" Max apakah kau menyesal? " Sebuah suara menggema di telinga Maximilian..
Ditengah ajalnya, Max melihat seorang wanita yang selama ini ia siksa sedang merangkak menuju tempatnya berbaring dengan sekarat.
Wanita cantik namun dengan tubuh penuh luka yang dia buat selama ini.
wanita yang tak pernah ia anggap dan tak pernah dia pedulikan, wanita yang selama ini dia siksa mati matian.
wanita itu kini memeluk tubuhnya yang sekarat, memeluknya dengan erat, membiarkan api membakar tubuh wanita itu lebih dahulu sebelum menyentuh tubuh nya.
dapat ia rasakan api mulai membakar pakaian nya dan pakaian wanita itu.
" tenang saja.. aku akan melindungi mu.. "
kata kata lembut yang selalu ia berikan pada nya, bahkan di detik detik terakhir hidupnya.
Aku... aku sangat menyesal..
bisakah aku mendapatkan kesempatan lagi untuk bersama mu...
.
.
.
.
Jantung Max seketika terhenti ketika ia terbangun di kamar yang ia tempati 5 tahun lalu..
kamar ini... apakah aku kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Budiari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehamilan
1 Oktober 2021
Madrid, Spanyol.
Mansion Casa De Sel.
****
" Hoekk! Hoekkkk!! "
Jam Dinding baru saja memperlihatkan Pukul 05.00 pagi, namun pada kamar utama Mansion itu, malah terdapat pemandangan seorang gadis cantik dengan keadaaan telanjang sedang duduk lemas di lantai kamar mandi.
Setelah memuntahkan seluruh isi perutnya pagi pagi sekali, Andini kini tak memiliki tenaga untuk sekedar bangun.
apalagi ketika rasa mual kembali menghampiri dirinya, namun ketika dirinya berusaha untuk memuntahkan itu, tak ada apa apa yang keluar kecuali air bening.
" Hoekkk!... "
di ranjang, Max yang masih terlelap pada akhirnya terbangun ketika mendengar suara muntah muntah di kamar mandi.
"Andini? " max melihat ranjang yang kini hanya terdapat dirinya saja.
wajah max seketika menjadi panik kala dirinya mendengar suara orang muntah di kamar mandi.
Tanpa menunggu lama, max meloncat dari atas tempat tidur. dia langsung membuka pintu kamar mandi dengan secepat kilat.
"Andini!! " Max memekik ketika dirinya melihat keadaan Andini yang bersandar dengan lemas di dinding kamar mandi mewah tersebut.
Dengan segera max menghampiri gadis itu dan menggendongnya.
"Mana yang sakit?? kau tidak apa apa? ayo kita ke dokter sekarang! " Max begitu panik kala melihat wajah pucat gadis itu.
Tanpa menunggu lama, max segera memakaikan baju dengan asal pada gadis tersebut.
setelah merasa tubuh istrinya cukup tertutup, max dengan cepat berlari sambil menggendong tubuh andini.
" Pedro! cepat siapkan supir!! " Max berteriak dari lantai atas dengan keadaan begitu panik.
Dan teriakan itu sukses menggema di seluruh Mansion, hingga para pelayan dan menjaga seketika menjadi panik dan kelabakan.
Untungnya Pedro mengerti dengan apa perintah dari max, sehingga setelah max sampai di lantai satu, mobil sudah siap untuk nya.
Max dengan segera masuk ke kursi penumpang, pria itu mendudukkan Andini di pangkuan nya.
" CEPAT JALAN!! " Bentak Max yang segera di turuti oleh Sang supir.
.
.
Hospital Universitario La Paz Madrid.
sebuah mobil BMW dengan kecepatan tinggi terlihat masuk di kawasan rumah sakit.
setelah sampai di pintu masuk UGD, Max dengan segera keluar dan kembali menggendong Andini dengan wajah panik.
Sementara sang supir terlihat bersandar di sandaran mobil dengan wajah syok berat.
keringat bercucuran di kening dan wajah pria itu, meski perjalanan tadi hanya 10 menit, namun percaya lah itu adalah perjalanan paling mendebarkan di sepanjang hidupnya.
Selama perjalanan, Pria itu terus di bentak oleh Max.
