Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Sadar
Setelah pertempuran yang sangat panas kemarin, Dinda terbang lebih dulu dan dia melihat Daniel yang masih tertidur dengan begitu pulasnya. Pikirannya kembali melayang, dan bayang-bayang percintaan panas diantara mereka berdua masih memenuhi isi kepada dunia saat ini. Dia benar-benar tidak percaya bahwa dia dan Daniel sudah melakukan hal itu. Dian baru merasakannya dan ternyata rasanya sangat sakit luar biasa di saat pertama, tapi bisa berubah menjadi sebuah kenikmatan yang tidak terkira lagi.
******* demi ******* keluar begitu saja dari bibirnya seolah-olah dia sudah sering melakukan hal itu dan indah tidak mengetahuinya apakah itu naluri atau apa. Tapi yang jelas, saat Daniel hendak melepaskan tembakkannya, Dinda merasa bahwa senjata perang itu semakin membesar dan juga terasa penuh dan sesak di dalamnya.
"Shh ..., kenapa rasanya perih sekali?" Dinda mendesis merasakan perih di bagian intinya yang memang terasa sakit dan sepertinya terluka, robek atau apa.
"Aku harus bangun sebelum dia bangun! Aku takut jika dia berpikir yang tidak-tidak nantinya!"
Susah bang adinda berusaha untuk turun dari atas tempat tidur dan mengambil pakaian yang tersisa walau sudah tidak berbentuk lagi tapi setidaknya itu bisa menutupi tubuhnya hingga sampai ke dalam kamar. Di dalam kamarnya, Dinda langsung berjalan ke dalam kamar mandi dan membasahi tubuhnya. Dia berdiri di bawah guyuran air shower dengan tubuh nakednya.
Dinda masih memikirkan segalanya bagaimana bisa dia telah melakukan hal itu bersama dan yang membuatnya lebih percaya lagi adalah, kepuasan yang membuatnya Daniel membenamkan seluruh senjata perangnya di dalam inti tubuh Dinda yang terasa penuh, panas, perih dan ada hal yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata karena dia tidak tahu perasaan seperti apa yang dirasakannya tadi malam. Tapi yang jelas, Dinda seperti merasakan empat kali buang air kecil padahal itu bukan air kencingnya, melainkan air kenikmatan yang keluar di saat dia merasa sampai di puncaknya.
"Astaga, tolong hilangkan semua itu dari pikiranku. Aku tidak ingin terus mengingatnya lagi, tidak aku tidak ingin mengingatnya lagi." ucap Dinda yang berusaha untuk melupakan apa yang telah terjadi di antara mereka tadi malam. Setelah mandi pun tidak berusaha agar dia bisa masak dan membuatkan sarapan untuk Daniel sebelum berangkat ke sekolah. Rasanya dia ingin libur tapi dia tidak mungkin melakukannya karena hari ini ada ulangan yang harus mereka kerjakan.
Dinda sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dan dia langsung berangkat ke sekolah dan membawa bekal. Entah berapa lama Daniel tertidur, dia bangun dari tidurnya karena merasa terganggu dengan cahaya matahari yang semakin naik dan menyengat tubuhnya saat ini.
"Oh ****!" umpatnya saat merasakan kepalanya bergoyang dan pusing. Dia tau jika ini akibat dari banyaknya minuman alkohol yang dikonsumsi yang tadi malam.
"Oh God! Apa ini?" tanda-tanda ketika dia sadar bahwa tubuhnya saat ini tidak memakai pakaian apapun. Dia benar-benar telanj*Ng dan saat dia menyibakkan selimut, Daniel melihat ada bercak darah di atas sprei kamarnya. Dia kembali berpikir dan saat mengingatnya, Daniel baru sadar jika dia melakukan hal itu dengan Dinda tadi malam.
