Wahai Akselia Hanum, Cintaku Se Surga Untukmu

Wahai Akselia Hanum, Cintaku Se Surga Untukmu

Part 1

Tasikmalaya,April 2012

Fajar mulai terbit dipuncak gunung Bengkok Aseupan. ayam berkokok menyambut pagi yang sejuk ini, asap mulai mengepul dari rumah-rumah penduduk lokal. wangi nasi yang baru matang merebak dari arah dapur tradisional, tungku dan panci yang terbuat dari tanah liat memberi rasa khas tersendiri pada makanan yang dimasak.

Bunyi gemericik air dari sumur belakang rumah. air yang dipompa dengan cara manual.

"Gendis,Gianna... cepat siap-siap Neng, hari semakin siang ini" seru seorang Ibu dari arah dapur

Dua orang gadis yang dipanggil tadi buru-buru keluar dari kamar dan berlari kearah dapur. masing-masing menenteng tas mereka.

"Iya Bu,ini sudah siap sisa tunggu Aa Aksara datang dan mengantar kami" jawab Gianna anak gadis ketiga itu

"Ya sudah duduk dulu dan sarapan duluan sambil tunggu Aa datang,masih mengantar Bapak mu ke sekolah tadi" jawab sang ibu seraya menyendok nasi yang masih mengepul ke masing-masing piring kedua putrinya itu.

"Bu,Aa jadi berangkat ke Jakarta besok?" tanya Gendis anak gadis kedua itu

"In shaa Allah,sesuai rencana berangkat besok" jawab sang ibu lagi

"Semoga Aa segera berhasil dan sukses di Jakarta ya,biar kita bisa menyusul tinggal disana kepengen tinggal di Kota besar juga" ucap Gianna pelan

"Aamiin" Gendis pun menyahuti

"Do'akan saja Aa mu ya Neng,semoga sehat di Jakarta" ucap sang Ibu lagi

Suara derit pintu belakang menghentikan percakapan mereka. mereka pun berbalik kearah yang sama saat pintu terbuka, nampak seorang lelaki masuk.

"Assalamualaikum" ucap lelaki itu pelan

"Waalaikumussalam" jawab mereka serempak

"Bapakmu sudah sampai Aa?" tanya sang ibu

"Sudah Bu" jawab lelaki itu

"Ya,duduklah dulu,sarapan bareng adik-adikmu baru antar mereka ke sekolah juga" ucap sang Ibu seraya mengangsurkan piring ke depan anak laki-laki nya

"Terimakasih bu" ucap nya lagi

Mereka pun makan dengan tenang.

Keluarga Bapak Halim Santoso dan Ibu Khadijah Nur,seorang guru sekolah dasar di Desa Tanjungsari Kecamatan Salopa Tasikmalaya. mereka memiliki tiga orang anak, yang sulung anak lelaki bernama Aksara Banyu,yang urutan tengah Gendis Widuri dan yang bungsu Gianna Anindita. mereka hidup sederhana di Desa Tanjungsari,bapak Halim Santoso mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan sepulang mengajar beliau pun turun merangkap sebagai pengawas lahan pertanian dan perkebunan milik seorang pengusaha besar yang tinggal di Jakarta. Sedangkan istrinya Ibu Khadijah Nur seorang ibu rumah tangga yang sangat baik,merawat ketiga anak-anak mereka dengan penuh welas asih dan kasih sayang.

Anak pertama mereka Aksara Banyu akan segera lulus kuliah dan sementara ini akan menjalani masa magang atau biasa disebut dengan KKN di sebuah perusahaan besar yang bergerak dalam bidang industri agrobisnis hasil pertanian dan perkebunan. kebetulan paman Aksara yaitu adik kandung Pak Halim Santoso bekerja sebagai supir pribadi di perusahaan itu.

Hari semakin siang,ketika Aksara mengantarkan adik-adiknya ke sekolah.

"Belajar yang baik ya" ucap Aksara kepada adik-adiknya

"Baik Aa,Aa hati-hati pulangnya" ucap Gendis seraya menyalami dan mencium punggung tangan sang Kakak,bergantian dengan Gianna, setelah itu mereka pun masuk, Gendis yang sudah duduk dibangku kelas tiga SMA dan Gianna baru kelas satu SMA.

Sepulang dari mengantar adik-adiknya,Aksara nampak melajukan motornya ke arah pasar Tanjungsari,dia berencana membeli beberapa keperluan untuk di Jakarta besok.

Baru saja Aksara memarkirkan motornya,sebuah suara terdengar dari arah belakang.

"Aa Aksara" panggil sebuah suara dengan lembut.

Aksara pun menoleh ke sumber suara itu. nampak seorang gadis manis dengan jilbab hitam tersenyum ke arahnya.

