Transmigrasi Ke Tubuh Istri Gila Sang Mafia

.

.

Nova keluar dari kamar nya seraya membawa koper besar nya matanya sembab pakaian nya masih pakaian yang ia pakai sejak pulang ke Mansion ini

Iren kaget melihat Nova membawa koper besar ia segera menghampiri putri nya itu

" mau kemana kamu ? " tanya nya menatap tajam Nova

Nova menghentikan langkah nya lalu menatap wajah Iren " apa peduli ibu .... mau aku mati pun ibu gak akan pernah peduli kepadaku, ibu hanya mementingkan diri ibu sendiri dan di dalam fikiran ibu hanya uang uang dan uang saja, aku capek, andaikan aku bisa memilih lebih baik aku tidak mempunyai seorang ibu dan hal yang paling aku sesali terlahir menjadi anakmu " ucap Nova mengeluarkan semua unek-unek di dalam hati nya yang selama bertahun-tahun ini ia pendam

ia lelah di tekan terus oleh Iren , Nova mempunyai kehidupan nya sendiri ia berhak bahagia tanpa tekanan dari Iren yang selalu memaksanya untuk menggoda Jonathan , bukan kah selama ini Jonathan sangat baik kepada mereka lalu kenapa ibu nya itu membalas kebaikan Jonathan dengan kejahatan, Nova tidak suka itu.

plak

Iren kembali menampar pipi Nova, Nova tidak bergeming ia hanya menatap wajah marah ibu nya itu.

" kamu tidak akan pernah mengerti Nova.... dan setelah kamu tau semua nya kamu akan bersujud di bawa telapak kaki ibu dan berterimakasih kepada ibu " jelas Iren dengan mata yang sudah memerah, ia sangat emosi bisa-bisa nya Nova mengatakan hal seperti itu kepada diri nya.

" apa yang tidak aku tau bu ? katakan, ibu selalu berkata seperti itu kepada ku tetapi apa pernah ibu bertanya perasaan ku selama ? tidak kan bu ? " air mata Nova sudah menetes membasahi pipi mulus nya

plak

Iren kembali menampar nova dan membuat sudut bibir wanita itu robek dan mengeluarkan darah

" bunuh saja aku bu... bunuh.... " ucap Nova menatap tajam Iren

" kembali kekamar mu Nova " Iren membuang pandangan nya dan mengalihkan pembicaraan

" tidak akan.... aku tidak akan kembali ke kamar, lebih baik aku pergi dari sini untuk selamanya " bantah Nova seraya menarik koper nya dan melangkah pergi dengan rasa sakit di hatinya rasa sakit yang di buat oleh ibu kandung nya sendiri yang selalu menekannya selama ini

" PERGILAH NOVA.... PERGI DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI KE RUMAH INI, DAN AKU SUDAH TIDAK MEMPUNYAI PUTRI YANG BERNAMA NOVA ADISTI, ANGGAP SAJA NOVA KU SUDAH MATI " teriak Iren marah

Nova menghentikan langkah nya dan kembali menatap ibu nya itu " pegang kata-kata ibu... dan aku juga tidak sudi mempunyai ibu yang jahat sepertimu " setelahnya Nova melangkah pergi tanpa menoleh lagi

prakk

" aa arrrggghhh dasar anak durhaka " marah Iren membanting guci kecil yang ada di atas meja, jangan salah harga guci itu sangat lah mahal tetapi Iren membanting nya tanpa perasaan sedikit pun

tanpa ia sadari jika di lantai dua sedang ada wanita cantik memperhatikan nya sejak dari tadi, wanita itu yang tak Vania dan Yuna, Vania tersenyum smirk saat melihat perdebatan antara anak dan ibu itu, ia sangat puas melihat nya.

setelah nya Vania melangkah masuk kedalam kamar nya di ikuti oleh Yuna

" buatkan aku makan siang " ucap nya tanpa menoleh ke arah Yuna

" perintah akan segera di lakukan Nyonya " ucap nya sopan setelah nya Yuna melangkah keluar dari kamar

Vania duduk di sofa tunggal yang ada di dalam kamar nya itu dengan kaki nya ia lipat di atas paha, jari telunjuk nya mengetuk-ngetuk pinggir sofa matanya menatap ke depan.