"She's really still a virgin?" tanya Daniel dengan kaget ketika melihat bukti jika Dinda memang masih perawan. Sungguh, dia tidak bisa berkata-kata lagi saat ini. Daniel langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya karena dia harus berbicara dengan Dinda. Apa yang mereka lakukan tadi malam ini memang salah satu dari bagian yang tertera di surat kontrak tersebut dan dia mendapatkan keintiman yang sangat luar biasa dengan Dinda.
"Oh my God! bagaimana bisa aku kasih terus saja mengingat keindahan kami berdua?" tanya Daniel dengan frustrasi. Dia terus aja mengguyur tubuh karena di bawah air shower sama seperti apa yang dilakukan tadi karena saat mau dia juga memikirkan hal yang sama. Dia masih memikirkan bagaimana bisa dia menyetubuhi Dinda seperti itu tadi malam, apalagi sampai menjadi yang pertama bagi gadis yang sudah tidak gadis lagi itu.
"Damn!" umpatnya lagi. Daniel langsung bersiap dan menyukai kegiatannya setelah Dia merasa bahwa dirinya benar-benar sudah selesai dan siap untuk bicara dengan Dinda.
"Dinda ...!" teriak Daniel memanggil nama Dinda namun dia tidak mendapati apapun dalam apartemennya selain sarapan yang sudah tersaji di meja makan. Melihat jam yang ada di dinding, dia yakin dan berpikir bahwa dunia pasti ada di sekolahan saat ini. Itu terlihat jelas dengan sebuah surat yang ditinggalkannya.
Om, aku sekolah ya. Ini sarapannya udah aku siapin! Selamat makan om Daniel.
Daniel membaca surat tersebut dan meremasnya. Dia harus menunda pembicaraannya dengan Dinda karena memang dia sedang sekolah saat ini. Entah mengapa, setelah sarapan dan memutuskan untuk menunggu Dinda di depan sekolahnya. Dia mendapatkan semua informasi itu dari Kevin, teman sesatnya karena memang sugar baby-nya Kevin adalah temannya Dinda.
"Hais, kemana dia?" tanya Daniel saat panggilan telpon darinya belum juga di jawab oleh Dinda hingga saat ini. Tepat saat panggilan tersambung, Daniel langsung meminta Dinda untuk keluar dari sekolah dan menemuinya.
"Halo, Om Da-"
"Keluar dari sekolahmu sekarang karena aku ingin bicara! Cepat, aku tidak memiliki waktu banyak untuk bicara denganmu seperti ini karena nanti malam aku akan berangkat ke Singapura untuk menjalankan bisnis!" titah Daniel yang membuat Dinda langsung keluar dari ruangan kelasnya untuk menemui Daniel di depan sekolahnya.
Dia berjalan dengan susah payah menahan rasa sakit di bagian intinya. Sedangkan Daniel yang masih berada di dalam mobil langsung keluar begitu saya dari maunya ketika melihat Dinda yang menuju ke arah mobil yang saat ini.
"Om, mau apa?" tanya Dinda ketika melihat Daniel yang berada di sekolahnya seperti ini.
"Kau harus tau jika apa yang terjadi antara kita itu adalah salah satu dari isi yang tertera di dalam kontrak. Ingat, jangan pernah mengharapkan apapun dari apa yang telah kita lakukan semalam. Aku dan kamu, tidak memiliki hubungan apapun selain hubungan pekerjaan. Kita sama-sama diuntungkan di dalam bisnis ini, jadi jangan pernah berpikir bisa menuntutku dengan hal-hal yang tidak masuk akal itu. Itu urusanmu untuk mencegahnya agar tidak tumbuh. Ingat Dinda, aku tidak ingin benih ku tumbuh di rahim wanita sepertimu. Terserah, lakukan apa pun agar benihku tidak tumbuh! Ini uang dua juta, untukmu dan pegang itu. Aku harus pergi ke Singapura siang ini juga dan kau bisa menggunakan kartu itu dengan baik!"
...****************...
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