Alceena harus menelan kekecewaan saat pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh calon suami, karena ada rumor yang beredar jika dirinya mandul.
Alceena tidak merasa jika dia seperti yang diberitakan pun berniat untuk membuktikan pada seluruh orang bahwa dirinya bisa memiliki keturunan. Dia melakukan program hamil dengan metode inseminasi buatan, memasukkan sel dari bibit kehidupan seorang pria misterius yang bersedia mendonorkan sedikit cairan penting tersebut, tanpa melakukan hubungan badan.
Namun, tanpa Alceena ketahui bahwa pendonor bibit kehidupan tersebut adalah Dariush Doris Dominique, seorang pengusaha muda di Eropa sekaligus musuh dan orang yang selalu dia hindari sejak dahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Alceena menurunkan Cathleen di depan perusahaan yang dikelola oleh kembarannya. “Nanti kalau aku tak bisa menjemputmu, kau pulang sendiri, naik taksi atau minta jemput Madhiaz,” titah Alceena sebelum wanita yang duduk di sampingnya itu turun dari mobil.
“Oke, terima kasih tumpangannya.” Cathleen pun turun dari kendaraan roda empat yang mengantarnya.
Dan Alceena segera menancap gas lagi. Namun, dia tak melewati jalur menuju kantornya. “Aku harus merubah rencana dan tujuan. Dariush memang sialan! Tadinya aku ingin mencari pelaku, sekarang aku harus membersihkan nama baik dulu.”
Alceena tetap saja masih kesal dengan Dariush yang campur tangan dan membuatnya semakin runyam. Dia memberhentikan mobil di Hakanimen Grand Luxury Hospital. Segera turun dan berjalan meliuk sangat anggun.
Suasana di rumah sakit itu masih belum terlalu ramai karena Alceena datang pagi sekali. Segera mendaftarkan diri di bagian obgyn.
“Maaf, Nona. Dokter baru datang nanti siang, apakah tidak masalah untuk menunggu?” ucap seorang wanita yang bertugas di bagian pendaftaran.
“Tak apa, nanti aku datang ke sini lagi. Yang terpenting sudah mendapatkan nomor antrian,” jawab Alceena seraya mengisi identitas diri di selembar kertas.
“Tolong hubungi nomorku jika dokter sudah datang, atau nomor antrianku sudah dekat. Kantorku jaraknya lima kilometer dari sini, jadi jangan terlalu dadakan saat memberikan informasi.” Sebelum meninggalkan rumah sakit, Alceena memberikan perintah terlebih dahulu. Tak lupa dia memberikan tip pada wanita yang tengah menatapnya karena sudah bersedia melakukan keinginannya.
“Baik, nanti akan saya hubungi.”
Alceena pun meninggalkan rumah sakit itu dan langsung ke kantornya. Memarkirkan mobil di depan pintu lobby, berjalan anggun menuju lift untuk naik ke lantai atas.
Kedatangan Alceena di perusahaan tentu saja membuat beberapa orang yang mengenal dan melihatnya, langsung saling berbisik di belakang. Dan dia dijadikan bahan tontonan beberapa karyawan di sana. Sudah dipastikan karena berita kemarin serta gagalnya pernikahan yang membuat mereka menatap Alceena dengan iba serta tak menyangka jika wanita sempurna seperti Alceena bisa mengalami nasib buruk juga.
Namun, Alceena masih terlihat santai dan tak menanggapi karyawannya. Dia berhenti sejenak di depan pintu lift, memencet tombol untuk membuka stainless besar di hadapannya. Sebelum masuk ke dalam, Alceena berbalik untuk menatap satu persatu orang yang tadi sempat menggunjing di belakangnya.
“Hari ini akan aku lakukan evaluasi karyawan. Pastikan pekerjaan kalian bagus dan sesuai kriteriaku jika masih ingin bekerja di sini!” ucap Alceena seraya menatap tegas seluruh orang yang berada di sana.
Alceena tak masalah dibicarakan oleh karyawannya sendiri. Tapi, jika kinerja mereka buruk, tentu saja akan segera ditendang dari perusahaannya. Dia tidak butuh orang yang hanya pandai menggunjing saja.
Seketika itu juga semua karyawan yang berada di lobby itu menyalahkan beberapa orang yang berani berbisik-bisik di belakang CEO. Mereka jadi ikut terkena imbas dari kesalahan segelintir orang.
Alceena segera masuk ke dalam ruangannya dan langsung menghubungi HRD untuk melakukan evaluasi karyawan saat ini juga.
“Aku tidak suka ada karyawan yang bersumbu pendek,” gumam Alceena. Dia pun bersiap untuk keluar lagi menuju aula kantor, tempat di mana evaluasi akan dilakukan.
Karyawan yang melihat Alceena bersama sekretarisnya sedang berjalan pun segera berlari agar tak terlambat. CEO mereka terkenal tegas dan tidak ada toleransi untuk sebuah kesalahan.
Walaupun tubuh Alceena sangat seksi seperti wanita malam. Namun, dia bukan seseorang yang seperti itu. Penampilan yang di mata orang terkesan negatif, tak selalu mencerminkan perilakunya.
...*****...
...Hari ini sampai di sini dulu bestie, ketemu besok lagi. Jangan lupa dukung karya ini dengan like, komen, vote, dan kirim hadiah sebanyak-banyaknya ya bestie....
...Tuh ati-ati kerja sama Alceena, ketauan ngomongin dikit langsung dievaluasi semuanya wkwkwk...