" CEPAT SEDIKIT!! KAU LAMBAT!! "
" KAU INGIN MEMBUNUH KAMI! PELANKAN SEDIKIT! "
" ISTRIKU SEDANG SAKIT! BEGINI CARA MU MENYETIR?!! "
" KAU GILA! CEPAT SEDIKIT!! "
" KAU INGIN MEMBUNUH KU!? KENAPA KAU UGAL UGALAN MEMBAWA MOBIL! SIALAN! "
" JIKA ISTRIKU SAMPAI KENAPA NAPA, AKU AKAN MEMBUNUH MU! "
Tentu terbayang bukan bagaimana perasaan yang di alami oleh sang supir selama perjalanan 10 menit tadi.
" Ingin rasanya aku resign, jika saja ibu sehat dan tidak perlu uang untuk cuci darah lagi.. " gumam pria itu dengan menghela nafas.
...
Sementara di ruangan Unit Gawat Darurat, terlihat Max dengan panik memanggil manggil para dokter dan perawat yang sedang berjaga pagi itu.
" Baik pak, mohon minggir sebentar, saya akan memeriksa keadaan istri anda. " ujar seorang dokter laki laki dengan menyiapkan Stetoskop.
Max yang masih memegangi tangan gadis itu, mau tak mau akhirnya menyingkir sedikit untuk memberi jalan pada dokter tersebut memeriksa Andini.
Pemeriksa pun di lakukan, dokter itu juga memberikan beberapa pertanyaan yang di jawab dengan suara rendah oleh Andini. gadis itu masih sadar, namun dia sangat lemas karena muntah muntah tadi.
apalagi tenaga nya memang belum pulih sepenuhnya akibat melayani max hingga dini hari tadi.
" baik pak, bu, saya sudah memeriksa kondisi istri anda. namun saya tidak melihat ada yang salah dengan kondisi kesehatan istri anda-"
" kau bodoh?! jelas jelas dia pucat seperti itu! dan tadi dia juga muntah muntah begitu banyak! " jawab Max yang tidak terima akan perkataan dokter tersebut.
Andini yang masih terbaring lemas, berusaha untuk menggapai tangan suaminya.
" Max... tenang lah... jangan membentak bentak mereka... " tegur Andini dengan suara kecil.
Max pun akhirnya menjadi lebih tenang, pria itu lebih mendekatkan dirinya pada Andini dan menggenggam tangan gadis itu.
" Pak mohon tenang dulu,, saya hanya ingin menjelaskan bahwa seperti nya istri anda mengalami hal lain. namun, sebaiknya kita memeriksakan istri anda ke bagian Obgyn.
" Mari, Istri anda akan di antar ke ruangan Obgyn oleh perawat.. " Ujar dokter muda itu dengan sabar.
amarah Max akhirnya sedikit tenang ketika 2 orang perawan membawa ranjang Andini menuju ruangan Obgyn.
.
.
" Selamat bapak dan ibu, kalian akan segera menjadi orang tua. " ucap dokter wanita itu yang membuat wajah Andini maupun Max seketika terkejut bukan main.
Andini yang masih berbaring di ranjang yang ada di ruangan tersebut, terlihat berkaca kaca kala menyaksikan layar monitor yang ada di depannya.
begitu pula dengan Max, rasanya pria itu tak menyangga jika hari ini akan datang secepat ini!
" Bu, apakah saya benar benar akan jadi ayah? " tanya Max dengan sedikit linglung.
" benar tuan... Ohh! astaga! lihatlah! saya menemukan 2 kantong di sini! selamat bapak ibu, kalian mengandung anak kembar! "
Ucapan dokter sukses membuat hati Max dan Andini menjadi begitu bahagia. Andini tak hanya hamil biasa saja, tapi juga hamil anak kembar!
" Max... " Andini terlihat begitu terharu, begitu pula dengan Max.
max berjalan ke arah gadis itu dan memeluk tubuh Andini dengan penuh Haru. dia mengecup kening gadis itu berkali kali dengan lembut.
" kita akan jadi ayah, dan kau akan jadi ibu.. " Ucap max dengan penuh haru yang di angguki oleh Andini.
tak terasa setetes air mata jatuh di pelupuk mata max, dia tak menyangka, Tuhan akan begitu baik pada pendosa seperti dirinya.
