jamZay darmawangsa keluarga terkaya di kotanya. Seorang Zay membenci para wanita terkenal, Apa lagi wanita cantik, yang memiliki banyak pesona. Bagi Zay, wanita cantik dan kaya akan banyak mempermainkan pria dan akan menjadikan pria sebuah pion atau ATM berjalan, dan untuk mereka pamerkan pada teman-temannya. Namun siapa sangka seorang Zay begitu benci dengan satu nama, dimana hingga sekarang pria itu begitu membencinya atas semua penghinaan yang iya terima dimasalalu.
Yuk mari ikuti kisahnya.
Follow IG : admiensyauqie
Follow Tiktok: Uqiee1280
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqie AlHaq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Diantara perbincangan Lian, Riana dan kedua orang tua Zay, terdengar suara yang memanggil mamah Moana, "Mamah!" Teriak Zay dari arah belakang, mereka semua menoleh kearah sumber suara.
"Zay, akhirnya kamu datang juga" Zay hanya menatap jengah dengan keberadaan Lian, Zay menyesal karena menghampiri mamahnya di jam makan siang, kalau tahu ada Lian, Zay tidak akan datang.
"Ck pria menjijikan ada disini rupanya" saut Riana, Riana geram jika mengingat cerita lain.
"Apa maksud anda Nona!" Tanya Zay dengan suara yang sedikit meledak
"Apa anda terlalu bodoh tuan CEO, sehingga anda tidak sadar apa yang anda berbuat pada sahabat saya!" Riana menyungging kan senyum sinis nya menatap Zay, apa lagi Zay juga menatap wanita itu dengan tajam.
"Memang ada apa dengan putra saya?"
"Anda bis-"
"Tidak ada mah, jangan layani orang gila ini, ayo kita pulang," ajak Zay pada kedua orang tuanya.
"Tapi Zay mama-"
"Ayo kita pulang mah, lagian kita juga sudah makan siang kan," timpal tuan Darmawangsa, bisa jauh kalau berdebat dengan perempuan, begitulah pikir tuan Darmawangsa.
"Kalian semua ada Disini, apa ada rencana bertemu bersama," kedua orang tua Zay menoleh, begitu juga Lian dan Zay.
"Mom!" Kaget Lian, kenapa bisa kebetulan ini, sungguh ini diluar dugaannya, "mom ngapain disini coba?" Tanya Lian, dia menatap sekitar, dari kejauhan dia melihat grup sosialita mamahnya ada disalah satu meja sana.
"Biasa sayang, mom ada pertemuan, dan tidak sengaja melihat kalian."
"Wah kebetulan yang baik jeng, bagaimana jika kita berbincang sejenak" tawar nyonya Moana, nyonya sita pun mengangguk antusias, Riana yang melihat itu merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah keluarga dari bos sekaligus sahabatnya ini.
"Lian aku kekantor duluan ya, kamu nanti bisa pulang dengan tuan Zay" bisik Riana, Riana pun beranjak dan tidak menghiraukan pelototan Lian, "Om, Tante, mamah Sita, Riana permisi dulu ya, karena masih banyak pekerjaan yang harus Riana selesai kan," pamit Riana dengan sopan, bahkan wanita itu sedikit membungkuk hormat.
"Biar Rey yang mengantarmu, Rey!"
"Baik tuan!" Jawab Rey cepat.
"Tidak perlu, saya bisa pulang sendiri!" Ketus Riana, wanita itu melenggang pergi begitu saja dari sana.
Sedangkan Rey yang mendapat perintah dari tuannya, mau tidak mau membuntuti Riana.
"Untuk apa kamu mengikuti ku, aku kan sudah bilang untuk tidak mengantarku, apa kamu tidak dengar!" Kesal Riana, sama halnya Lian yang tidak suka dikawal, begitupun Riana.
"Kalau bukan karena perintah saya juga tidak Sudi mengantar anda Nona!" Kesal Rey, ingin sekali pria itu menendang Riana, kalau saja dia tidak ingat jika dihadapannya ini adalah wanita.
"Riana! Nama saya Riana, bukan Nona, dan saya belum sempat sukuran untuk mengganti nama menjadi Nona" Riana geli jika ada yang memanggil dirinya dengan sebutan Nona, karena dia merasa panggilan seperti itu seakan memberikan jarak.
"Terserah anda saja, saya cukup waras untuk tidak berdebat dengan anda disiang hari!" Rey meninggalkan Riana, pria itu segera meminta bantuan petugas untuk membawa mobilnya ke depan mall, agar pria itu bisa segera pergi dari sana, tanpa harus berjalan menuju parkiran.
"Cepatlah! Kenapa anda lelet sekali, tidak seperti mulut anda yang gak ada remnya itu" teriak Rey dari dalam mobil, sedangkan Riana mau tidak mau harus tetap pulang dengan Rey.
Mobil itu mulai melaju, dan membelah jalan kota, jalan sedikit macet, karena ini jam makan siang.
"Ehem," Riana berdehem, "Kenapa kamu harus berbohong untuk berpura-pura menjadi Zay waktu itu?"
Namun Rey sama sekali tidak menjawabnya, Riana kembali bertanya, namun seperti pertanyaan awal yang juga tidak mendapat jawaban.
"Hey! Apa kamu bisa diam, telinga saya terasa rusak jika terus mendengar ocehan mu nona!"
"Kenapa, ini kan mulut-mulut saya sendiri."
"Diam! Atau saya lempar anda keluar dari mobil ini!"
Who knows
Gurih gurih.. nyoooyyy
ya Ampuunn bisa di gorok kau sm Zaylangkung ..😠😡
Duhh ada yg nolong Jeny gak ya..