NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:73.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyamar

"Memangnya perempuan punya urusan apa Ndoro Tumenggung? Biasanya cuma urusan perempuan kan cuma dapur, sumur sama kasur to?", Bancak keukeuh bertanya.

" Itu kalau perempuan biasa, Cak..

Kalau yang punya urusan Nini Parahita, sepertinya itu pasti ada hubungannya sama Sinuwun Prabu Airlangga. Benar kan Ndoro Tumenggung? ", Doyok menatap wajah Tumenggung Renggopati yang ditekuk.

" Ya mbuh ya.. ", jawab Tumenggung Renggos acuh tak acuh.

Menghadapi sikap Tumenggung Renggos yang menyebalkan, Bancak bersiap untuk memukulnya. Tapi itu hanya berani di belakangnya saja. Saat Tumenggung Renggos berbalik, ia langsung pura-pura menunjuk ke arah pohon ke arah burung-burung yang sedang bertengger disana. Doyok geleng-geleng kepala melihat ulah saudaranya ini.

"Cak, kita harus turun tangan. Tidak baik membiarkan Ndoro Parahita terus beradu ilmu beladiri melawan perempuan dari Perguruan Bukit Kembang itu.

Ayo kita bertindak. Kau ke Ndoro Parahita, aku menahan perempuan itu", Bancak mengangguk mengerti dengan ajakan sang kakak. Keduanya pun secepat kilat melesat ke arah yang berbeda.

Kecepatan gerak Bancak dan Doyok membuat Parahita dan Sekar Melati tak sanggup menghindar kala tangan mereka di cekal oleh kedua anak Senopati Bagus Rajamala. Mereka langsung ditarik menjauh hampir 4 tombak jauhnya.

"Lepaskan aku, Bancak!! Akan ku hajar perempuan binal itu!!! ", Parahita meronta ingin melepaskan diri akan tetapi dia tidak berdaya di bawah cekalan tangan Bancak yang bertubuh gemuk pendek.

" Sudah Ndoro Hita sudah..

Malu dilihat para prajurit. Eling, njenengan itu tamtama prajurit Medang, harus memberikan contoh yang baik ", ucap Bancak penuh kebijaksanaan.

" Tapi Kakang, dia... ", belum sempat Parahita meneruskan omongan nya, Bancak lebih dulu memotong omongan nya.

" Kita semua satu kelompok loh Ndoro, ndak baik kalau ribut dengan teman sendiri.

Kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Jangan main tangan, ndak baik itu.. ", mendengar nasehat Bancak, Parahita terdiam. Sementara Sekar Melati sama sekali tidak angkat bicara, hanya beberapa kali terlihat menghela nafas panjang.

" Sekarang sebaiknya Ndoro berdua mandi dulu, agar kepala menjadi dingin tidak terbawa emosi. Setelah ini, kita semua harus menghadap Gusti Prabu Airlangga. Ini terkait dengan rencana kedepannya.. ", sambung Doyok segera. Baik Parahita dan Sekar Melati tak bicara sepatah kata pun, melainkan keduanya bergegas pergi menuju ke arah yang berlainan.

Di beranda balai kehormatan, Prabu Airlangga menghela napas lega karena akhirnya keributan antara Parahita dan Sekar Melati berakhir.

Siang itu, Prabu Airlangga mengumpulkan seluruh punggawa prajurit Medang. Ini terkait dengan rencana untuk menyerbu ke arah Wengker yang sudah di rencanakan sebelum nya.

Senopati Mapanji Tumanggala, Tumenggung Renggopati, Tumenggung Wanabhaya, Tumenggung Sakri, Parahita, Sekar Melati dan Puspa Mawar berkumpul di beranda balai kehormatan yang menjadi tempat tinggal Prabu Airlangga selama ada di Kadipaten Kurawan. Setelah semuanya berkumpul bersama, Prabu Airlangga mulai membuka pembicaraan dengan mereka.

"Aku ingin lebih dulu mendengar laporan dari telik sandi yang kita kirim ke Wengker.

Senopati Mapanji Tumanggala, sudah ada berita terbaru dari mereka? ", mendengar pertanyaan Sang Maharaja Medang, Senopati Mapanji Tumanggala segera menghormat.

" Mohon ampun Gusti Prabu..

Beberapa orang telik sandi yang kita kirim ke Wengker, telah mengirimkan laporan nya. Saat ini, rakyat Wengker sedang gelisah karena khawatir dengan serangan kita kesana. Pihak Istana Wengker sendiri sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi pasukan kita. Mereka telah membangun benteng pertahanan di wilayah Pakuwon Sendang yang merupakan pintu masuk ke wilayah Wengker ", lapor Senopati Mapanji Tumanggala segera.

