Ketulusanku

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.15 menit. Remaja tujuh belas tahun tersebut sejak tadi mondar mandir layaknya setrika. matanya kembali melirik ke arah jam di dinding, Sebentar lagi jam setengah sebelas malam. Tapi sang kakak belum pulang juga, Kemana Aditya pergi..

Setelah melihat sang kakak pergi sore tadi sampai sekarang Aditya belum kembali. Entah kemana pria itu, Shayra tidak tau. Shayra hanya takut saja terjadi sesuatu dengan pria dua puluh delapan tahun tersebut. Apalagi mengingat ucapan Eli bahwa sebelum pergi, Aditya sempat adu mulut dengan si nenek sihir Aline. Terlebih Papanya baru beberapa jam yang lalu berangkat ke luar kota. Pria paruh baya itu seperti sudah tidak peduli lagi terhadap Sang kakak.

Sementara sang mama? biasanya waktu itu sudah tidur di jam segini. Dan lagi pula tidak biasanya sang kakak tidak pulang. Shayra hanya takut jika Aditya kembali mabuk itu saja. Kejadian kecelakaan sepuluh tshun yang lalu dan terenggutnya kehormatan Kanaya membuat Shayra was was.

Setelah cukup lama mondar mandir disana, ia menjentikan jarinya. Shayra tau harus kemana, Hanya pria itu yang bisa mengetahui keberadaan sang kakak jika sudah tidak pulang begini. Ya, lebih baik ia pergi ke apartemen pria itu sekarang , ini semua demi kebaikan.

Remaja tersebut mulai bersiap pergi,Ia membuka pintu dengan hati-hati. Shayra menengok ke kanan dan ke kiri, Memastikan agar tidak ada satu orangpun mengetahui keberadaannya saat ini.

Merasa sudah sangat sepi, Shayra berjalan dengan kaki sedikit berjinjit agar langkah kakinya tidak terdengar. Sampai ruang tengah, Shayra segera bersembunyi ketika mendengar langkah kaki.

"Kayak ada orang.. siapa sih.."Suara itu membuat Shayra menutup mulutnya. Ia semakin tidak bergerak tatkala melihat bayangan sang mama berjalan kearah kearahnya.

"Hello.. apakah ada orang..

"Meeoong..."Mayang menghentikan langkahnya, Wanita paruh baya itu seperti celingak celinguk.

"Oh kucing ternyata.."Remaja cantik itu mengelus dadanya. Sang mama memang sedikit meresahkan.

Setelah kepergian Mayang, Shayra segera keluar dari tempat persembunyiannya. dengan cepat-cepat ia menuju pintu utama. Ia keluar dan menyuruh Bang Boim agar menghantarkannya ke suatu tempat.

Boim menurut saja. Dan disinilah Sekarang Shayra berada. Di depan salah satu apartemen seseorang pria kesayangan Shayra.

Ting tong...Ting tong..

Sementara pemilik apartemen berdecak kesal ketika mendengar suara bel. Erik yang baru saja hendak memejamkan matanya harus bangkit kembali menuju ke arah pintu.

"Siapa sih.. jam segini namu.. ganggu orang mau tidur aja.."Gerutu pria itu. Erik sampai di pintu, sebelum membukanya, Erik melihat terlebih dahulu melalui lubang intip disana. Ingin tau saja Siapa yang hendak bertamu di tengah malam begini..

Erik melebarkan matanya ternyata bukan orang lah yang datang melainkan kekasih kecilnya. Sedang apa dia berada disini..

Erik segera membuka pintu dan menarik remaja cantik tersebut ke dalam.

"Sedang apa kau disini..Dan pakaianmu.. astagaaa...

"Maaf kak.. Kak Aditya belum pulang dari sore tadi.. aku cuma khawatir tau.. dan papa pergi ke luar kota, aku gak tau mau cari kakak kemana.. makanya aku kesini.. siapa tau kamu tau.. dimana kakak berada..." Pria dua puluh enam tahun itu mengusap wajahnya kasar.Ia tidak habis pikir Shayra begitu tekad datang ke apartemen nya, mana pakaiannya terbuka banget lagi.

Tanpa mengatakan apapun Erik kembali masuk ke dalam kamarnya. Pria itu meraih jaket jeans dan memakaikannya pada tubuh kekasih kecilnya yang cukup terbuka.

"Kalau mau keluar malem-malem itu pakaian yang sopan.. ngerti.. ",Shayra mengangguk sebelum Erik menarik gadis remaja tersebut keluar untuk mencari keberadaan Aditya.

Tiga puluh menit perjalanan, Mobil itu sampai di sebuah tempat hiburan malam. Sebuah tempat yang biasa manusia-manusia menghilangkan strees.

"Kamu gak perlu ikut.. biar aku yang masuk..

"Tapi aku penasaran kak...

"Jangan.. di dalem gak baik buat kamu.. biar aku aja yang masuk...

"Dengan pakaian kayak gini..."Erik menunduk. Pria tampan itu menepuk keningnya. Bisa-bisanya ia pergi ke tempat seperti ini hanya mengenakan piyama. Mana motifnya lucu lagi..

Shayra tertawa tiada henti sungguh kekasihnya itu sangat menggemaskan.

.

.

.

Tak berselang lama. Erik keluar dari tempat laknat itu bersama Aditya yang sudah mabuk berat. Dengan di bantu bang boim Erik membawa masuk sang bos ke dalam mobil pribadi kediaman Tuan Wira.

"Makasih ya... udah bantuin aku nyari kakak. ..

"Iya... sekarang kamu pulang gih.. ,"Sebelah tangan Erik terangkat mengacak-acak rambut Shayra.

Cup..

Tanpa Erik duga, Jika kekasih kecilnya berani melakukan hal demikian. Pria itu tersenyum dan mencubit pipi Shayra dengan gemash.

"Kamu makin nakal yah..

"Hehe maaf... yaudah aku pergi dulu bye...."Erik mengangguk dan membiarkan Shayra pergi. Pria itu tersenyum lagi sembari menyentuh pipinya.

Sedangkan Didalam sebuah mobil mewah itu, Shayra menarik nafas berkali-kali ketika mendengar sang kakak yang terus meracau sejak tadi.

"Aya... kamu dimana sayang.. kakak kangen Ay...Kakak janji akan perhatiin ka..mu..

Shayra menghela nafas, giliran gini di sebut-sebut di suruh balik. Dari dulu kemana aja.. Giliran orangnya udah gak ada di cari, pas ada di siasiain.

Tak butuh waktu lama, Mobil hitam itu terhenti. Bang Boim segera merangkul Sang Tuan dan membawanya masuk.

Sampai di ujung tanggal, Bang Boim berpapasan dengan Aline yang datang dari dapur dengan membawa satu gelas susu hamil.

"E.. itu.. Aditya kenapa bang...

"Ya mabuk lah.. pakek tanya lagi .."Sahut Shayra yang tiba-tiba muncul tampak kesal.

"Kok bisa..?

"Ya bisalah.. makanya kalo punya Suami itu di jaga! Gak ikut punya suami aku ikut repot..."Ucap Shayra mengomel dan segera pergi dari sana.

"A...ya... Pu. lang saya..ng...."Aline memutar bola matanya malas, Aya lagi, Aya lagi bosan mendengarnya. Wanita dua puluh lima tahun itu segera menyuruh Bang boim agar segera membawa Tuannya ke atas menuju kamarnya.

"Dasar suami gak berguna nyusahin aja..

.

.

.

TBC