Transmigrasi Anak Miliarder

Pagi tiba, udara semakin dingin bahkan hari ini terjadi badai salju, hingga membuat semua orang tak bisa ke mana-mana, aktivis lumpuh belum lagi badai salju kali ini begitu lebat bahkan orang-orang pun tak bisa keluar dari rumah nya.

"Hufttt El bocan. " El kini duduk di depan jendela, memandang salju yang turun. Arkan sedang mengecek beberapa dokumen penting, sedangkan Clara tengah di kamar mandi. Masih menggunakan baju tidur, El kini terus menatap salju, hingga balkon hotel tertutupi oleh salju.

"Daddy, El mau main calju boleh?" Tanya El yang sedari kemarin belum sempat bermain salju karena ya tiba-tiba dia flu, sepertinya karena perubahan iklim membuat tubuh kecil El sedikit terkejut.

" Masih sakit loh princess, semalam aja bersin terus. " Jawab Arkan. El memanyunkan bibir nya, bahkan tangan kecil El terus memegang kaca seolah El sedang memegang salju.

"Daddy keja teluc, El kan mau main. " Gumam El, namun masih terdengar oleh Arkan tersenyum sedikit

Arkanmenatap putri nya yang masih mengenakan baju tidur sedang menatap ke luar jendela. Segera Arkan menyelesaikan pekerjaan nya, karena tak tega melihat anaknya murung.

Tok...

Tok...

"Daddy, mommy." Arkan dan El langsung menoleh ke sumber suara,

dengan penuh semangat El berlari ke arah pintu hingga El hampir terjatuh karena tersandung karpet.

"Jangan lari princess astaga kamu ini bikin daddy kaget. " Untung nya El masih bisa menyeimbangkan tubuh nya hingga tak jadi mencium lantai.

" Hehehe maap daddy. " El kembali melanjutkan langkah nya, kini tidak berlari melainkan berjalan seperti biasanya. .

Ceklek...

" Loh princess udah bangun?" Tanya Kala yang kini di depan pintu bersama dengan Kenan dan Ethan.

"Huum, ayo macuk kakak. " Ajak El. Ketiga nya langsung masuk, dan saat masuk mata mereka berfokus kepada daddy nya.

"Daddy kerja?" Tanya Kala.

"Cuma ngecek doang." Jawab Arkan tak mengalihkan pandangan nya dari laptop.

"Ck, sekarang liburan bukan waktunya kerja. "Celetuk Ethan lan Membuat Arkan langsung menoleh.

" Cuma ngecek doang." Ucap Arkan. Ethan mengedikkan bahu nya, kemudian memilih duduk bersama adik-adik nya yang tengah melihat salju.

" Udah mandi belum?" Tanya Kala.

"Belum, dingin El belum mandi na. " Jawab El.

" Jorok, kan ada air hangat. " ejek kala

"Ndakapapa El udah wangi cama cantik jadi ndak ucah mandi. " Ujar El sambil mengibaskan rambutnya.

"Aduh. " Kenan memegang matanya karena tak sengaja mengenai rambut El.

" Colly ya kak Enan. " ujar El

" Gapapa. " ucap Kenan

Ceklek..

Loh udah pada bangu

"Belum, ini cuma bayangan nya." Jawab Kala membuat Clara tertawa.

"Ayo sarapan bareng, pasti udah lapar kan?" ajak Clara pada anak dan suaminya itu

"Iya, El mau ec klim. "kata El

" Loh dingin-dingin gini makan es krim, gak boleh semalem aja kamu flu sekarang belum sepenuhnya sembuh." Tolak Clara.

"Udah cembuh kok lihat hidung El ndak melah ndak hachim hachim. " Ucap El sambil menggerakan tangan nya.

" Nanti aja kalo pulang boleh makan es krim tapi disini gak boleh, bisa-bisa nanti kamu demam. " Jelas Clara dengan lembut.

"Iya." Jawab El dengan lemas nya.

"Ayo kakak gendong, kita sarapan. Ethan lan berjongkok di depan El membuat El terpekik girang langsung mengalungkan tangan nya di leher ethan.

"Goo." Ucap El dengan penuh semangat nya.

"Ayo kak Ethan. "Ujar Kenan tak kalah heboh nya. Kala hanya mengikuti sesekali mencolek lengan El. Clara tersenyum hangat kemudian menatap Arkan kini sama tengah tersenyum membuat keduanya dipenuhi rasa syukur.

." Jangan lari kak takut princess jatuh. " Ujar Kala.

"Iya. " Jawab Ethan dengan singkat nya membuat Kala mendengus.

"Loh kok di gendong?" Tanya Dena Yang baru keluar dari kamar nya diikuti oleh Andre.

"Omaaaa." El malah melambaikan tangan nya sambil tertawa karena Kenan terus menggelitiki El

" Biasa oma lagi manja." Kala yang menjawab.

