"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Setelah rapat cepat terbatas yang terbilang alot antara Dewan Direksi ZAM-ZAM TOWER POIN akhirnya tercapai beberapa keputusan. Aksara segera membicarakan hal ini kepada Akselia dan Pak Arman.
"Dewan Direksi hanya menyetujui tiga persyaratan itu, kecuali penanaman modal saham itu mereka tidak setuju,karena akan sulit melakukan pengawasan terhadap PT.INDO PERKASA JAYA karena kita terhalang SOP masing-masing perusahaan,mereka berhak menolak audit tim kuasa hukum kita kelak jika terjadi sesuatu,dan syarat ke empat tentang saham Nona Annira yang pengelolaan nya akan diserahkan kepada Pak Dirga nantinya,Dewan Direksi hanya setuju lima puluh persen dari total saham itu,jadi jika di akumulasi sekitar tujuh koma lima persen akan dikelola oleh Pak Dirga kelak saat pernikahan sudah terlaksana,sedangkan tujuh koma lima persen sisanya tetap dikelola secara profesional oleh tim manajemen perusahaan" ucap Aksara panjang lebar
Mendengar itu Pak Arman hanya menarik nafas panjang
"Bagaimana menurutmu Nak?" tanya Pak Arman kepada Akselia
"Ya sudahlah Pa,begitu saja adanya,itulah keputusan Dewan Direksi" jawab Akselia pasrah
"Baiklah Aksara,segera kirim jawaban itu kepada perusahaan Ibrahim" ucap Pak Arman
"Oh ya Mas,jangan lupa syarat utama dari keseluruhan syarat itu,pernikahan dilakukan dua minggu dari sekarang" ucap Akselia tegas
"Baiklah" jawab Aksara
Aksara pun mengirimkan jawaban mereka via email.
"Salam sejahtera kepada PT.INDO PERKASA JAYA adapun jawaban kami ZAM-ZAM TOWER POIN atas persyaratan yang diberikan dalam pertemuan kemarin,kami simpulkan sebagai berikut;
Pernikahan segera dilangsungkan terhitung dua minggu dari sekarang dalam hal ini,waktu dan tempat akan ditentukan oleh pihak ZAM-ZAM TOWER POIN dan diharapkan kepada Direktur Utama PT.INDO PERKASA JAYA Bapak Dirga Grahana mengikuti segala hal yang diminta pihak Nona Annira Hanum Hamdi
Persetujuan pembatalan penarikan saham sebesar dua koma tujuh persen dari pihak ZAM-ZAM TOWER POIN kepada PT.INDO PERKASA JAYA
3.Persetujuan pembatalan penagihan utang obligasi saham sebesar dua ratus tiga puluh lembar
Penolakan atas penanaman modal saham sebesar tujuh koma tiga persen kepada PT.INDO PERKASA JAYA
5.Adapun saham Nona Annira Hanum Hamdi sebesar lima belas persen hanya boleh dikelola oleh suaminya kelak jika pernikahan telah terlaksana sebesar lima puluh persen dari total tersebut,jadi setelah akumulasi menjadi sebesar tujuh koma lima persen yang berhak dikelola oleh Bapak Dirga Grahana setelah pernikahan terlaksana,sedangkan tujuh koma lima persen sisanya tetap dikelola oleh tim profesional manajemen perusahaan
Sekian jawaban kami atas persyaratan dari PT.INDO PERKASA JAYA
Salam sejahtera
ZAM-ZAM TOWER POIN OFFICIAL
AKSARA BANYU
MANAGER UMUM OPERASIONAL INTERNAL
Pak Ibrahim Wijaya dan Dirga Grahana terdiam seksama mendengar salah satu staff humas dan protokol mereka membacakan jawaban dari ZAM-ZAM TOWER POIN itu
"Bagaimana? kamu puas?" tanya Pak Ibrahim seraya menatap sang putra
Dirga menarik nafas berat.
