Shanum mendapat kabar bahwa ayahnya sakit. Demi menuruti permintaan sang ayah, ia pun harus rela menjalani perjodohan dengan seorang pria.
Siapa sangka pria yang dijodohkan dengan dirinya adalah Arga, mantan kekasih Shanum yang pernah menggores luka mendalam di masa silam. Membuat Shanum trauma untuk menjalin cinta lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
Mobil yang dikendarai oleh Arga pun tiba di depan butik. Shanum melepaskan sabuk pengamannya, bersiap hendak turun dari mobil. Namun, Arga langsung mencegah Shanum saat wanita itu hendak membuka pintu.
"Ada apa?" tanya Shanum melirik ke arah tangannya yang digenggam oleh Arga.
"Kamu mau langsung pergi begitu saja, Sha?" tanya Arga pada istrinya itu.
"Lah iya. Emangnya kenapa?" Shanum kembali bertanya lagi, karena merasa bingung dengan sikap suaminya itu.
"Setidaknya cium tangan dulu, pamitan gitu, jangan pergi begitu saja," jawab Arga.
"Oh iya. Aku lupa kalau aku sudah punya suami," ujar Shanum langsung mencium punggung tangan suaminya itu.
Arga tertegun dengan kalimat yang dikatakan oleh istrinya itu. "Tadi kamu bilang apa? Lupa kalau ada suami? Semudah itu kamu melupakanku, Sha!"
Arga benar-benar tak percaya dengan tingkah istrinya itu. Bagaimana bisa dia lupa kalau dirinya sudah bersuami.
"Bercanda suamiku! Lagi pula kamu bucinnya kelewatan," ujar Shanum sembari mencubit pelan pipi Arga.
"Ya sudah, kalau begitu aku mau masuk dulu ya. Kamu hati-hati di jalan, Ga." Shanum pun kembali bersiap membuka pintu mobil tersebut dan turun dari kendaraan milik suaminya itu.
"Nanti kabari aku kalau mau pulang. Pokoknya titik tidak pakai protes," ujar Arga.
"Yang benar tidak pakai koma, Ga!" ucap Shanum meralat kalimat suaminya itu.
"Kalau begitu aku berangkat dulu ya."
Shanum menganggukkan kepalanya lalu kemudian melambaikan tangan saat mobil yang dikendarai oleh suaminya itu mulai melaju. Wanita itu tersenyum menatap mobil yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya.
"Dia bucin, tapi aku suka," gumam Shanum.
Shanum masuk ke dalam butiknya. Ia pun mendapat kejutan dari karyawan butiknya sembari meletuskan balon yang berisi potongan kecil kertas warna warni, serta tiupan terompet ulang tahun.
"Ada apa ini? Aku tidak ulang tahun," ucap Shanum sembari membersihkan dirinya dari potongan kertas yang menjatuhinya.
"Selamat atas pernikahannya Bu Shanum!" seru para karyawan tersebut.
Shanum pun baru mengerti bahwa kejutan ini diperuntukkan dirinya karena baru saja menikah. Memang wajar sih, karena sejak menikah Shanum belum pernah berkunjung ke butik.
"Ah iya, terima kasih." Shanum tersenyum lebar dan berucap terima kasih pada para karyawannya itu karena sudah mempersiapkan kejutan untuk dirinya.
Shanum memang memperlakukan karyawannya itu sangat baik. Tak heran jika mereka juga memperlakukan Shanum dengan baik juga.
Di lain tempat, Arga baru saja tiba di kantor. Pria itu juga banyak mendapatkan ucapan selamat dari pegawainya.
Tak lama kemudian, Tia sang sekretaris pun mendekat pada atasannya itu. Berdiri di samping Arga dan masuk bersama ke dalam lift.
"Apakah tidak ada masalah dengan urusan kantor?" tanya Arga.
"Tidak ada, Pak. Pak Dendy telah menyelesaikan semuanya dengan baik," jawab Tia.
"Syukurlah kalau begitu," jawab Arga.
"Saya mengucapkan selamat untuk pernikahan Pak Arga. Pak Arga terlihat lebih bahagia dari sebelumnya," ujar Tia.
"Benarkah? Apakah sungguh sangat terlihat jelas?" tanya Arga lagi.
"Iya, Pak. Saya sudah bekerja dengan Pak Arga sudah beberapa tahun lamanya. Dan baru kali ini Pak Arga terlihat begitu bersemangat," jawab Tia.
Arga tersenyum, "Iya, aku memang sangat berbahagia atas pernikahan ku, karena aku menikah dengan gadis yang telah lama ku cintai," balas Arga melangkahkan kakinya keluar dari ruangan sempit itu setelah pintu lift terbuka.
Sementara Tia, ia memperhatikan punggung Arga yang mulai menjauh darinya. Raut wajahnya mulai berubah, dalam hatinya pun berucap.
"Berbahagia atas pernikahanku? Ck! Yang benar saja," gumam Tia sembari memutar bola matanya dengan malas.
Bersambung ....
Maafkan aku ya gengs, karena membuat kalian menunggu sampai bertahun-tahun 😅 Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca karyaku sampai selesai. Berkat dukungan dari kalian, aku bisa menamatkan kisah Arga dan Shanum. Berat sih, sangat berat namatinnya karena aku dilanda mager bgt, ngga cuma itu aja aku juga males mikir. Astaga🤦....
Sebenarnya kisah Shanum dan Arga ini diambil sedikit dari kisahku, dimana aku yang sampai saat ini masih menjadi pejuang garis dua. Semoga saja ya, Allah mempercepat karena umurku hampir kepala 3😅
Intinya aku berterima kasih sebanyak-banyaknya sama kalian, tanpa kalian aku hanyalah remahan rengginang yang berada di kaleng Khong Guan. Udah dulu ceramahnya, semoga kita berjumpa lagi di karya aku yang lainnya. Biar ngga bosen nunggu, baca aja yg tamat wkwkwk. Itu pun kalau kalian berkenan hahaha ....
Udah ya, udah sangat panjang. Ngetiknya di kolom komentar biar nanti jadi top komen wkwkwkw. Sekian dan terima kasih. Ketjup manjahhh dari othor termager ini 💋💋💋💋💋♥️♥️♥️