Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai bergerak dengan perlahan
"Nona muda, silakan." Pria itu mengarahkan Han Yu dan pelayannya melewati pintu belakang. Mereka di ajak ke salah satu ruangan kecil tepat berada di belakang toko roti. Tempat duduk di bersihkan setelah pria itu masuk ke ruangan. "Silakan."
Han Yu duduk di bangku yang telah di lap bersih. Dia melihat keadaan bangunan yang sangat tua. Bahkan hampir tidak dapat melewati angin kencang jika di biarkan terlalu lama tanpa perbaikan.
Enam pria masuk ke dalam ruangan. "Nona muda, kami siap menerima pesanan anda." Mereka memberikan hormat.
Han Yu tentu tidak menyangka jika perkumpulan rahasia Yin hanya terdiri dari tujuh orang dengan penampilan biasa. "Hanya kalian anggota perkumpulan Yin?"
"Benar," ujar salah satu dari pria itu.
"Ini tempat sementara kalian atau memang tempat tetap?" Han Yu menatap langit-langit ruangan yang telah di penuhi sarang laba-laba.
Pria yang mengajaknya masuk melangkah mendekat. "Nona muda, karena banyak orang yang sudah tidak bersedia percaya dengan kehebatan kami. Keuangan kami juga semakin menipis. Sehingga kami memutuskan mencari pekerjaan lain selama menunggu pesanan dari orang yang membutuhkan jasa kami."
Han Yu diam untuk beberapa saat lalu dia berkata, "Jika kalian tidak keberatan aku bisa menjadi penyokong keuangan utama. Asalkan kalian dapat membuat perkumpulan rahasia Yin menjadi lebih besar dan memiliki banyak pengikut di dalamnya." Gadis itu mengeluarkan lembaran uang kertas bernilai ribuan tahil.
Semua orang yang ada di sana tentu saja menatap senang. Namun satu dari mereka merasa penawaran itu terlalu tiba-tiba. Dan merasa takut jika semua itu hanyalah sebuah jebakan. "Nona muda, penawar yang anda berikan kepada kami tentu saja sangat bagus. Tapi jika ini hanya sebuah penawaran sementara kami tentu tidak bisa menyetujuinya."
"Aku ingin memiliki seseorang yang bersedia berada di bawah kendali ku. Tentu saja uang tidak akan menjadi masalah. Bahkan setiap tempat jualan yang kalian tempati akan aku bangun lebih besar. Agar perkumpulan ini jauh lebih berkembang. Namun, jika kalian masih meragukan penawaran ini. Tentu aku tidak akan memaksa. Aku hanya akan meminjam jasa kalian untuk menyelidiki seseorang. Setelah beres uang tetap aku berikan. Dan kesepakatan yang baru saja aku tawarkan tidak akan bisa di jalankan lagi." Han Yu bangkit. Dia memberikan uang sesuai bayaran yang selalu di berikan orang lain saat menyewa jasa mereka. Lembaran uang senilai ratusan ribu tahil di simpan kembali.
Orang-orang itu saling menatap mendiskusikan kembali penawaran yang tidak akan datang kedua kalinya. Salah satu pria mendekat, "Nona muda, kami siap berada di bawah kendali anda." Berlutut di ikuti semua orang di belakangnya.
Han Yu mundur dua langkah, "Tidak perlu berlutut. Aku tidak suka seseorang berlutut di depan ku."
Mendegar itu ketujuh pria itu langsung bangkit.
Han Yu mengeluarkan semua uang yang ia tawarkan beberapa menit yang lalu. "Aku akan memberikan uang setiap satu bulan sekali sebelum perkumpulan rahasia Yin benar-benar berdiri tegap seperti yang aku inginkan. Untuk tugas pertama, aku ingin kalian memeriksa dua nama dalam kertas ini." Gadis itu memberikan kertas kecil di atas meja. Baru setelahnya dia berjalan keluar dari ruangan itu.
"Nona muda, anda tidak takut semua uang ini hilang tanpa adanya hasil. Atau mungkin kami pergi membawanya kabur." Teriak salah satu pria dari perkumpulan rahasia Yin.