"Oh gitu, mau sarapan bareng?" kata Dena

" Ayo oma, opa kok mukanya asem banget?" Tanya Kala melihat wajah Andre terlihat kesal, merajuk entahlah Kala pun bingung mendeskripsikan nya.

"Gak sopan." Andre memelototi Kaisar, sedangkan Kala hanya menyengir. .

" Biasalah masalah orang dewasa. " Jawab Andre.

" Ck kalo ditanya suka gitu terus jawab nya, awas aja nanti kalo aku udah besar opa masih ngejawab kayak gitu." sensi kala

" Sensi amat sih cucu opa yang satu ini. "Andre malah mengacak-acak rambut Kala.

"Opa, aku udah rapihin rambutnya loh ishhh malah di acak-acakkin, jadi jelek kan gak jadi deh tebar pesona sama cewek-cewek." Celetuk Kala sambi membenarkan kembali rambutnya.

"Gayamu, sayang lihat cucu kita udah ngerti cewek. " mengadu pada istrinya

" Iyalah aku normal, kalo bahas cowok baru aneh. Semprot Kaka.

"Jangan-jangan kamu udah punya pacar ya?" Tanya Andre menatap Kala dengan penuh selidik.

"Ekhemmm enggak lah masih kecil, lagian fokus sekolah. " Jawab Kala sedikit gugup. Tentu Andre yang melihat gelagat aneh Kala tertawa, kemudian menepuk pundak Kala.

"Opa dulu juga pacaran pas waktu sekolah dasar, mantan opa banyak." Bisik Andre.

" Aku aduin oma ya. " Ehhh jangan.

"Opa takut sama oma. "Ucap Kala cekikikan.

" Mana mommy, daddy? Tumben gak ikut?" Tanya Andre berusaha mengalihkan pembicaraan nya, karena ini memang sangat sensitif terutama bagi istri nya.

"Di kamar, daddy malah kerja. " "Mungkin lagi ngecek doang."

"Iya bilang nya gitu, tapi kan kita lagi liburan, harus nya gak boleh kerja. " Sepertinya Kala kini tengah curhat kepada opa nya.

" Hadeuh nanti deh kalo kamu megang perusahaan bakal ngerasain juga. " ucap Andre

"Opa, tangan manusia kan kecil. " Ucap Kala sambil menghentikan langkah nya membuat Andre ikut menghentikan langkah nya.

"Iya terus?" Tanya Andre.

" Mana bisa megang perusahaan, kan besar, gedung nya tinggi gak bisa di pegang sendiri. "Celetuk Kala membuat Andre langsung mendengus.

'Gak gitu juga. " frustasi sudah opa Andre ini

"Hahahah lagian serius banget sih opa. " Kala malah terbahak melihat wajah kesal opa nya.

"Lagi ngobrol serius juga. "kata opa Andre

"Opa, kak ala cepat lama banget kaya ciput, lihat El udah pegel. " Teriak El dari dalam lift karena sedari tadi menunggu opa dan kakak nya masuk, karena kesal El akhirnya berteriak. Meskipun kenyataan nya yang memegang tombol lift adalah Kenan tapi setidaknya El sudah berusaha berteriak dan hal itu juga mengeluarkan energinya.

"Opa sih lama banget malah ngajak ngobrol. " Gerutu

Kala segera berlari.

" Heyy kamu yang mulai. " Ujar Andre ikut berlari.

" Lama banget, ngelumpi kayak ibu-ibu. " Ucap El sambil menatap permusuhan kepada keduanya.

"Opa yang ngajak ngobrol mulu. " Kala merasa tak terima jika dia yang harus di salahkan.

"Ck iya iya maaf. " Andre lebih baik mengalah dari pada harus berdebat dengan keempat cucu nya terutama Lili yang tak akan pernah ada akhinya.

"Oma, kayaknya kita di gocipin. " Kini El turun dari gendongan Ethan karena merasa kasihan takut kakak nya keberatan.

"Sotoy." Semprot Kaisar.

"Kenapa gak di gendong lagi?" Tanya Andre.

" Berat pasti opa, soalnya kan princess sekarang gendut, lihat perut nya aja bulet gitu. "Celetuk Kaisar membuat Kenan dan Ethan langsung menoleh mengkode kepada Kala untuk tidak berbicara lebih.

" Masa sih?" Andre sepertinya ingin melihat Kala dimusuhi oleh Lili.

"Iya, pasti nanti badan kak Ethan sakit, orang bawa princess gitu. "Entah sadar atau tidak sepertinya Kaisar akan mendapatkan tabokan sayang dari El

Plakkk...

"Cemalangan,El ini gemoy, kak ala body body apa kak? "Tanya El kepada Ethan.

"Body goals. "Iya itu, lacain hahahaha. " El tertawa melihat tangan kala tampak memerah karena hasil karya dari tangan El.