NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Lama terdiam dan sama sekali tidak dijawab oleh Alex. Roger menggeram dan ingin membunuh Alex saat itu juga.

"Bos, apa yang harus kita lakukan dengannya?".

"Siksa dia sampai dia mengakui kalau dia mengenal ku".

"Baik bos".

Sesuai dengan perintah Roger, anak buahnya itu langsung menyiksa Alex sampai ia tak bisa melakukan apapun selain menarik nafas dengan kedua tangan mengepal. Kemudian Roger menghentikan mereka dan bertanya kembali apakah Alex sudah mengenalnya atau masih pura-pura tidak mengenalnya.

Tetapi hasilnya sama saja, Alex lebih memilih diam dari pada menjawab Roger kalau dia mengenalnya.

"Hajar dia".

"Baik bos".

Malam harinya....

"Kenapa tuan Alex belum pulang? Ini sudah jam 11 malam" gumam Miraya merasa gelisah menunggu kepulangan Alex. "Apa sebaiknya aku hubungi saja ponselnya? Aku sedikit merasa ada yang aneh, aku merasa kalau tuan Alex saat ini sedang tidak baik-baik saja. Tapi kalah aku menghubungi ponselnya, aku takut tuan Alex... Bagaimana ini? Haruskah aku menghubungi dia?".

Tidak lama setelah itu, Miraya pun akhirnya memutuskan menghubungi ponsel Alex dan langsung dijawab dari sebrang sana.

"Hallo tuan, kenapa tuan belum pulang? Apakah tuan masih bekerja atau sedang berada di luar?".

Namun Miraya tidak mendapatkan jawaban, ia malah mendengar suara jeritan membuat ia semakin khawatir kalau Alex saat ini sedang dalam bahaya.

"Hallo! tuan baik-baik saja?".

"Kamu siapa?".

Deng!

Miraya mendengar suara seorang pria dari sebrang sana, namun ia tau kalau pemilik dari suara tersebut bukanlah Alex, melainkan pria lain yang tidak ia kenal.

"Ka-kamu siapa? Dimana tuan Alex?".

"Alex?" kemudian pria itu tertawa yang tak lain adalah Roger itu sendiri. "Kamu siapanya Alex? Ketepatan Alex sedang bersama dengan ku. Katakan, apakah kamu kekasihnya?".

Alex membulatkan mata, ia merasa kalau orang yang baru saja menelpon ponselnya itu adalah Clara. Dan itu membuat Alex marah, bahkan sangat marah.

"Tidak, saya bukan kekasihnya tuan Alex. Saya pelayan dirumahnya".

"Apa?" Roger melihat Alex marah kepadanya sambil menahan rasa sakit. "Benarkah kamu hanya pelayan dirumahnya? Lalu kenapa kamu mencarinya? Bukankah tugas seorang pelayan hanya melayani tuannya, bukan mencari keberadaan tuannya".

"Benar, tapi tidak biasanya tuan Alex belum pulang jam segini. Ditambah, saya sudah menyiapkan makan malam, dan sekarang makan malam ini sudah dingin. Tolong biarkan saya bicara dengan tuan Alex".

Tertawa, "Kenapa kamu harus mencarinya? Seorang pelayan tidak ada urusan mengenai kehidupan tuannya. Tapi kalau kamu merasa sangat khawatir dengan tuan mu ini, temui dia dan bawa dia pulang sekarang juga".

"Apa? Emang ada apa dengan tuan Alex?" Miraya merasa kalau sesuatu sedang tidak beres. Ia merasa kalau Alex sedang tidak baik-baik saja. "Katakan, dimana tuan Alex? Biarkan saya bicara dengan dia".

"Hahahaha.. Kalau kamu ingin tau, temui saya di jalan xx. Maka kamu akan bertemu dengan tuan Alex mu ini".

Roger lalu mematikan ponselnya Alex melihat Alex ingin membunuhnya.

"Hahahaha... Jangan melihat ku seperti itu Alex" ia menyuruh anak buahnya itu membuka mulut Alex. Kemudian Alex meludahi wajah Roger, "Ais, kamu sudah mulai kurang ajar Alex" satu pukulan mendarat diwajah Alex. "CK, kenapa kamu terlihat sangat marah sekali Alex saat aku menjawab panggilan pembantu itu? Aku merasa...

"Hentikan!".