" Berapa jumlah pasukan yang mereka miliki, Senopati? ", tanya Prabu Airlangga kemudian.

" Telik sandi melaporkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat 25 ribu orang prajurit, namun mereka memiliki pasukan cadangan yang terdiri dari para pendekar sewaan, para begal, rampok, maling dan bromocorah yang berada di bawah pimpinan Warok Suronoto, seorang pimpinan Padepokan Gunung Gangsir. Jumlahnya pun tak main-main, hampir sekitar 8 ribu orang", imbuh Senopati Mapanji Tumanggala sembari menghormat.

Hemmmmmmm...

"Ini sebanding dengan jumlah prajurit kita. Dan pastinya mereka jauh lebih kuat karena adanya para prajurit khusus seperti itu.

Kita harus mencari bala bantuan dari tempat lainnya.. ", Prabu Airlangga mengerutkan keningnya, berpikir keras mencari pemecahan masalah ini.

" Mohon ampun Dhimas Prabu..

Ijinkan hamba menyampaikan pendapat. Ini hanya sekedar usulan saja. Baik atau buruk, Dhimas Prabu yang menentukan", Tumenggung Sakri angkat bicara.

"Silahkan Kakang Tumenggung.. " , Prabu Airlangga mengangkat tangan kanannya sebagai tanda persetujuan.

"Menurut hamba, sebaiknya kita meminta bantuan pasukan dari wilayah Tanggulangin. Selain karena mereka merupakan wilayah terdekat dari Wengker, ini juga untuk menguji apakah mereka benar-benar mengakui Medang sebagai pimpinan mereka atau hanya sekadar wilayah yang telah ditaklukan tanpa ada ikatan dengan pemerintah pusat di Kahuripan", Tumenggung Sakri menghormat usai berbicara.

"Hamba sepakat dengan pendapat Tumenggung Sakri, Gusti Prabu..

Orang-orang Tanggulangin itu harus membuktikan kesetiaan mereka pada kita. Jika mereka berani mbalelo, kita serbu saja mereka.. ", sahut Tumenggung Renggopati segera.

Hemmmmmmmmmmm...

" Baiklah, aku setuju dengan pendapat kalian..

Senopati Mapanji Tumanggala, kau aku tugaskan untuk memimpin pasukan kita ke Wengker. Sepekan lagi, kita bertemu di benteng pertahanan Wengker di Pakuwon Sendang. Aku sendiri yang akan mendatangi Istana Tanggulangin.

Parahita, Bancak dan Doyok.. Kalian ikut aku", titah Prabu Airlangga segera.

"Sendiko dawuh Gusti Prabu.. ", ucap semua hadirin sembari menghormat pada penguasa kerajaan Medang ini.

Hari itu juga, Prabu Airlangga mengganti penampilan nya seperti seorang pendekar biasa. Gelang bahu emas berukir kepala naga di ganti dengan gelang bahu yang terbuat dari akar bahar. Pun dia tidak mengenakan pakaian mewah nya, hanya mengenakan celana pendek selutut, jarit lompong kali warna ungu tua dan sebuah ikat kepala dari kain hitam. Tak lupa baju biru gelap tanpa lengan dia kenakan untuk menutupi penyamarannya.

Parahita sendiri juga mengenakan pakaian sederhana. Kemben berwarna gelap tanpa hiasan, juga lengkap dengan jarit warna coklat tua dan celana hitam selutut, tak mengurangi kecantikan putri Mpu Cakrajaya ini. Sebuah pedang juga tersandang di pinggang ramping nya, semakin menegaskan bahwa ia adalah seorang pendekar wanita. Buntalan kain hitam berisi beberapa potong pakaian berikut bekal perjalanannya langsung tersandang di punggung.

Setelah rampung merubah penampilan, Prabu Airlangga diikuti oleh Parahita dan Bancak serta Doyok, memacu kuda pilihan ke arah tenggara. Debu-debu beterbangan mengiringi derap langkah kaki kuda mereka mencecah jalan menuju ke arah Kota Tanggulangin.

Menjelang senja tiba, mereka berempat sampai di sebuah wanua kecil di tepi Alas Kemiri. Karena tak mungkin lagi melanjutkan perjalanan, Prabu Airlangga dan para pengikutnya mau tidak mau harus bermalam di kampung kecil ini.

Atas arahan dari salah seorang penduduk kampung kecil ini, mereka bergegas menuju ke arah kediaman Keraman ( Lurah ) kampung yang bernama Mpu Sangit. Di depan sebuah rumah yang memiliki pendopo di depan nya, Prabu Airlangga segera menghentikan kuda tunggangan nya.

