Nuna yang berniat menggrebek calon suaminya yang sedang berselingkuh di hotel tapi nasib nya begitu sial karena dia malah di sangka seorang menjual diri.
"Hey lepaskan aku!"
"Apa kau sedang membuat drama, dasar wanita murahan! Cepat puaskan aku atau aku tidak akan membayar mu sepeserpun!"
Malam yang tak seharusnya benar-benar merubah kehidupan Nuna, apalagi setelah Nuna mengetahui jika yang mengambil kesucian nya itu adalah Ananda Haidar, bos di tempat dia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30.
Di supermarket Haidar nampak kebingungan mencari pembalut yang di minta Nuna, dia sudah mencari ke beberapa rak tapi belum melihat pembalut yang seperti Nuna mau.
"Sebenarnya seperti apa pembalut itu, apa seperti roti? atau seperti makanan?" gumam Haidar kebingungan.
Haidar merasa dia pasti bisa tanpa meminta bantuan seseorang, tapi yang terjadi malah dia semakin kebingungan mencari satu barang saja.
"Ada yang bisa di bantu tuan?" tanya pegawai mendekati.
"Tidak" balas Haidar enggan meminta tolong.
Haidar meleos pergi dan kembali berjalan di lorong yang berisi rak persabunan.
Saat Haidar berjalan tiba-tiba dia melihat gadis muda yang sedang berdiri tak jauh dari tempat nya berdiri.
Haidar mendekati gadis muda itu, lalu melihat apa yang sedang di ambil oleh gadis muda itu.
"Hey kau membeli alat kontrasepsi untuk apa?" tanya Haidar kaget.
Hah?
"Tidak ada" balas gadis muda itu kaget.
Dan reflek menjatuhkan barang yang akan dia beli.
Haidar mengambil barang yang akan di beli gadis muda itu, dan dia melotot melihat alat kontrasepsi yang akan di beli gadis muda itu.
"Apa yang akan kau lakukan dengan alat ini?" tanya Haidar dengan wajah kaget nya.
"Nggak usah so kaget gitu om, ini alat untuk kesenangan om juga suka kan pakai ini" balas gadis muda itu ketus.
"Mana ada, aku lebih suka langsung dari pada memakai barang seperti ini" Haidar menyimpan kembali alat kontrasepsi itu ke tempat nya.
Lalu kembali melirik gadis muda yang masih memakai pakaian sekolah itu.
"Kau masih SMA, jangan rusak masa depan mu dengan kesenangan yang hanya bertahan untuk sesaat" kata Haidar lagi.
"Berisik, Sama-sama nakal kenapa berisik. oh iya om kan badan nya besar pasti kecil kan anu nya" gadis itu malah balik menyerang Haidar.
Apa!
Haidar nampak terkejut mendengar tuduhan anak bau kencur itu.
Yang benar saja milik nya kecil, bahkan Haidar rasa milik nya terlalu besar untuk ukuran pria normal.
"Kau masih kecil, jangan aneh-aneh sekolah yang benar" Haidar kembali mengingatkan.
"Om siapa? papa ku?" tanya gadis itu.
"Tentu saja bukan, aku masih muda mana pantas punya anak gadis" sewot Haidar.
"Ya sudah jaangan campuri urusan ku, urus saja titiidd om yang kecil itu, kasihan pasti istrinya nggak puas terus pasti__" ucap gadis muda itu terpotong.
"Bawa ini, kau sangat berisik sekali pantas untuk menjadi istri sahabat ku" kata Haidar sambil meleos pergi.
"Istri siapa om?" tanya gadis muda itu lagi.
"Kenapa kau mengikuti ku, pergilah aku sedang tidak ada uang receh untuk sumbangan" kata Haidar ketus.
"Om istri siapa om, teman om punya istri yang wajahnya seperti aku? atau gimana om?" tanya gadis muda itu lagi.
Membuat Haidar menghentikan langkah kakinya, lalu dia melihat gadis muda di depan nya.
