NovelToon NovelToon
Meraih Cinta Sang Ajudan.

Meraih Cinta Sang Ajudan.

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:252.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Wanita Biasa

Keinginan untuk memiliki bagi seorang gadis pada laki-laki yang sangat ia kagumi, rasa itu besar namun ia tak berani menyimpulkan bahwa itu adalah rasa suka dan sayang. Ia lebih memilih untuk menyimpulkan bahwa itu hanyalah sekedar rasa mengagumi saja.

Gadis itu berpikir, bak langit dan bumi bagidirinya untuk memiliki sang pujaan. Seorang prajurit berpangkat Mayor itu banyak di gandrungi oleh kaum hawa.

Sebuah keteguhan dari pendirian sang prajurit berpangkat mayor, membuat dirinya mempunyai sifat dingin terhadap lawan jenis. Bukan dia tidak mempunyai keinginan untuk memiliki pendamping hidup, namun dia sudah lelah selalu di sandingkan dengan wanita yang menurutnya salah.

Sehingga ia pun mempunyai prinsip, jika cinta akan datang dengan sendirinya. Tanpa harus merubah pribadinya yang di bilang super dingin oleh orang yang mengenalinya.

"Cinta akan datang dengan sendirinya, " Sampai akhirnya ia menyadari jika cinta benar-benar datang dengan send

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30.

Syifa saat itu berniat ingin mengunjungi tempat sejuk, Sebuah taman kini menjadi tujuan Syifa.

Syifa pergi tanpa sepengetahuan Ararya, Karna tidak mungkin jika Syifa berpamitan si hadapan kedua orang tua Ararya. Di sebuah taman yang cukup luas itu terdapat danau kecil sehingga siapapun pengunjung yang datang ke sana pasti akan betah dengan suasana kedamaian yang ada.

Syifa melipatkan kedua tangannya dan ia senderkan di sebuah besi pembatas taman yang berhadapan dengan sebuah danau kecil.

"Apahkah aku berhak dengan rasa ini ? Apahkah aku berhak marah dengan keputusan Mayor Ararya karna tidak memberitahuku tentang calon istrinya ? " Ucap kecil Syifa bertanya pada dirinya sendiri.

Seketika hiliran angin meniup wajahnya, ia memejamkan matanya dan mencoba mencari jawaban dengan ketenangan hatinya, " Jika aku sudah membuat komitmen, maka aku akan menjaga komitmen itu. " ucapan itu terlintas di pikiran Syifa.

Seketika ia mengingat janji yang terlontar dari mulut Mayor Ararya dan Syifa pun tersenyum. " Baiklah aku memang berhak mempunyai rasa cemburu ini, Tapi aku tidak berhak marah untuk ini. " Jawab Syifa di dalam kesendiriannya.

Syifa pun memutuskan untuk berkeliling taman, langkah demi langkah Syifa nikmati. Sehingga langkahnya terhenti saat ada seorang anak yang sedang bermain dengan pengasuhnya, anak itu bermain balon air yang di tiupan oleh pengasuhnya.

Syifa memang suka sekali dengan anak kecil, dan cita-citanya pun adalah Dokter spesialis anak. Syifa duduk tak jauh dari Anak itu dan juga pengasuhnya. Senyuman yang di torehkan oleh anak itu mengingatkan Syifa bahwa hal sederhana mampu menciptakan kebahagiaan yang hakiki.

Syifa pun merasa terhibur dengan tingkah laku bocah itu, sehingga ia mampu menetralisir pikiran jelek yang akan merusak pendiriannya sendiri.

Namun saat Syifa hendak pergi, Syifa melihat gerak gerik anak itu mencurigakan. Tadinya anak itu ceria seketika duduk di atas rumput yang ada di taman itu, Anak itu memegang dadanya. Seketika nafasnya kencang. Dan seketika pengasuhnya pun panik dan terus memanggil nama anak tersebut.

Syifa yang tak jauh dari anak itu langsung berlari, " Kenapa Mbak ? " Syifa mencoba memeriksa ke adaan Anak itu.

"Ade sesak nafasnya kambuh, " Jawab pengasuh itu panik, " Pengasuh itu pun saking paniknya malah ingin memberikan air minum pada anak itu.

"Stop Mbak, jangan di berikan dulu air minum itu akan memperparah keadaan si adenya. Mbak tenang ya ? Saya akan coba bantu. " Jawab Syifa memposisikan anak itu dengan benar.

"Sayang lihat Tante, tenang ya nak. Coba sekarang kamu duduk dan senderkan tubuh kamu kedepan dan jadikan lutut Tante ini sebagai senderannya. Rileks ya Nak ! Yo ... " Syifa mengurut perlahan tulang punggung anak itu.

Beberapa menit nafas anak itu membaik, yang tadinya bernafas kencang kini mulai membaik namun ciri-ciri sesak nafas nya masih terlihat.

Syifa menduga jika anak itu mempunyai riwayat sesak nafas akut. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit Mbak, biar saya bantu !

"Baik terima kasih, " Jawab pengasuh itu menangis.

Syifa menggendong tubuh anak kecil itu, ia berlari menuju sebuah sekumpulan taxi yang ada di sekitaran taman.

"Bang ke rumah sakit terdekat ya ? " Ucap Syifa membuka pintu mobil taxi itu dan masuk ke dalam nya di ikuti oleh pengasuh itu.

Syifa memeriksa anak itu, yang terbaring di pangkuannya. Anak itu mengeluarkan lendir berwarna kuning, sehingga Syifa tahu jika anak itu mengalami infeksi pada saluran pernapasannya.

"Cepat ya Bang ! " Ujar Syifa terus memperhatikan nafas si kecil.

