Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Hima enggan memejamkan matanya sejak Ganin keluar dari kamarnya beberapa jam yang lalu. Bayangan Ganin yang mengecupnya hanya sekilas membuatnya merasa jika dirinya seolah sudah bersalah pada Nanda.
Tapi... Nanda saja sudah tidak ada bukan?
Entah sampai kapan perasaan ini akan terus ada. Sejahat apa pun pengkhianatan kamu Nda, aku belum bisa melupakan bahwa aku masih mencintaimu! Batin Hima sambil menatap atap kamarnya.
Suara pintu kamar Ganin terbuka dan suara Ganin pun terdengar seperti sedang menelpon seseorang.
[Saya segera ke kantor!]
[.....]
[Siap pak!]
Ganin memasukkan kembali ponselnya. Ia menyempatkan menoleh ke pintu Hima sebelum mengunci kamarnya. Ia tersenyum tipis.
Tapi setelah itu, ia pun berlalu menuju ke sepeda motornya yang terparkir di depan.
Hima sempat mengintip Ganin di jendela, dan Ganin sebenarnya melihat pergerakan Hima di balik pintu karena bayangan dari lampu kamar Hima.
Jadi...kalau dia pergi malam-malam tuh ke kantornya? Monolog Hima.
Pagi harinya, Hima keluar dari kamarnya. Pintu kamar Ganin masih tertutup dengan lampu yang masih menyala. Mungkin laki-laki itu belum pulang.
Hembusan nafas dalam-dalam keluar dari bibir Hima. Beberapa hari terakhir selalu berangkat dan pulang bersama Ganin, Hima merasa ada yang kurang.
Benarkah Ganin sudah mulai menelusup di dalam hatinya?
Tas ransel kecil sudah ada di punggung Hima. Seperti biasa, gadis itu menunggu angkot langganannya. Dan tak butuh waktu lama angkot pun datang.
"Ih...si neng kenapa cemberut gitu?", tanya supir angkot yang memang akrab.
"Belom sarapan bang!", jawab Hima asal walaupun jujur dia memang belum sarapan sih. Hima menguap dan menutup matanya. Lumayan lima menit kan merem? Semalaman susah tidur sih!
Baru jalan beberapa meter, seorang pengendara motor mepet di samping supir. Supir angkot itu hampir kesal.
Tapi saat si pengendara membuat helm full facenya, supir itu mengernyitkan alisnya.
"Bang, nepi dong bang! Saya mau jemput calon istri saya yang lagi ngambek!", teriak Ganin. Ya, pengendara motor besar itu adalah Ganindra.
"Calon istri? Yang mana?", tanya si supir yang juga masih cukup muda.
"Sebelah Abang, tolong ya bang! Demi kesejahteraan bersama!", kata Ganin. Sopir itu menoleh ke Hima dengan laju kendaraannya yang masih berjalan stabil. Untung di belakang mereka tak macet.
"Neng, di cariin calon suaminya tuh!", kata sopir angkot pada Hima yang sedang memejamkan matanya.
Gadis itu benar-benar tidur!!!
Tak lama kemudian, seorang penumpang turun membuat Ganin mendahului angkot. Angkot itu berhenti dan Hima yang merasakan mobil di rem pun membuka matanya.
"Udah sampai bang?", tanya Hima.
"Belom neng. Tuh calon suaminya mau ngajak ngobrol kali, belom jadi suami istri aja udah berantem kabur-kaburan. Gimana kalo udah pada nikah!", sopir itu menggeleng pelan.
Belum juga Hima mencerna ucapan sopir angkot, tiba-tiba pintu terbuka. Hima sedikit terkejut saat mengetahui jika Ganin lah yang membuka pintu angkotnya.
Lelaki itu meletakkan uang dua puluh ribuan di dasbor angkot.
"Makasih ya bang?!", kata Ganin dan mencoba menarik Hima dari joknya.
"Makasih juga bro!", sahut sopir.
"Eh...eh... Ganin, apaan sih kamu!", kata Hima kesal karena tiba-tiba ia di ajak keluar dari angkot.
Angkot itu pun langsung melesat usai Hima keluar dari angkot.
"Kamu apa-apaan sih!", Hima menghentakkan tangannya dari cekalan Ganin.
"Aku kan udah chat kamu. Tunggu aku, kita berangkat bareng! Semalam aku piket Hima...!", kata Ganin.
"Aku bisa berangkat sendiri!", kata Hima ketus.
Tapi dasar Ganin, lelaki itu menyeret Hima ke motornya.