"Galuh?" ucap Aksara seraya menghampiri gadis itu dan segera meraih barang-barang yang ditenteng gadis itu

"Mari,saya bawakan,kamu abis belanja,kok bawaannya banyak begini" ucap Aksara

"Iya abis beli bahan dapur pesanan ibu Aa,gak usah repot Aa,bisa bawa sendiri kok" ucap Galuh lagi

Aksara hanya diam dan tetap meraih barang-barang itu lalu melangkah kesebuah warung teh,Galuh pun pasrah dan segera mengikuti Aksara. Mereka pun duduk berhadapan disebuah meja.

Aksara memesan dua gelas teh manis. setelah itu ditatapnya sejenak gadis di hadapannya itu. membuat Galuh tertunduk malu.

"Bagaimana kabar bapak sama ibu?" tanya Aksara memecah keheningan

"Ba... baik... Aa" jawab Galuh terbata

"Kamu sendiri baik?" tanya Aksara lagi

"Alhamdulillah baik Aa,Aa kenapa gak pernah datang ke rumah lagi?" tanya Galuh ragu-ragu

"Ohhh... saya sedang sibuk persiapan untuk KKN jadi waktu saya tersita di kampus" jawab Aksara

Galuh terdiam sejenak,dan menarik nafas dalam.

"Aa,kemarin gak sengaja saya ketemu Farel, teman Aa di kampus,katanya Aa akan ke Jakarta ya,tinggal dan kerja disana?" tanya Galuh dengan suara pelan, ragu-ragu dia menatap wajah tampan pria yang sudah dikaguminya dari dulu ini.

Aksara menarik nafas dalam dan menundukkan pandangan nya.

"Iya,rencananya besok saya berangkat, untuk tinggal disana saya belum tahu juga nanti" jawab Aksara lagi.

"Aa,maafkan bapak ya Aa,karena kemauan bapak Aa jadi gak enak buat datang ke rumah lagi" ucap Galuh dengan mata berkaca.

"Ohhh... tidak perlu minta maaf Galuh,apa yang dikatakan bapak itu benar,saya harus sukses dulu sebelum punya niat untuk mendekati anak gadis orang" ucap Aksara tersenyum getir

Galuh semakin tertunduk.

"Semoga Aa segera sukses ya,sehat-sehat di kota orang ya Aa,jangan lupa shalat" ucap Galuh dengan suara tergetar.

"Terimakasih ya Galuh,kamu juga baik-baik ya disini,jaga kesehatan mu,dan jaga bapak sama ibu, dan satu lagi jangan menunggu ku lagi, jika ada yang melamar mu dengan niat baik segera terima,hiduplah dengan bahagia Galuh,kamu gadis baik harus mendapat yang terbaik" ucap Aksara dengan senyum berat.

Akhirnya dua bulir bening lolos dari celah mata Galuh,mengalir dipipinya yang putih itu.

"Maaf ya Aa" ucapnya lirih

Baru saja Aksara ingin menyentuh tangan gadis itu berniat menenangkan nya sedikit,sebuah suara terdengar keras dari arah mobil kijang yang berhenti tepat didepan warung

"Galuh,pulang" seru seorang laki-laki tua dengan kacamata yang menatap tajam kearah mereka.

"Bapak" lirih Galuh pelan,lalu terburu-buru berdiri dan meraih barang-barang nya segera berjalan cepat ke arah mobil bapaknya

Bahkan Aksara tidak sempat membantunya lagi, Aksara hanya mematung melihat mobil kijang itu menjauh perlahan.

Aksara menarik nafas dalam lalu segera berlalu setelah membayar pesanan nya.

Malam hari,Bapak Halim dan Ibu Khadijah nampak duduk di ruang tamu yang sederhana itu,seraya memperhatikan anak laki-laki nya merapikan tas persiapan untuk ke Jakarta besok.

"Cek baik-baik semua keperluan mu ya Nak, jangan sampai merepotkan paman mu nantinya" ucap pak Halim

"Iya Pak" jawab Aksara

"Ini rengginang manis buat Bibi dan adik sepupu mu ya,sampaikan salam bapak sama ibu buat mereka" ucap sang ibu seraya menyerahkan bungkusan rengginang

"Baik ibu" ucap Aksara lagi

"Baik-baik ya kamu Nak selama tinggal di rumah pamanmu,bantu kerjaan pamanmu selama kamu gak sibuk ya" ucap pak Halim

"Iya pak" jawab Aksara lagi

"Setelah selesai segera istirahat,biar besok lebih segar di perjalanan nya ya" ucap sang Ibu

"Baik bu,ini sedikit lagi pakaian nya" jawab Aksara

Jam menunjukkan pukul delapan pagi ketika Bus yang ditumpangi Aksara Banyu mulai bergerak meninggalkan terminal Desa Tanjungsari menuju Jakarta.

Terpopuler

Comments

we

we

aku mampir

2024-04-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!