"Jangan nangis terus Mbak, itu akan memperburuk keadaan si kecil. Tenang ya mbak, jangan buat dedenya panik. " Jawab Syifa bersikap layaknya seorang dokter yang sedang memperhatikan pasiennya.

Setiba nya di halaman rumah sakit, Syifa tak menunggu lama. Ia langsung membawa anak itu ke ruangan periksaan dan di tunjukan oleh seorang Suster untuk langsung masuk ke ruangan pemeriksaan Dokter.

Syifa membaringkan anak itu di atas tempat tidur rumah sakit, "Dok anak ini sesak nafas akut, kulit antara tulang rusuk dan leher seperti tertarik dan terdengar suara atau bising napas tambahan saat bernapas. Dan anak inipun sepertinya mengalami infeksi saluran pernapasan karna dia mengeluarkan lendir berwarna kuning. " Jelas Syifa.

"Baik, segera siapkan ruang perawatan ya Sus ! " Dokter itupun langsung memasangkan alat bantu, Syifa pun menawarkan diri untuk membantu Dokter itu. Dokter itu memperhatikan Syifa yang melakukan hal yang benar-benar seperti seorang Dokter pada umumnya.

Dokter itu membiarkan Syifa membantunya, karna ia penasaran tentang diagnosa yang di ucapkan Syifa. Saat Dokter itu memperhatikan Syifa dugaan nya semakin kuat jika Syifa adalah seorang Dokter.

Dan akhirnya anak itu pun terselamatkan, Dan kini anak itu di bawa ke ruang perawatan. Syifa keluar dari ruang Dokter itu dan duduk di kursi rumah sakit, Ia menyeka keringat yang terus keluar saat berlari sambil menggendong anak kecil itu tadi.

"Minum ? " Dokter itu menyodorkan sebotol kecil air minum, yang segel nya pun masih tertutup rapat.

Syifa pun menegakkan tubuhnya, dan bersikap ramah pada Dokter itu. "Kamu Dokter juga kan ? " Tanya Dokter Mutia.

Syifapun menjelaskan tentang latar pendidikan nya, Dokter Mutia tak menyangka jika pengetahuan Syifa melebihi batas pendidikannya. Itulah Syifa selalu belajar tentang ilmu kedokteran meskipun sekarang dia sedang cuti berkuliah. Tapi walaupun begitu ia berjanji pada dirinya sendiri untuk melanjutkan pendidikannya.

Dokter Mutia pun memberikan motivasi hebat pada Syifa, dan memberikan semangat dan keyakinan bahwa kelak Syifa akan menjadi Dokter hebat. Syifa pun memuji Dokter Mutia seperti pujian Dokter Mutia padanya.

Mereka pun kini berteman dengan baik, mereka saling bertukar nomor ponsel. Kini teman seorang Dokter pun Syifa dapatkan kembali setelah Dokter Irwan.

Sementara di rumah dinas, Mayor Ararya terdiam saat tahu Syifa pergi tanpa sepengetahuannya. Ada perasaan cemas dan juga kesal pada dirinya, " Kemana dia ? Dia pasti kecewa dengan semua ini. " Ucap Mayor Ararya terus memainkan ponselnya.

Ponsel Syifa terus berdering di dalam kamar Syifa, Syifa lupa dengan ponselnya sampai ia lupa membawanya.

Syifa pun memutuskan untuk pulang dan kebetulan Syifa di antar oleh Dokter Mutia karna Dokter Mutia ada keperluan dengan pasiennya dan kebetulan juga arahnya sama dengan arah jalan pulang Syifa.

Percakapan antara Dokter Mutia dan Juga Syifa terjalin dengan baik, mereka sesekali melontarkan candaan. Dan mereka membuat rencana untuk bisa pergi bersama tapi entah itu kapan, karna Dokter Mutia adalah Dokter tersibuk di rumah sakit itu.

Mobil Dokter Mutia pun sampai di depan pagar besi berwarna hitam itu, "Andai ini rumah saya, pasti saya akan memaksa Dokter Mutia untuk mampir walaupun hanya sekedar minum Teh hangat saja. " Ujar Syifa.

1
charis@ŕŕa
love love
charis@ŕŕa
knp ini gk di lanjut???
apkh ini ud tamat
Ibnu Ardhi
kok lama ya up nya
Isnaini Isnaini
Buruk
Isnaini Isnaini
Kecewa
Arini S Dyah
sikap syifa jng dibuat terllu murah donk... cewek pny harga diri lhaa.. jaim dikit kan gpp
Mahpudoh
Luar biasa
Mahpudoh
Buruk
bhunshin
si mayor udah berani pelak peluk bae
bhunshin
si Syifa pasti gemetaram bgt🤣🤣🤣
bhunshin
si Sri 🐜 rangrang kudu dibasmi
Diah Darmawati
kok lama y gk up
Asri Iqrok
ayo kak ditunggu updatenya
Nina Meylina
ini jg SM blm up Lg padahal udh bulak balik buka
Ita Mariyanti
strong Syifa 💪💪
Ita Mariyanti
maksimal bgt Syifa ki jd caltu 😘😘
Ita Mariyanti
kapok mu Tiara kn sembur akhirnya 😁😁👍👍👍
Ita Mariyanti
Syifa keren 😍😍😍
Ita Mariyanti
😱😱😱😱 muantabb Syifa 👍👍👍
Dwi Winarni Wina
Syifa mendonorkan darahnya buat calon mertuanya sampai terkapar dirawat,,,
Arrarya punya firasat syifa tdk sedang baik2 aja dan firasat arrarya btl skl syifa lg terbaring sakit,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!