Senyuman terlihat di wajah Han Yu. Dia hanya sedikit melirik kearah orang di belakangnya. "Aku anggap lembaran uang itu sebagai bukti. Jika penilaian ku terhadap kalian salah. Sebagai ketulusan dan tanda untuk kesepakatan. Aku Han Yu, Nona muda pertama di kediaman Han. Kalian bisa datang jika sudah mendapatkan informasi yang aku inginkan." Gadis itu langsung berjalan pergi di ikuti pelayan pribadinya.
Han Yu kembali masuk kedalam kereta bersama pelayannya Li An. Baru setelahnya kereta melaju kembali menuju kediaman Han. Keramaian kota membuat gadis itu memutuskan untuk berhenti sementara waktu di salah satu tempat atraksi di lakukan. Beberapa atraksi jalanan membuat keramaian memadati setiap jalur utama. Di tambah kedai-kedai kecil yang ada di setiap jalur.
"Li An, itu apa?" Han Yu menunjuk kearah salah satu bangunan cukup besar yang sudah di padati orang-orang yang ingin masuk ke dalam.
"Nona pertama, itu tempat para bangsawan berkumpul. Menikmati waktu luang mereka dengan menyaksikan sulap, atraksi juga pertunjukan lainnya. Apa anda juga ingin masuk kesana?" ujar pelayan Li An.
Han Yu berjalan santai mendekat kearah bangun itu, "Tentu."
Karena ruangan kelas satu yang berada di lantai dua dan tiga telah penuh. Gadis itu hanya bisa duduk di ujung ruangan di lantai bawah. Setidaknya tempatnya cukup nyaman untuk memperhatikan keadaan sekitar. Pertunjukan berlangsung dengan cukup memuaskan. Atraksi-atraksi yang di tampilkan juga sangat berbeda dan bisa di nikmati sembari meminum secangkir teh hangat juga kue kacang.
Dari arah pintu masuk pemuda berusia tujuh belas tahun berjalan dengan pengawalan yang cukup ketat. Ada sepuluh pria bertubuh tegap selalu siap menjaga Tuan mudanya. Pemuda itu naik ke atas lantai dua dan duduk di salah satu ruangan pribadi.
Baru saja sepuluh menit pemuda itu berada di ruangan pribadi yang telah ia sewa.
Bbrurukk...
Dreemm...
"Aaaaa..."
"Seseorang melompat."
"Dia sudah terbunuh."
"Pembunuhan."
Tubuh pemuda itu terlempar dari lantai dua hingga ke lantai bawah. Darah mengalir tanpa henti di saat kepalanya terbentur meja yang tengah di gunakan atraksi di atas podium. Luka sayatan benda tajam bahkan terlihat jelas di bagian lehernya.
Semua orang berlarian dengan ketakutan berniat untuk keluar. Namun pintu di tutup para pengawal yang datang bersama pemuda itu. "Jangan ada yang bergerak." Teriak salah satu dari pengawal yang telah mengarahkan pedang kedepan.
Han Yu masih duduk santai menikmati teh hangat.
"Nona pertama." Pelayan Li An mulai khawatir.
"Percuma kita melawan atau berusaha untuk mendobrak keluar. Lebih baik duduk tenang melihat apa yang akan terjadi selanjutnya." Menyeruput teh perlahan. "Li An, pesankan aku dua piring kacang goreng. Suasana seperti ini sangat pas jika menyaksikannya sembari memakan kacang goreng hangat."
"Baik." Pelayan Li An memesan dua piring kacang goreng seperti yang di inginkan Nona pertamanya. Dia pergi menuju ke arah dapur di mana semua orang masih menatap ketakutan. Tapi mereka tetap memberikan pesanan seperti yang di inginkan pelanggan.
Beberapa orang yang melihat ketenangan gadis muda di ujung ruangan bagian kiri. Mulai ikut mundur dan duduk santai menikmati teh yang mulai dingin. Mereka semua tidak merasa bersalah tentu saja ketakutan di hati hanya karena terkejut. Bukan karena takut mendapatkan hukuman atas kejahatan. Sehingga mereka dapat duduk dengan tenang sembari menunggu para penyidik datang.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu