NovelToon NovelToon
Kenzie Dan Goresan Takdir

Kenzie Dan Goresan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Teen Angst
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: DarmaWati212

Ini tidak hanya bercerita tentang cinta sejati yang harus terpisah karena kesalahan. Ini juga bukan hanya tentang kejadian MAB, yang menghancurkan masa depan dua remaja. Tetapi ini juga tentang keluarga.

Kisah seorang anak yang harus menanggung derita atas kesalahan mereka. Dia yang tak mengerti apapun dipaksa bertanggungjawab dan menanggung luka. Di buang oleh ibu kandung, dibenci dan tak diakui oleh ayah sendiri. Menyakitkan, namun inilah garis takdirnya.

"Papa, jika kehadiranku sebagai anak haram adalah aib, akupun tidak ingin terlahir jika sebagai penghambat kebahagiaan kalian."

"Papa, Tuhan telah menjawab doaku, Kenzie telah dianugrahkan penyakit yang bisa membuat papa bahagia kembali."

"Aku harap, papa akan mencintai bunda Nara dengan tulus, karena dialah cinta pertama dan terakhir papa. Dan tolong, jangan pernah ada penyesalan karena inilah takdir."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DarmaWati212, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Gadis itu, yang sebelumnya bertabrakan dengan pria di hadapannya, tidak bisa melepaskan pandangannya, seolah-olah matanya terikat pada satu objek.

Sementara itu, perasaan si gadis terhadap sosok di depannya hanya semakin memuncak. Pria itu hanya menatapnya dengan ekspresi datar dan jengah, merasa tidak nyaman dengan perhatiannya. Baginya, ini bukanlah hal pertama kali dia menemui seseorang yang terpesona olehnya. Bahkan, ratusan hingga ribuan orang yang melihatnya akan langsung terpesona oleh kegantengannya. Rayhan Farel Pratama

“Gila... gila. Dia sungguh tampan. Bahkan Alvaro, cowok populer di kelasku kalah. Wah, ini pasti takdir, dia jodohku. Aku harus mendapatkannya,”bisiknya dalam hati, sambil merona merah.

Tiba-tiba, Rayhan batuk untuk memecahkan lamunannya. Rayhan merasa tidak nyaman dengan tatapan gadis itu, yang terasa berbeda dari gadis-gadis lain yang pernah dia temui.

Gadis itu tersadar, dan dengan canggung, ia membungkuk sedikit sebagai tanda permintaan maaf. Setidaknya, tindakannya terbilang cukup sopan untuk pertemuan pertama.

“Maafkan saya... kak,”ucapnya, dengan pipi yang semakin merah. Meskipun Rayhan hanya menatapnya dengan ekspresi datar, gadis itu terus berusaha memperlihatkan sikap yang sopan.

“Hmm.”

Rayhan hampir saja melangkah menuju mobilnya, namun tiba-tiba gadis itu menarik tangannya. Sambil menunjukkan es krim yang hancur akibat tabrakan tadi.

“Maaf, kak. Ice creamnya jatuh karena saya. Tunggu sebentar, saya akan menggantinya,”ucap gadis berambut panjang itu, sebelum berlari masuk ke dalam toko.

Rayhan sebenarnya bisa saja pergi begitu gadis itu menghilang di balik pintu toko. Namun, entah mengapa, ia memilih untuk menunggu. Menunggu seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya.Tidak butuh waktu lama bagi gadis itu untuk kembali, membawa es krim yang baru untuk Rayhan.

“Ini, kak. Kakak suka ice cream, 'kan? Kalau kita bertemu lagi, saya akan membelikan ice cream lagi untuk kakak,”katanya, entah dengan sengaja atau tidak, gadis itu berusaha menarik perhatian pria di hadapannya.

Namun, ketika tidak mendapatkan jawaban, gadis itu menjadi semakin canggung. Dengan sedikit cekikan di tenggorokan, ia mencoba mengobrol,“kakak masih SMA atau sudah kuliah?”

Namun, tetap tidak ada jawaban dari pria itu. Gadis itu menggaruk kepala yang tidak gatal karena diabaikan. Dengan senyum kecil untuk menguatkan hatinya, ia mencoba lagi, menjulurkan tangannya ke arah pria itu.