"Akselia betul-betul ingin membalasku secara brutal" gumam Dirga Grahana seraya tersenyum penuh kekecewaan
"Sudahlah,persyaratan ini cukup menguntungkan bagi perusahaan,terima saja,kamu harus siap menjalankan pernikahan ini,tahanlah sampai anak itu lahir,setelahnya kau atur sendiri" ucap sang Papa
"Baiklah Pa" jawab Dirga dengan berat
"Hhhmmm... segera kirim nota kesepakatan kepada mereka" ucap Pak Ibrahim kepada staff nya itu
Kesepakatan pun terlaksana. persiapan pernikahan pun dilaksanakan. Annira meminta pernikahan itu cukup dilaksanakan di rumah mereka secara sederhana dan privat saja,cukup keluarga besar yang hadir. Akselia pun setuju.
Hari pernikahan pun tiba.
Annira pun berdandan sederhana dengan gaun kebaya berwarna rose pink yang nampak elegan.
begitupun Dirga dengan jas warna hitam.
Nampak hadir keluarga besar Pak Ibrahim Wijaya dan Nyonya Rugayyah yang nampak sangat bahagia.
"Annira,cucu nenek,nenek rindu sayang" ucap Nyonya Rugayyah saat menemui Annira
Annira tertegun sejenak melihat sang nenek setelah sekian lamanya.
"Nenek,apa kabar nenek?" ucap Annira basa-basi
"Baik sayang,hhhmmm... kau cantik sekali Annira, akhirnya kau lah pemenang nya menikah dengan Dirga Grahana,memang hanya kau yang pantas mendampingi Dirga Grahana" sarkas Nyonya Rugayyah
Annira hanya diam mendengar itu. ada rasa marah menyelusup dalam hatinya mendengar perkataan sang nenek.
Detik ijab qabul pun tiba.
Tidak tampak Akselia di majelis pernikahan adiknya itu. hanya Pak Arman dan beberapa keluarga mereka,dan Pak Sugeng,Bu Sri,Aksara dan Arazka.
Ruang ICCU rumah sakit.
Akselia ternyata memilih berada di rumah sakit menemani sang Mama. Alanna sang sahabat tetap setia menemani.
"Ijab qabul segera dimulai kata Arazka" bisik Alanna kepada Akselia yang sedang membaca ayat suci Alqur'an untuk sang Mama
Akselia hanya mengaguk pelan. air matanya pun luruh walau tanpa suara. tiba-tiba saja mesin monitor bu Masyitah bunyi bertalu-talu. Akselia dan Alanna pun terkaget
"Dokter,Mama saya dokter tolong dokter" seru Akselia panik
"Harap keluarga segera keluar,kami akan memberikan pertolongan kepada pasien" seru salah satu perawat jaga itu
"Code blue bed satu ruang ICCU... code blue bed satu ruang ICCU,terdengar pengeras suara berulang-ulang,disusul para dokter berlarian kearah ruang ICCU dan segera memberikan pertolongan kepada bu Masyitah
Akselia menangis histeris melihat kondisi sang Mama.
" Tenaga Sel,tenang..." ucap Alanna seraya memeluk sang sahabat
"Ya Allah Mama... ya Allah Mama... jangan ambil Mamaku ya Allah... Mama harus kembali Ma, Akselia sayang Mama... ya Allah ya Rabb ku" seru Akselia tanpa henti
Setelah lima belas menit,salah satu dokter keluar
"Keluarga Ibu Masyitah Rasyid,kami mohon maaf, kami sudah mengusahakan yang terbaik untuk pasien,namun Allah lebih berkehendak yang lain mba,ibu Masyitah Rasyid kami nyatakan meninggal dunia pada hari ini sabtu tanggal sepuluh november tahun dua ribu lima belas pukul sepuluh lewat sepuluh menit" ucap sang dokter
Mendengar itu Akselia berteriak histeris tak tertahankan hingga jatuh terduduk dipeluk Alanna.
"Ya Allah Ma... Ma..." jeritnya terdengar menyayat hati
Disaat yang sama di Kediaman Pak Arman
"Saya terima nikah dan kawinnya Annira Hanum Hamdi binti Arman Hamdi dengan mahar tersebut dibayar tuuuunaiiii..." ucap Dirga Grahana didepan Pak Arman Hamdi dan Bapak Penghulu pernikahan serta kedua pihak keluarga besar
Disambut ucap sah oleh saksi pernikahan.
