggut-manggut

"kamu datang ya sehari sebelum akad,sisil dan yang lainnya juga janji bakal datang " sinta memberitahukan Sinta tentang rencana teman-temannya yang di kota tempat asal sinta bakal datang ke resepsi pernikahannya

"insya Allah ya sayang ku " jawab sinta dan diangguki oleh Khanza

"yuk masak dulu yuk mumpung masih lama magrib,kamu kan bilang mas Khalid sudah datang setidaknya kita nggak perlu keluar untuk cari makan " ucap Sinta

"siap chef " jawab Khanza terkekeh

Mereka berdua pun kedapur untuk melihat apakah bahan untuk mereka masak masih ada atau tidak

Sampai di dapur sinta dan Khanza memeriksa bahan apa saja yang akan mereka masak

"wah za,kita sudah kehabisan bahan masakan yang ada cuma telur dan sayur sawi aja" ucap Sinta

"iya sin,di loker juga sisa ada dua bungkus mie instan "jawab Khanza

"kalau begitu kita belanja yuk,keburu magrib ". ucap sinta dan diangguki oleh Khanza

Sinta dan Khanza pun keluar dari mes tempat tinggal mereka lalu berjalan ke supermarket untuk belanja bahan makanan

"sin, emangnya kamu mau masak apa!?" tanya khanza

"kita masak opor ayam aja, sebagai lauk juga sayurnya "jawab sinta

"oke chef,saya mah ngikut aja,kan saya bagian icip-icip sampe kenyang" jawab Khanza cengengesan

"hadeh gini amat punya teman, yang yang bisanya cuma jadi juri buka juru masak " ucap sinta dan Khanza semakin terkekeh mendengar ucapan sahabatnya

"sesampainya di dalam supermarket sinta dan Khanza memilih bahan masakan mereka yang tentunya sesuai petunjuk sinta

"sin kok ayamnya beli banyak !?" tanya khanza

"sekalian aja buat nasi uduk pesanan anak-anak

Setelah berbelanja kini mereka bergegas pulang karena sudah hampir magrib

Sesampainya di didapur mes sinta dan Khanza sibuk mengolah bahan masakan mereka

Sinta juga sekalian membuat bumbu untuk nasi uduk nya subuh nanti

"emmm...wangi banget mbak sin!? Lagi masak apa!?" tanya jeni saat masuk kedapur untuk ambil air minum

"eh sajena Udah pulang" jawab Khanza

"ini jen lagi masak opor ayam buat makan malam nanti " jawab Sinta

" wah dalam rangka apa nih mbak masak opor " tanya jeni

"lagi mau lamaran jen" jawab Khanza asal memang sangat suka menjahili temannya itu,sinta hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang super jahil

"lamaran !? Emangnya siapa mbak yang mau di lamar !?" tanya jeni penasaran

"kan kamu mau di lamar sama si kokom barokom sia"jawab Khanza tertawa

"idih Mbak Khanza Kalau ngomong suka bikin galau " jawab jeni cemberut

"jangan tertawa jen , soalnya nggak pas banget di muka kamu kayak lagi nahan kentut " ucap Khanza yang masih saja menggoda jeni

"akkhhh mbak Khanza kalau ngomong selalu benar " ucap jeni lalu berlari cepat menuju toilet dapur belum sampai di dalam toilet ada sebuah suara yang sangat membagongkan

"pruuuuuuuuuuuut Tut Tut Tut Tut preeeeeet"

"ya ampun jen jadi benar kamu lagi nahan ilmu kamehame kamu!? Dasar kamu nggak ada akhlak untung kentutnya di toilet " ucap Khanza kesal

Sedangkan Sinta tertawa terbahak- bahak dan pemandangan itu di lihat oleh seseorang yang kebetulan akan kedapur mes karena bau wangi yang menggoda indra penciumannya tapi di urungkannya saat mendengar Khanza berdebat dengan jeni hingga akhirnya mendengar juga suara ghaib

"cantik " ucap orang itu tersenyum-senyum sendiri lalu meninggalkan tempat itu sebelum ada yang melihatnya ada disana

Sambil bersenandung kecil