“Perkenalkan, saya Nara, gadis paling cantik di kota ini,”ucapnya dengan sedikit kepercayaan diri. Sebenarnya Nara bukanlah orang yang sombong seperti itu, tetapi pria di hadapannya berhasil membuatnya menjadi berbeda.

“Terima kasih,”akhirnya pria itu menjawab singkat. Lalu, meninggalkan Nara yang terdiam di tempatnya.

“Wow... suaranya itu... OMG, dia harus jadi milikku,”bisik Nara dengan kegirangan.

Mobil yang dikendarai oleh sopir pribadi Rani melanjutkan perjalanan menuju kediaman keluarga Pratama. Sejak masuk ke dalam mobil, Rayhan tidak berbicara, mengabaikan ajakan Rani untuk berbincang.

Hingga akhirnya, mereka tiba di mansion keluarga Pratama. Rumah yang luas dan megah itu tegak kokoh di tengah kota, dengan taman kecil yang indah di halamannya. Rani sangat menyukai bunga, sehingga ia membangun taman kecil tersebut untuk menikmati keindahan alam yang diciptakan.

Kenzie masih terlelap dalam tidurnya, wajahnya yang polos dan menggemaskan membuat Rani tersenyum lebar.

“Kenzieee, bangunlah. Kita sudah sampai, nak,”Rani mencoba membangunkan Kenzie dengan menggoyang-goyangkan bahunya dan menepuk-nepuk pipinya dengan lembut. Namun, Kenzie tetap dalam keadaan terlelap.

Melihat Rayhan hendak keluar dari mobil, Rani segera menghentikannya.

“Tunggu sebentar, Rayhan,”ucapnya.

Rayhan membalikkan badannya,"aa apa, ma?”

“Tolong, gendong Kenzie masuk ke dalam ya. Dia tidurnya begitu nyenyak, sulit untuk dibangunkan,”pinta Rani dengan nada harap.

Namun, Rayhan menolak permintaan ibunya dengan tegas. “Tidak, ma. Aku juga lelah, dan aku tidak mau melakukan itu.”

“Rayhan, mama hanya ingin kamu bersikap adil terhadap Kenzie, mama hanya ingin kamu lebih dekat dengannya,”Rani berbicara dengan nada yang meningkat karena kekecewaannya.

“Apakah itu begitu sulit untuk menggendongnya masuk ke dalam?!”desak Rani.

Rayhan menggelengkan kepala dengan malas, frustasi dengan situasi yang terjadi. Selalu saja seperti ini, selalu saja Rayhan yang menjadi sorotan dan mendapat teguran. Dan semuanya karena Kenzie, hanya karena Kenzie.

“Ma, aku sudah memberikan segalanya untuk anak itu. Aku bahkan sudah menyerahkan hidupku, aku menanggung segalanya. Dan apakah itu masih tidak cukup?!”Rayhan berbalik dengan penuh kemarahan. Dia pulang ke Indonesia bukan untuk bertengkar dengan ibunya, dia hanya ingin damai. Namun, kedua belah pihak sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah.

“Ma, maafkan aku. Tapi dia sudah remaja, dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri. mama, jangan terus memanjakannya, karena dia akan terus menjadi keras kepala. Dia akan senang karena selalu mendapat pembelaan dari mama.”

Tidak disadari oleh keduanya, seseorang di antara mereka telah terbangun dari tidurnya. Ia memilih untuk tetap diam dan berpura-pura tidur, memperhatikan dengan seksama percakapan yang terjadi di antara mereka.

“Rayhan! Kamu benar-benar keterlaluan. Kenzie masih kecil, dia masih sangat membutuhkanmu!”desak Rani dengan nada yang penuh kekhawatiran dan kekecewaan.

“Maaf, ma, tapi Rayhan juga butuh istirahat. Rayhan capek. Biarkan Rayhan istirahat, setidaknya untuk lima menit,”jawab Rayhan dengan nada lelah. Setelah berkata demikian, Rayhan segera meninggalkan mobil.