"Carikan aku pembalut bersayap dulu, setelah itu aku akan menjawab pertanyaan mu" kata Haidar sambil melihat gadis muda itu.
"Merek apa om?" tanya nya lagi.
"Merek x saja, yang banyak" balas Haidar cepat.
Dan gadis muda bernama Azura itu langsung mencarikan barang yang di minta Haidar.
Tak tanggung-tanggung Azura memasukkan 10 bungkusan besar ke troli milik Haidar.
"Udah om, jadi siapa istri teman om yang mirip aku?" tanya Azura dengan wajah penasaran nya.
Haidar melihat pembalut dalam jumlah banyak di troli nya, dia baru tahu jika pembalut itu seperti ini dan bungkusannya cukup besar.
"Om" panggil Azura.
"Oh itu, aku tidak mengatakan kau mirip istri teman ku tapi aku menyumpahi mu supaya menikah dengan teman ku yang menyebalkan" kata Haidar santai.
Apa!
Azura nampak kecewa dan hal itu terlihat dari wajahnya yang tidak bersemangat lagi.
Haidar mengambil sejumlah uang lalu memberikan pada Azura.
"Ini imbalan mu karena membantu ku mencarikan pembalut, jangan di pakai membeli alat kontrasepsi ingat untuk menyayangi diri sendiri" Haidar kembali mengingatkan sekalipun dia juga bukan orang suci.
Tapi melihat Azura yang seorang gadis muda dan menurutnya Azura masih memiliki mimpi dan harapan masa depan yang cerah membuat Haidar merasa harus menasehati gadis muda itu.
...Setelah mendapatkan cemilan Haidar pun langsung ke kasir dan menbayar tagihan belanjaan nya....
****
Di sisi lain Liana nampak baru menelpon Rama, dimana Rama mengatakan jika dia juga di kota yang sama dengan nya.
"Kamu bisa ke hotel x sayang, aku di sini" kata Liana terlihat senang.
"Mungkin nanti malam, hari ini pekerjaan ku cukup banyak" balas Rama.
"Ya sudah tidak masalah yang penting kita bisa bersama lagi, oh iya Mami meminta tas apa kamu bisa mengirimkan uang tabungan kita?" tanya Liana.
"Berapa?" tanya balik Rama.
"Tas mami mungkin berharga puluhan juta, aku minta 100 juta saja untuk membeli Oleh-oleh lain nya" lanjut Liana lagi.
Sebenarnya uang tabungan itu lebih banyak milik nya, sedangkan Rama uang Rama lebih banyak di pegang Mami nya.
Liana tak masalah karena menurut nya keduanya bisa menabung di dua tempat, sedangkan untuk Liana dia memegang uang sisa tabungan nya tapi tak banyak karena Liana ingin segera memiliki rumah mewah agar tidak tinggal di rumah Rama yang menurutnya kecil.
"Bagaimana kalau 50 juta saja, kamu masih punya pegangan kan di ATM pribadi pakai saja itu jangan uang tabungan kita" kata Rama lagi.
"Oh begitu ya, ya udah nggak papa aku pakai yang ada aja. kamu sudah makan?" Liana bertanya.
"Sudah, tadi" balas Rama cepat.
"Sama apa?" tanya Liana nampak bersemangat.
"Makan sama apa juga harus banget di bahas? sudahlah aku banyak kerjaan, bye" Rama langsung menutup panggilan nya sepihak.
Tut!
Liana melihat layar ponsel nya, lalu menghembuskan nafasnya pelan.
"Susah banget mau mesra-mesraan, aku harus mengajukan Cuty, aku nggak mau jika terlalu lama menunda honeymoon. aku mau hamil anak Rama agar tidak ada alasan Rama mau berpisah diriku, aku mencintai Rama" gumam Liana nampak serius.
Liana masih memiliki ketakutan jika Rama akan berpaling darinya dan kembali mencintai Nuna, apalagi Nuna sekarang semakin cantik karena perawatan nya mahal tidak seperti dirinya yang masih perawatan yang harganya jauh di bawah Nuna.
