Di dunia bawah, Aurora De Luca adalah nama yang ditakuti. Sebagai pemimpin organisasi mafia terbesar di Eropa, ia dikenal sebagai wanita tanpa rasa takut, dingin, dan kejam. Namun, dalam sebuah pengkhianatan brutal, ia dibunuh oleh orang kepercayaannya sendiri.
Saat membuka mata, Aurora menyadari dirinya berada dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 17 tahun bernama Elena Zhao, seorang gadis lemah yang selalu menjadi korban penyiksaan. Elena berasal dari keluarga kaya, tetapi ia diperlakukan seperti sampah oleh ayahnya yang hanya menginginkan anak laki-laki, ibu tirinya yang kejam, serta saudara tirinya yang penuh kebencian. Di sekolah, ia terus-menerus dirundung oleh teman-temannya, sementara tunangannya, yang seharusnya melindunginya, justru mempermalukannya di depan umum.
Namun, Elena bukan lagi gadis lemah yang mudah diinjak-injak. Dengan jiwa Ratu Mafia dalam tubuhnya, ia bersumpah untuk membalas dendam pada semua orang yang telah menyaki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Membalas Dendam Pada Zhao Ren
Musuh Berikutnya: Zhao Ren
Setelah Zhao Liying dijebloskan ke penjara, Aurora tahu bahwa musuh berikutnya adalah Zhao Ren.
Sebagai anak satu-satunya Zhao Liying, Zhao Ren selalu diperlakukan seperti pangeran dalam keluarga Zhao.
Dia mendapatkan segala hal yang seharusnya menjadi milik Elena—hak waris, perhatian ayahnya, serta kekuasaan dalam perusahaan keluarga.
Sebaliknya, Elena hanya dianggap sebagai bayangan tak berguna yang pantas diinjak.
Zhao Ren sering menyiksa Elena secara fisik dan mental.
Dia menendangnya, mencacinya, mencuri uangnya, bahkan membiarkan teman-temannya mempermalukannya di sekolah.
Kini, setelah Aurora mengambil alih tubuh Elena, waktunya membalas dendam telah tiba.
Namun, dia tidak akan sekadar membalas.
Dia akan menghancurkan Zhao Ren sepenuhnya.
---
Langkah Pertama: Menghancurkan Karier Zhao Ren
Aurora tahu bahwa Zhao Ren tidak pernah benar-benar bekerja keras.
Meski memiliki posisi tinggi di perusahaan rekanan keluarga Zhao, semua itu hanya berkat koneksi ibunya.
Zhao Ren tidak memiliki keterampilan bisnis yang nyata.
Dia hanya menghabiskan waktu berpesta, berjudi, dan menyalahgunakan kekuasaannya.
Karena itu, Aurora memanfaatkan kelemahan ini untuk menyerangnya.
Dia menghubungi Li Wei, yang memiliki hubungan dengan perusahaan tempat Zhao Ren bekerja.
"Aku ingin Zhao Ren keluar dari perusahaan. Hancurkan reputasinya," kata Aurora tanpa ragu.
Li Wei tersenyum tipis.
"Dengan senang hati."
Dalam waktu singkat, berita tentang korupsi Zhao Ren mulai menyebar.
Semua transaksi gelap yang dia lakukan mulai terungkap—penggelapan dana, suap, dan penyalahgunaan aset perusahaan.
Saat berita ini sampai ke telinga direksi, Zhao Ren langsung dipecat.
Namun, ini baru permulaan.
---
Langkah Kedua: Mencabut Semua Sumber Daya Zhao Ren
Setelah kehilangan pekerjaan, Zhao Ren mulai panik.
Dia mencoba menghubungi koneksinya, tetapi semua orang mulai menjauhinya.
Tak ada yang ingin terkait dengan seseorang yang sedang terseret dalam skandal.
Lebih buruk lagi, Aurora memastikan bahwa semua rekening bank Zhao Ren dibekukan.
Saat Zhao Ren mencoba menarik uang dari ATM, layar hanya menampilkan pesan: "Saldo tidak mencukupi."
Dia menggertakkan giginya dengan marah.
