Pernahkah sempat kau tanyakan pada Tuhanmu, mengapa Dia mengirim seseorang yang akhirnya selalu bersemayam di pikiran dan hatimu??
//
Siapa sangka ulah adiknya yang kabur di hari pernikahan membuatnya harus menggantikan sang adik untuk menikahi gadis pilihan Papa tercinta.
Perbedaan tabiat dan usia membuat pernikahan mereka di warnai huru hara di setiap harinya hingga akhirnya sang adik kembali di tengah mereka dan menginginkan sang gadis di saat cinta mereka perlahan mulai berbunga tanpa di sadari.
Apakah nantinya sang kakak akan melepaskan pujaan hati ataukah mempertahankan kisah mereka demi menjalani rumah tangga yang tentram setelah tahu kenyataan dari masa lalu mereka.
Mampukah gadis itu menjalani hari sebagai istri seorang prajurit padahal dirinya sangat membenci profesi tersebut karena suatu hal.
Skip untuk yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Tamu tak di harapkan.
Papa Jatmiko, Papa Seno dan Bang Herwido sudah meninggalkan tempat. Kini yang ada di ruang kerja Bang Rigo hanya ada Bang Rigo sendiri bersama dengan Rila.
Rila hanya bisa mencuri pandang karena sejak tadi Bang Rigo hanya menatapnya dengan tatapan datar namun terasa begitu tajam dan dingin.
"Kenapa Abang lihat Rila terus??? Apakah sebegitu terpesonanya Abang sama Rila."
"Hanya terlintas saja dalam pikir Abang. Apakah ada salah malaikat catat jodoh Abang?? Abang curiga jangan-jangan malaikat salah mengerti. Seharusnya Rose blackpink yang datang tapi pena macet dan terbaca Rila. Sekarang Abang pula kena getahnya." Jawab Bang Rigo sampai membelalakkan kedua bola mata Rila.
"Abang menyesal menikah sama Rila?" Sebegitu kesalnya Rila mendengar jawaban Bang Rigo.
"Untuk apa ada sesal. Abang tetap bersyukur meskipun dapatnya anak bebek macam kau."
Rila kembali meremas ujung pakaiannya karena tidak tau lagi bagaimana harus menghadapi sikap dingin Letnan Arigo. "Dasar kingkong." Gumam Rila.
"Sempat berani kau kabur lagi.. Abang hajar betul kau, dek..!!" Ancam Bang Rigo.
Rila memalingkan wajahnya, dirinya seakan mati gaya berhadapan dengan Bang Rigo.
'Tidak kabur bagaimana, aku harus kabur.'
...
tok.. tok.. tok..
Bang Rigo sibuk mengerjakan tugas dari batalyon melalui layar laptopnya. Sedemikian sibuknya sampai dirinya belum beranjak meskipun mendengar suara ketukan pintu.
"Abang tidak dengar??" Tanya Rila sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk usai mandi. Rila pun masih memakai handuk kimononya.
"Dengar."
"Kenapa tidak di buka?" Rila pun berjalan dan bersiap membuka pintu.
"Masuk kamar..!!" Kata Bang Rigo.
"Tapi tamunya......."
"Abang bilang masuk ya masuk..!! Apa kau mau membuka pintu dengan penampilan seperti itu???" Tegur Bang Rigo.
"Lalu kenapa Abang tidak segera membuka pintu?? Abang juga dengar ada ketukan pintu." Protes Rila.
"Biar saja dia menunggu, Abang sudah tau siapa yang bertemu malam begini." Jawab Bang Rigo.
Mau tidak mau Rila segera masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian. Bang Rigo beranjak kemudian membuka pintu rumah.
Terlihat jelas di depan matanya sosok yang membuat darahnya seketika mendidih.
"Cari siapa?"
"Cari Abang." Jawab Bang Dhofir.
"Masuk..!!"
~
Bang Dhofir mencuri pandang ke segala arah dan belum ada pembicaraan apapun di antara dirinya dan Bang Rigo sampai akhirnya Bang Rigo menegurnya.
"Kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan, sebaiknya keluarlah..!! Abang masih banyak kerjaan." Usir Bang Rigo secara halus.
"Aku mau minta maaf soal pernikahan Abang dan Rila."
"Sudah?????" Tanya Bang Rigo sembari menguarkan asap rokok.
"Aku merasa bersalah sudah membuat kegaduhan, aku akan maju di Batalyon dan bertanggung jawab atas semuanya. Aku akan mengambil Rila kembali." Jawab Bang Dhofir.
"Enteng sekali kau bicara. Dengan alasan dinas khusus, kau biarkan Rila melalui bebannya sendirian, kau permalukan dua keluarga dan sekarang kau mau sambil Rila kembali setelah Abang nikahi. Sebenarnya kau ini waras atau tidak??" Tegur Bang Rigo.
"Aku dengar kabar dari Wido soal KDRT yang Abang lakukan. Setelah itu aku segera berangkat kesini agar perkara ini menjadi clear, setidaknya Abang tidak kasar lagi dengan Rila."
Bang Rigo tersenyum geram mendengarnya. Sebisa mungkin ia menahan diri karena yang sedang ia hadapi adalah adik kandungnya sendiri.
Beberapa saat kemudian Rila keluar dari kamar, wajahnya begitu kalem dan tenang. Disaat itu Bang Dhofir melotot, ia sungguh tidak menyangka gadis yang akan di jodohkan dengannya dulu ternyata memiliki kecantikan di luar dugaannya.
"Begitukah caramu memandang istri Abangmu??" Bang Rigo kembali menegur adiknya.
Bang Dhofir menjadi salah tingkah mendengar teguran Abangnya tapi sungguh dirinya terpana melihat kecantikan Rila.
"Buatkan Abang kopi, dek..!!" Pinta Bang Rigo tapi tak melepaskan pandangan dari Bang Dhofir yang masih terus memandangi istrinya.
Rila segera menuju dapur tanpa jawaban apapun lagi, ia pahami bagaimana pun kesalnya dengan sikap Bang Rigo tapi kini pria tersebut adalah suaminya dan ia tidak ingin meruntuhkan wibawa sang suami di depan orang lain.
~
Rila segera kembali masuk ke dalam kamar usai menyuguhkan dua kopi di meja ruang tamu. Ia tidak peduli dengan tamu Bang Rigo, terlebih ia merasa tidak mengenalnya.
'Dia siapa ya? Kenapa Bang Rigo seperti tidak suka dengannya?'
Karena penasaran, Rila mendekatkan telinganya pada daun pintu.
\
"Kalau tujuanmu kesini hanya untuk merusak suasana, lebih baik kau pergi saja..!!"
"Sungguh niatku kesini untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah ku perbuat. Aku sudah menyadari kesalahanku, Bang." Jawab Bang Dhofir.
"Tanggung jawab dalam hal apa? Menikahi Rila?"
Bang Dhofir menunduk tanpa menatap wajah Abangnya. Ada rasa bersalah yang tidak bisa ia ungkapkan.
"Kalau saat ini Rila tidak secantik penglihatanmu, apa keinginan 'tanggung jawab' itu masih ada di dalam hatimu??" Tanya Bang Rigo.
.
.
.
.
lanjut kak Nara 💪💪💪
ga jd keripik aj udh gitu apa lagi dii jdiin keripik 😂😂😂 ngakak doang aku bisa ny 🤣🤣