Setelah di beri kesempatan ke dua, Dia bahkan di beri kesempatan untuk mempunyai anak, dan bahkan anak kembar?!
....
setelah beberapa waktu, akhirnya Andini dan max bisa sedikit mengendalikan perasaan mereka. kini mereka sedang duduk di meja pemeriksaan dan berhadapan langsung dengan sang dokter.
" anda pernah keguguran ya? " tanya dokter itu yang di angguki oleh Andini dengan wajah sedikit sedih.
" Baik.. saya lihat tubuh anda sendiri sangat lemah, anda kekurangan zat besi. selain itu, apakah anda sering merasa lelah? " tanya sang dokter yang di angguki oleh Andini.
" benar bu, saya sangat sering merasa lelah, padahal saya sendiri tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah apapun. " ucap Andini yang di angguki dokter itu.
" berapa kali kalian biasanya berhubungan badan? " tanya dokter itu dengan serius sembari memandangi laporan yang ada di depannya.
Andini yang mendapat pertanyaan itu, seketika merasa sangat malu. dia menunduk dan memandang max untuk meminta bantuan.
" tergantung bu, biasanya 5 sampai 6 kali.. " jawab max dengan santai, dia menggenggam tangan Andini dan tersenyum simpul. namun lain halnya Andini yang tambah memerah wajahnya ketika max yang menjawab pertanyaan itu.
dokter tadi pun mengangguk ketika mendengar jawaban dari max.
"baik, 5 - 6 kali dalam seminggu termasuk wajar, namun saran dari saya, sebaiknya di kurangi saat awal trimester pertama. di karenakan kondisi tubuh, rahim, dan janin sendiri masih tergolong lemah. "
" namun tenang saja, saya akan meresepkan vitamin untuk kesehatan kandungnya Ibu Andini. mohon untuk di minum secara rutin ya.. dan saran dari saya, saat berhubungan badan, Mohon untuk menghindari posisi dimana perut ibu Andini tertekan dan jangan terlalu keras atau kasar ya. " jelas dokter itu sembari menulis beberapa nama obat pada kertas obat.
" Eum... maaf bu, ada sedikit kesalahan, bukan 5 - 6 kali seminggu, tapi 5 - 6 kali sehari. " Ralat max
TAK!!
Pulpen di tangan dokter itu seketika terjatuh ketika mendengar ucapan dari max, apalagi ketika pria itu kembali berbicara.
" Seharusnya tidak apa apa kan jika masih melakukannya dengan lembut dan di jeda beberapa jam? "
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...Bersambung...
Di jeda Beberapa jam? di pikir sama kayak minum obat apa?? Hadeuh!!
Jalan Jalan ke kota semarang
Pas jalan, malah kecebur kali
Maafkan aku, baru Update Sekarang
Aku tadi sibuk sekali
Terimakasih sudah mampir, jangan lupa tinggal kan Like, Komen, Dan Vote Sebelum pergi ❤❤❤
sama beli ragi
ayolah thor..
update lagi....
wkwwkk ikut berpantun ya thor..semngtt kaka
Andini olahraga lari
Max pergi k' Jakarta
melihat Andini slalu berseri
membuat Max semakin Cinta
suwiwitttttt😍😍😍
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🏃
Aku mo ikutan mungut...
🤭🤭🤭🤭🤣🤣✌️✌️✌️✌️✌️✌️
hhmmm....
klo sampai Max tidak memecat ulat bulu...
tinggal kan saja dia Andin...
itu berarti Aku wanita spesial yg istimewa yg memiliki pancaran sinar yg meneduhkan" balas Andini dgn elegan
hidup Andini... hiduppp...
hempas ulat bulu....
lnjutkan karyamu
semangat up lg ya😍
jalan berlubang sudah beraspal
sampai d'rumah siang hari
s' Max walaupun lagi kesal
klo liat Andini muka'y brseri
🤭🤭🤭 Aku belajar pantun jg Thor 🤗
up lagi lee...
🤭🤣🤣
ada ulat bulu yg menempeli laki'mu..
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dan menjadi yg terbaik baik buat Andini smp maut memisahkan