" Jonathan Cristian Grisworld, nama yang bagus dan beruntung Vania menikah dengan nya, tapi seperti nya aku tidak asin dengan nama itu " gumam nya mengingat ingat karena sejak masuk ke dalam raga Vania, Selina merasa nama suami pemilik tubuh ini tidak lah asing di telinganya ia pernah mendengar nya.

" tapi lupakan .... malam ini pembalasan dendam itu akan di mulai, " ucap nya tersenyum smirk

Vania baru mengingat sesuatu ia berdiri dan melangkah ke arah meja nakas dan membuka laci meja itu, " apa Vania mempunyai ponsel, aku sangat butuh benda itu " gumam nya mencari sesuatu di dalam laci nakas

tetapi tidak menemukan nya, Vania kembali mencari ke dalam lemari tetapi tetap sama di lemari itu tida ada ponsel milik Vania asli dan hanya ada pakain saja

" bagaimana caranya aku bisa mendapatkan benda itu, aku sangat membutuhkan nya sekarang " gumam nya mengigit jari telunjuk nya dan itu kebiasaan seorang Selina Robert di kehidupan nya dulu sebelum jiwa nya masuk kedalam raga Vania istri Jonathan

" aa arrrggghhh " ucap nya mengacak rambut panjang nya, rambut yang lusuh itu kini kembali terurai indah nan wangi .

Yuna datang seraya membawa nampan yang berisikan makanan " Nyonya sedang apa ? " tanya nya meletakkan nampan itu di atas meja nakas

" aku sedang mencari ponsel, tetapi tidak menemukan nya " ucap nya kembali duduk di atas sofa

Yuna mendekati nya seraya menyerahkan ponsel nya itu kepada Vania

" apa Nyonya mau menelpon tuan , pake ponsel ku saja, nanti Nyonya minta ponsel baru ke tuan " ucap nya ia lupa jika saat ini Jonathan masih belum tau jika istri nya itu tidak lah koma.

Vania menatap kesal perawat nya itu " Jonathan belum tau jika aku tidak lah koma "

Yuna menepuk jidat nya ia lupa dengan apa yang sudah di katakan oleh Nyonya nya itu tadi pagi " terus Nyonya mau pakai ponsel buat apa ? " tanya nya penasaran

" kepo banget kamu... mana makanan ku aku lapar, dan oh ya bisakah kamu keluar untuk membeli sesuatu untukku " ucap Vania

Yuna mengambil nampan yang dibawanya itu lalu memberikan nya kepada Vania

" bisa Nyonya... tapi apa Nyonya tidak apa-apa jika saya tinggal " khawatir Yuna

Vania memakan makanan itu dengan sangat lahap persis seperti orang yang tidak makan selama satu tahun .

" tidak... dan pakai uang mu dulu aku akan menggantinya nanti " ucap Vania tanpa melihat wajah Yuna yang berdiri di samping nya

" boleh Nyonya... apa aja yang Nyonya butuhkan ? " tanya Yuna

" aku butuh ponsel pengeluaran terbaru, laptop pengeluaran terbaru dan aku juga butuh beberapa rempah-rempah herbal " jelas Vania santai

Yuna yang mendengar itu melongo tidak percaya ia tidak mempunyai uang sebanyak itu, mengingat Yuna hanyalah wanita miskin dan semua gajinya ia berikan kepada keluarga nya yang ada di kampung.

" tapi saya tidak mempunyai uang sebanyak itu Nyonya " ucap Yuna menunduk

Vania menghentikan makan nya lalu menatap ke arah Yuna dengan mulut yang masih penuh dengan makanan

" tapi aku butuh semua itu " ucap nya apa lagi rempah-rempah herbal Vania sangat membutuhkan nya karena ia tau di tubuh Vania saling ini masih terdapat banyak racun dan ia harus segera mengeluarkan semua racun itu .

.

.

.

aku lelah membaca nya ulang guys banyak typo nya ternyata 😣 kemarin rencana mau up lebih dari satu bab tapi tiba-tiba ada pekerjaan mendadak jadi gak jadi.

jangan lupa like comen dan vote 🤗

.

.

.