"Hahahaha" Roger langsung tertawa. "Kenapa? Apa sekarang kamu sudah mengakui kalau kamu mengenal ku Alex hahahaha? Katakan, siapa wanita itu? Benarkah dia pembantu mu atau... Dia adalah kekasih mu?".

"Bukan urusan mu" jawab Alex tajam. "Lepaskan aku sekarang juga jika kamu tidak ingin menyesali perbuatan mu ini".

Roger menyeringai, "Menyesali? Untuk apa aku harus menyesal Alexander Graham Lemos setelah apa yang sudah kamu lakukan dengan perusahaan ku 5 tahun yang lalu? Kamu masih mengingatnya Alex? Kamu masih mengingat bagaimana kamu menghancurkan harapan yang selama ini aku bangun?".

Alex tidak perduli, ia sama sekali tidak perduli dengan apa yang sudah berlalu.

"Dan sekarang saatnya aku akan menghancurkan mu Alex, aku akan menghancurkan kamu seperti yang sudah kamu lakukan kepada ku. Kita lihat saja nanti, apa yang akan aku lakukan kepada mu".

Tidak lama setelah itu, Miraya tiba di dalam gedung tua tersebut. Roger lalu menghampiri sambil memberi salam karna sudah jauh-jauh datang ketempat tersebut hanya karna mengkhawatirkan Alex.

"Kalian ini siapa? Dimana tuan Alex? Kenapa saya malah melihat kalian? Katakan dimana tuan Alex?".

"CK, kamu terlalu berisik" ucap Roger.

"Saya tidak punya waktu berlama-lama disini, cepat katakan... Aaakkhhh, apa yang sedang kamu lakukan?" Miraya kesakitan begitu Roger mencengkram dagunya dengan kuat.

"Sudah ku katakan, kamu terlalu berisik sampai membuat telinga ku sakit".

"Le-lepaskan saya!".

PPLLAAAKKKK...

"Akh, maaf!" Roger tersenyum begitu ia menampar wajah Miraya dengan sangat kuat. Kemudian ia melihat Alex kembali begitu sangat marah dan ingin sekali membunuhnya membuat ia merasa kalau wanita yang tengah berada di hadapannya itu bukanlah sekedar seorang pelayan dirumahnya. Dengan rasa penasaran, ia lalu menyeret Miraya dan menjatuhkan tubuhnya dibawah kaki Alex.

"Apa kamu ini sudah gila?" Miraya sedikit melawan. "Cepat lepaskan kami dari sini, kalau tidak saya akan menghubungi polisi".

"Hahahaha.. Polisi? Silahkan gadis manis" Roger berjongkok dihadapannya. "Ternyata kamu lumayan juga setelah diperhatikan" ia hendak menyentuh pipi Miraya, namun wanita itu langsung menepis tangannya membuat Roger tersenyum kembali menarik rambut panjang Miraya. "Jangan mencoba untuk menolak ku kalau kamu tidak mau sesuatu terjadi dengan tuan mu ini. Atau kamu ingin aku membunuhnya".

"Tidak! Jangan lakukan itu" ucap Miraya memohon. "Tolong jangan sakiti tuan saya, saya mohon".

Lagi-lagi Roger tertawa melihat Alex, lalu menyuruh anak buahnya membuka penutup di dalam mulutnya agar Alex bisa berbicara.

"Tuan baik-baik saja? Kenapa bisa tuan berada disini?" Miraya bertanya menyentuh kedua pipi Alex.

"Lepaskanlah!" ucap Alex dengan kasar. "Kenapa kamu sangat bodoh? Siapa yang menyuruhmu datang kemari?".

"Hey, ada apa ini? Kenapa kamu harus memarahi wanita cantik ini Alex? Kamu sangat kasar sekali".

"Lepaskan aku!" Miraya tidak terima disentuh seperti itu oleh Roger. "Saya bukan siapa-siapa kamu! Dan saya tidak suka di sentuh seperti itu oleh orang seperti kamu! Minggir".

"Hahahaha.. Munafik sekali kamu jadi wanita? Atau aku perlu...

"Aarrrkkhhh... Aarrrkkhhh.." Miraya berteriak kencang. "Kamu pikir saya ini bodoh? Asal kamu tau, sebelum saya kemari, saya sudah duluan menghubungi polisi dan sebentar lagi mereka akan tiba disini".

"Apa?" Roger melihat anak buahnya menyuruh mereka untuk memeriksa keadaan diluar apakah polisi benar-benar ada disana atau tidak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!