Ponsel Aksara pun berdering,nampak nama Alanna menari dilayar ponselnya itu. buru-buru Aksara menjawab telpon itu,saat mendengar kabar dari Alanna,Aksara tertegun sejenak ditatapnya Pak Arman dan Annira yang sedang sungkeman,lalu segera beranjak dan berlari ke mobilnya, menyalakan mesin dan memacu mobilnya kearah rumah sakit.
Akselia masuk kedalam untuk melihat kondisi terakhir sang Mama. wajah pucat itu nampak cantik terlelap dalam tidur panjangnya kali ini.
wajah cantik yang selalu tersenyum untuk Akselia disaat situasi tersulit sekali pun,wajah cantik yang senantiasa menatapnya dengan penuh kasih sayang. wajah cantik yang pertama kali dipanggilnya Mama,walau Akselia tak lahir dari rahimnya tapi hidup Akselia terasa berat tanpa helaan nafas dari pemilik wajah cantik itu.
Akselia memeluk jenazah sang Mama erat. air matanya terus tumpah.
"Mama... jangan tinggalin Akselia Ma... Ma... bangunlah Ma... Akselia mohon... Mama kembalilah..." lirihnya seraya mengguncang tubuh sang Mama
Alanna yang melihat itu hanya bisa ikut menangis.
Tiga puluh menit kemudian,Aksara pun tiba di rumah sakit,dia berlari kencang kearah ruang ICCU. setibanya didepan pintu, nampak Akselia duduk dengan wajah sembab dan tatapan kosong kearah jenazah sang Mama. hanya air matanya yang terus tumpah.
"Perawat sudah meminta untuk memindahkan jenazah ibu Masyitah,namun Akselia menolak dari tadi" bisik Alanna kepada Aksara
Aksara hanya mengaguk pelan,lalu mendekati Akselia,kali ini Aksara memberanikan diri untuk memeluk Akselia dengan erat.
"Akselia" gumam Aksara seraya berlutut dihadapan Akselia dan memeluknya dengan erat
"Mas Aksara... Mama ninggalin saya Mas,tolong bawa Mama saya kembali Mas..." lirih Akselia dipelukan Aksara
"Tenang Akselia... Akselia..." gumam Aksara seraya mengelus kepala Akselia
Air mata Aksara juga ikut keluar,sangat iba melihat kondisi Akselia saat ini,sangat susah menggambarkan kondisi hati gadis yang sedang dipeluknya itu. Mantan calon suami nya menikahi adiknya sendiri yang tengah h*m*l dihari sang Mama meninggalkannya untuk selamanya.
Ponsel Alanna berdering,nampak nama Arazka menari dilayar ponselnya itu. Alanna pun menjawab telpon itu dan menjelaskan situasinya.
Arazka yang sudah menduga telah terjadi sesuatu saat melihat Aksara berlari keluar rumah setelah menerima telpon dari seseorang.
Arazka pun segera memberitahu kabar duka ini kepada Bapak dan Ibu nya,yang nampak kaget luar biasa. Pak Sugeng pun dengan pelan memberitahukan kepada Annira dan Pak Arman,
Annira menangis histeris, Pak Arman hanya terdiam sejenak menatap Annira yang menangis histeris.
"Pesan mba Akselia,kita tak perlu ke rumah sakit Pak,cukup menunggu jenazah ibu Masyitah di rumah,sebentar lagi dibawa pulang" ucap Arazka kepada Pak Arman
Pak Arman hanya mengaguk pelan,hatinya bergejolak,hingga air matanya pun tak bisa menetes lagi. baru saja dia menikahkan sang putrinya,kabar duka pun datang,sang istri belahan jiwa,nafas hidupnya pergi untuk selamanya.
Keluarga yang hadir pun turut larut dalam kesedihan,harus hadir dalam dua momen kehidupan sekaligus yang sakral dan menyedihkan.
bahagia deh tasikmalaya disebut sebut dlm novel ini. karna aku berasal dari tasik Malaya. pencinta novel di aplikasi ini