Mantan Simpanan

Huwek!

Dea buru-buru menutup mulutnya, saat tiba-tiba mual mendera. Dia berlari ke kamar mandi dan kembali muntah, namun yang keluar hanya cairan bening, bukan makanan yang dia makan saat sarapan tadi.

Tapi mual ini sungguh menyiksa.

"Astaga kenapa lagi ini," gumam Dea, dia duduk di tepi ranjang dan menghapus peluh di kening.

Ini bukan yang pertama kali, tepatnya sudah 3 hari Dea mengalami mual seperti ini saat pagi hari. Nanti setelah siang keadaannya akan membaik sendiri.

Lama terdiam dan hanya mendengar deru nafasnya sendiri, akhirnya Dea menyadari satu hal, tentang kemungkinan jika dia tengah hamil.

Mulut Dea menganga, dia menyentuh perutnya yang masih rata.

"Astaga, benarkah?" Dea mulai bertanya-tanya, mulai berharap jika dugaannya itu adalah benar. Memiliki anak dari pria yang dicintainya adalah hal terindah bagi Dea. Tidak peduli jika kini dia hidup sendiri, justru kehadirannya akan membuat Dea tidak kesepian.

Dea mulai tersenyum, makin dia elus perutnya sendiri dengan sayang.

"Benarkah kamu ada disini sayang?" tanya Dea, dia menunduk melihat perutnya. Dan senyum wanita cantik ini semakin lebar.

Pergi dari Arden, Dea menuju kota S. Dea sadar, bahwa Arden akan mencarinya meski ke ujung dunia dan Dea tahu pasti akan mudah bagi Arden untuk menemukan dia.

Karena itulah Dea merubah semuanya, merubah penampilannya dan juga merubah namanya.

Dea memotong rambut panjangnya hingga sebahu, juga menggunakan nama Sandra untuk disematkan padanya. Tiap keluar dari rumah kontrakannya, Dea akan merias diri hingga tampilannya begitu berbeda, bukan seperti Dea yang dikenal oleh Arden.

Seminggu ketika sampai di kota ini Dea sudah mendapatkan pekerjaan, sebagai pelayan di salah satu cafe ternama. Tampilannya yang menarik membuatnya mudah untuk diterima. Apalagi saat itu pihak cafe sedang membutuhkan tambahan pelayan dalam waktu cepat. Seolah semuanya memang sudah terencana jika perkerjaan itu untuk Dea.

Beberapa hari lalu, ada beberapa orang yang mendatangi meja kasir dan menayakan tentang Deandra Rahman, beserta fotonya. Dea tahu itu adalah suruhan Arden, namun dia hanya diam pura-pura sibuk bekerja. Dan tidak ada pula satupun orang disana yang mengetahu keberadaan wanita itu.

Dea sangat senang saat mengetahui Arden mencari dia, namun juga sedih karena tahu jika Arden pasti kesepian.

Namun apapun yang terjadi Dea coba bertahan, tidak ingin lemah dengan perasaannya sendiri. Dea yakin, antara dia dan Arden hanya butuh waktu.

Sampai akhirnya mereka bisa saling melupakan dan memulai hidup yang baru.

Ya, Dea yakin itu. Meskipun sebenarnya, Dea sudah menutup hatinya rapat-rapat, selamanya dia akan memilih hidup sendiri.

Karena itulah, Dea pun sangat bahagia saat menyadari mungkin saja dia hamil. Ada anak ini dia tidak akan sendiri lagi.

Pagi itu sebelum pergi ke cafe, Dea pergi ke apotik dan membeli sebuah testpack. Dea bahkan langsung menggunakan testpack itu dengan menumpang di kamar mandi apotik.

Dan hasilnya adalah 2 garis merah.

Dea menangis, dia sangat bahagia.

Ar, anak kita.

Dea mengigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah. Buru-buru Dea menghapus air mata dan membenahi riasannya, lalu keluar dari sana dengan bibir yang tersenyum lebar.

Seperti membuka lembaran baru, Dea akan melakukan apapun untuk anaknya ini, termasuk bekerja keras.

Dengan segera Dea menuju cafe tempatnya bekerja, Cafe Moon Light.

"Sandra, cepat ke ruang rapat, ada breafing," ucap Fanny, teman baru Dea. Dea pun mengangguk dan dengan tergesa meletakkan tas nya di loker dan menyusul langkah kaki Fanny.

Sedikit berlari menuju ruang rapat.