"Sial! Aku tidak bisa hidup seperti ini!"
Dengan penuh kemarahan, dia menghubungi Zhao Ming, ayahnya.
"Ayah! Aku butuh bantuan! Aku kehilangan pekerjaanku dan—"
Namun, suara dingin Zhao Ming memotongnya.
"Jangan pernah menghubungiku lagi."
Zhao Ren terkejut. "A-Ayah?"
"Karena ibumu, perusahaan kita hampir bangkrut. Dan sekarang, kau juga membawa kehancuran pada keluarga kita."
"Aku bukan lagi ayahmu. Mulai sekarang, kau bukan bagian dari keluarga Zhao."
Tuut.
Zhao Ren terdiam.
Tangannya bergetar saat dia menatap ponselnya yang kini sunyi.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia benar-benar sendirian.
---
Langkah Ketiga: Menjebaknya dalam Transaksi Ilegal
Namun, Aurora tahu Zhao Ren masih belum cukup menderita.
Selama dia masih bebas, dia bisa mencari cara untuk bangkit kembali.
Karena itu, Aurora menyusun jebakan terakhir.
Dia mengatur agar seseorang menghubungi Zhao Ren dengan tawaran bisnis yang menggiurkan.
Karena sedang terdesak dan putus asa, Zhao Ren langsung menerimanya tanpa berpikir panjang.
Pada malam yang telah ditentukan, Zhao Ren datang ke sebuah gudang terpencil.
Namun, bukannya mendapat peluang bisnis, dia justru bertemu dengan sekelompok pria bersenjata.
"Jadi kau Zhao Ren?" tanya seorang pria berjas hitam.
Zhao Ren menelan ludahnya. "Y-Ya. Aku mendengar ada bisnis menguntungkan di sini..."
Pria itu tertawa. "Oh, tentu saja. Tapi pertama-tama, kau harus menandatangani kontrak ini."
Tanpa sadar, Zhao Ren menandatangani dokumen itu.
Namun, saat dia melihat lebih dekat, matanya melebar ketakutan.
Dokumen itu adalah kontrak untuk perdagangan ilegal!
Sebelum dia bisa bereaksi, lampu gudang menyala terang.
Dan tiba-tiba, sekelompok polisi bersenjata menyerbu masuk!
"TURUN! SEMUA ORANG, ANGKAT TANGAN!"
Zhao Ren berteriak panik saat dia diborgol.
"Tidak! Aku tidak tahu apa-apa tentang ini! Aku dijebak!"
Namun, semua bukti mengarah padanya.
Termasuk tanda tangannya di kontrak transaksi ilegal itu.
Dalam sekejap, Zhao Ren bukan hanya kehilangan segalanya—dia juga menghadapi ancaman hukuman penjara.
---
Konfrontasi Terakhir
Saat Zhao Ren masih shock dengan penangkapannya, Aurora datang ke kantor polisi untuk menemuinya.
Saat melihat wajahnya, mata Zhao Ren dipenuhi kebencian.
"ELENA! INI SEMUA KERJAANMU, KAN?!"
Aurora hanya tersenyum dingin.
"Zhao Ren," katanya pelan, "Kau menikmati hidup sebagai raja kecil, bukan?"
"Tapi sekarang, kau bukan siapa-siapa."
Zhao Ren menggertakkan giginya dengan marah.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu lolos begitu saja?! Aku akan membalas ini!"
Aurora mencondongkan tubuhnya mendekati Zhao Ren dan berbisik, "Aku tidak peduli."
Dia berdiri, melangkah mundur, dan menatap Zhao Ren dengan penuh kemenangan.
"Rasakan apa yang dulu kau lakukan padaku," katanya dingin. "Selamat menikmati neraka barumu."
Saat Aurora berbalik dan meninggalkan ruangan, teriakan kemarahan Zhao Ren bergema di belakangnya.
Namun, dia tidak menoleh lagi.
Karena bagi Aurora, dendamnya terhadap Zhao Ren telah lunas.
Namun, pertempuran ini belum selesai.
Dia tahu, masih ada musuh yang lebih besar menunggu dalam bayangan.