Rani merasa dilema, dia tahu betapa sulitnya perjalanan hidup yang telah dilalui oleh Rayhan. Sejak kecil, Rayhan terpaksa menjadi dewasa dan bertanggung jawab lebih cepat dari yang seharusnya. Tetapi sikap egois Rayhan yang tampaknya tidak memperhatikan kebutuhan Kenzie membuat Rani merasa marah. Rani bersedih karena melihat anaknya sulit menerima takdir yang telah ditetapkan baginya.

****

Rayhan melangkah masuk ke mansion dengan perasaan kesal yang memenuhi hatinya. Sambutan hangat dari para pembantu yang menyambutnya diabaikannya begitu saja. Dengan langkah cepat, ia memasuki kamarnya. Kamarnya yang terakhir kali ia tinggali saat masih remaja, ketika usianya baru enam belas tahun. Kamarnya yang penuh dengan kenangan manis masa kecilnya, yang kini terasa begitu jauh.

Dia menatap sekeliling kamarnya yang tidak berubah sedikit pun. Kamar ini masih memancarkan aura remaja yang pernah ia rancang sendiri.

Mata Rayhan tertuju pada foto kelulusan SD-nya yang terpajang di dinding. Dia terlihat sangat bahagia di samping ibu dan ayahnya. Kenangan indah masa kecilnya itu kini hanya tinggal kenangan.

Rayhan tidak bisa menahan diri untuk tidak teringat pada waktu itu, saat dia masih berusia sebelas tahun dan bersikeras membuat kamar ini sesuai dengan keinginannya. Kamar yang didominasi oleh warna hitam dan abu-abu, mencerminkan kepribadiannya yang kuat dan teguh.

Tetapi kemudian, pandangannya beralih ke foto kelulusan SMP-nya, yang membawa kesedihan yang mendalam. Itu adalah momen yang mengubahnya menjadi sosok yang dingin dan tak tergoyahkan. Egoisme bukanlah sifat alami Rayhan, tetapi itulah yang selalu ia tunjukkan untuk tetap tegar, seolah-olah ia baik-baik saja.

“Takdir memang tidak bisa diduga. Jika aku bisa kembali pada waktu yang lalu, apakah semuanya akan berbeda? Apakah aku akan memiliki masa remaja seperti yang dimiliki oleh anak-anak lain?”gumam Rayhan, sambil memejamkan matanya, berusaha menghilangkan beban pikiran yang terus menghantuinya.

1
Lady Orlin
iya lho, jarang koneksi secwpat ini apalagi sama org yg baru ketemu😌
Lady Orlin
Yah kenzie pulang😮‍💨
Lady Orlin
pasti sakit bgd jadi Rani, udah kyk anak sndiri Kezie wlp sbnernya cucunya
Lady Orlin
serius? khawatir kenapa dok🥺🥺
Lady Orlin
Hey jgn diperhatiin lagi bobo😆😆
Lady Orlin
aku dukung Alvaro lamar Nara🔥🔥
Lady Orlin
trnyataoh trnyata Nara anak Nadya🙃
Lady Orlin
lagi mikirin cowo lain tuh Al😆😆
Lady Orlin
Lho nara mash kesemsem ama Rayhan🤣🤣
Lady Orlin
wow so sweet, smoga langgeng yahh😍
Lady Orlin
Nadya baik bgd pdhl Kenzi org baru dikenal🤩
Lady Orlin
rumit kl kamu gak cari jalan kekuar Ray, jangn cuma dioendam tapi cari jln kluar
Lady Orlin
Segini dulu kak, nnti aq lanjutt .. kerennn, semangattt syelalu🔥🔥
Lady Orlin
Pasti ngarep bgd ya Ken Keluarga sendiri sebaik Kel. Nadya😭😭
Lady Orlin
Wah ati2 Ken sama org yg baru aja dikenal😌
Lady Orlin
Kok aku OVT Nadya ibu kandunf Kenzi😨😨
Lady Orlin
Apa Nadya ada hubungannya sama Kenzie?
Lady Orlin
Saking udh sayangnya sama Kenzii😭😭
Lady Orlin
siapa Nyonya ini? Hmmm
Lady Orlin
seseuknya sampe sini Ken😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!