Dua orang lelaki paruh baya yang terlihat sedikit kurus tanpa mengenakan baju, sedang asyik menyulut api pada tumpukan daun kering di depan rumah besar ini. Sepertinya mereka adalah para abdi dalem rumah yang bertugas sebagai tukang kebun. Prabu Airlangga segera mendekati mereka diikuti oleh Parahita, Bancak dan Doyok.

"Permisi Kisanak...

Apa benar disini rumah Ki Lurah Mpu Sangit? ", tanya Prabu Airlangga dengan sopan. Dua orang paruh baya itu segera menoleh ke arah sumber suara.

" Benar, disini rumah Ki Lurah Mpu Sangit. Ada apa ya? ", seorang diantara mereka menyahut pertanyaan Prabu Airlangga.

" Kami sedang dalam perjalanan jauh. Kemalaman di tempat ini. Kalau tidak keberatan, kami ingin menumpang bermalam disini", kembali Prabu Airlangga bicara dengan sopan.

Dua orang abdi dalem itu saling berpandangan sejenak. Salah seorang diantaranya membisikkan sesuatu di telinga kawannya. Sang kawan mengangguk mengerti dan segera berlari ke dalam rumah. Tak berapa lama kemudian, dia kembali bersama dengan seorang lelaki tua berkumis putih dengan pakaian selayaknya seorang Lurah.

"Bejo bilang, kalian ingin bermalam di sini Kisanak. Apakah betul demikian? Saya Mpu Sangit, Lurah Wanua Kemiri ini", ucap lelaki tua itu sembari tersenyum.

" Betul sekali Ki Lurah..

Mohon bantuannya karena kami sedang dalam perjalanan jauh ke Kota Tanggulangin ", jawab Prabu Airlangga sembari tersenyum.

" Kalau begitu silahkan masuk. Selepas senja, tidak diperkenankan untuk di luar rumah. Sangat berbahaya Kisanak.. ", ucap Ki Lurah Mpu Sangit sembari melangkah menuju ke arah rumah nya diikuti oleh dua abdi dalem nya. Meskipun sedikit heran dengan apa yang diucapkan oleh orang tua itu, Prabu Airlangga pun segera mengikuti nya dengan menuntun kuda tunggangan nya.

Setelah kuda-kuda di masukkan ke dalam kandang, Prabu Airlangga yang penasaran dengan omongan orang tua itu tadi, bergegas mendekati lelaki tua itu yang sedang mengunci jendela rumah nya.

"Maaf jika saya lancang Ki Lurah. Jujur saya penasaran, kenapa selepas senja di wilayah kampung ini sangat berbahaya? Tolong ceritakan pada saya", mendengar pertanyaan ini, Ki Lurah Mpu Sangit terdiam sejenak sebelum berkata,

" Ada siluman berkeliaran di tempat ini... "

1
Idrus Salam
Dalam hal mendamaikan hati para wanita rupanya lebih handal Prabu Jayengrana daripada Prabu Airlangga.

Heheh
Fatur Rohman
keren
Fatur Rohman
keren
Fatur Rohman
sangat bagus..bisa buat pembaca merasakan

kerajaan dahulu
Umar Muhdhar
5
Umar Muhdhar
4
Umar Muhdhar
3
Umar Muhdhar
2
Umar Muhdhar
1
Umar Muhdhar
o
Asep Dki
bakalan tambag lgi selir nih airlangga..😆😆😆👍👍👍
andymartyn
gak terbayang bagaimana renggos, doyok ama Bancak kalau ngobrol pasti seru
Esther M
nambah bojo maning kang Ebez....sang Prabu mantabbb...
Idrus Salam
ternyata atas izin Prabu Airlangga, Tumenggung Sakri dapat menggunakan Pedang Naga Api yang menjadikan Mpu Sakri dikemudian hari adalah orang yang menyimpan Pedang Naga Api hingga ke tangan pemegang selanjutnya.
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
lo baca itu gak bangg @🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅 Dyah KencanaWangi.. KencanaWangi.. ini kembaran gw bangg satu biyung tapi beda bopo 🤣 Pendekar berilmu tinggi pulaa.. bukan main dah aah 😊🤭😎
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Ouw... lain biyung lain bopo, bilang dong 😅
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾: weh.. adek kembar gw tu... satu biyung lain bopo 😂😂
total 3 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
ha ha ha.. /Facepalm/ /Facepalm/ /Facepalm/

Tumenggung mah bebaass kalo lagi marah, siapa coba yang berani bantah, apalagi ini Tumenggung Renggos, kumis nya aja serem gitu 🤣🤣
arumazam
seraanghhhh
saniscara patriawuha.
calon bojone sopo iku.... mang eBeezzzz
Eddy Airborne
mantap
Andbie
sip lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!