"Ganindra!", pekik Hima. Sontak mereka jadi pusat perhatian orang-orang yang ada di pinggir jalan.
"Marahnya di tunda dulu ya, kita bicara lagi nanti. Sekarang kita harus kerja! Nanti keburu Bayu ngomel kalo kamu sampai telat!", kata Ganin pelan.
Hima melipat kedua tangannya di depan perut. Wajahnya cemberut dan mungkin masih sangat marah terhadap Ganin.
"Masih ngga mau berangkat bareng? Mau aku cium di sini, heum?", ancam Ganin. Hima membelalakkan matanya.
Ucapan Ganin yang menurut Hima vulgar itu bersamaan dengan orang-orang yang melintas di trotoar.
Mereka berbisik-bisik mungkin juga sedang mentertawakan kedua sejoli itu.
"Ayoook!", Ganin membimbing Hima untuk menaiki motor besarnya yang sudah di perbaiki. Meski gondok, Hima tetap mau menaiki motor Ganin.
Setelah keduanya sama-sama siap, mereka pun meluncur.
Hima seolah sedang menjaga jarak dengan Ganin. Seperti biasa, Ganin iseng memainkan remnya hingga membuat Hima mau tak mau memeluk pinggang Ganin.
Ganin bisa melihat Hima yang kesal dari spionnya. Polisi tampan itu mencoba memahami Hima yang merasa di bohongi. Dan mungkin akan semakin sulit mempercayai orang lain, apalagi laki-laki!
Mereka pun tiba di parkiran gedung itu. Meski sedikit kesusahan, akhirnya Hima turun dari motor tanpa bantuan Ganin.
Setelah meletakkan helm, gadis itu sudah siap melangkah tapi Ganin menahan tangannya.
"Lepas?!", pinta Hima. Bukannya melepaskan, Ganin justru menggandeng Hima.
"Pak Ganindra!", pekik Hima. Mendengar sebutan yang agak lain dari Hima, Ganin menoleh pada Hima.
"Iya, Ma...!", sahut Ganin.
Dari sudut yang berbeda ada anak lori yang mendengar mereka justru menanggapi kedua sejoli itu dengan ledekan.
"Ciye....yang udah manggil mama papa ...! Hahahah!", ujar beberapa anak lori itu. Ganin justru ikut tertawa mendengar ledekan rekannya tersebut.
Hima pun menghentakkan tangannya yang di gandeng Ganin. Setelah itu ia bergegas lari mengekor di belakang anak lori yang juga akan memasukkan kartu absennya.
Suara ledekan itu masih terdengar di telinga Ganin. Hima yang memang terbiasa galak pada mereka, tak membuat mereka menghentikan ledekannya.
Ganin berjalan pelan menuju ke showroom. Masih ada waktu setengah jam sebelum showroom itu buka.
Ganin tak sengaja melihat seseorang yang kemarin bersama Bayu. Dia menatap Ganin dengan pandangan yang ngajak gelud!
Ganin yang pura-pura polos itu pun melengos saat di tatap seperti itu.
Dia siapa ya? Kalau karyawan sini, kenapa ngga pakai seragam? Dan kalau bukan karyawan sini, untuk apa dia pagi-pagi di sini?
Ganin memilih berjalan ke gudang showroom bukan gudang Hima usai memasukkan kartu absennya. Tas ranselnya Ganin letakkan di lokernya. Seperti halnya rekan lainnya yang menyimpan barang mereka di sana.
Beberapa Pa ada di sana, Ganin bergabung dengan mereka. Ada yang welcome seperti keset ,ada pula yang cuek seperti bebek.
Ganin tak mau ambil pusing. Lebih baik ia ngobrol dengan yang mau bersikap baik padanya.
Helga datang ke gudang itu memberikan instruksi kepada mereka. Tanpa membantah, mereka pun melakukan apa yang Helga perintahkan.
Bayu yang baru tiba di depan ruangannya, melihat keberadaan Ganin.
Dua pasang mata itu saling bersitatap. Bayu masih kesal karena orangnya gagal membuat Ganin celaka dengan motornya.
Tapi setelah itu, sebuah senyuman licik terbit di bibir Bayu. Ganin sampai memicingkan matanya dan menatap Bayu dengan curiga.
Ia curiga dengan senyuman Bayu. Ganin yakin jika Bayu pasti sedang merencanakan sesuatu lagi.
🍃🍃🍃🍃
Hari pertama puasa...
Semangat kuyyyu 👍👍👍👍
Terimakasih 🙏✌️
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