Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Hendry dari kejauhan sudah gelisah sejak tadi. Dia menahan diri untuk tidak menghampiri Bella yang sedang asik mengobrol dengan Arlan, bahkan sampai ketawa lepas.
Darah Hendry mulai mendidih melihat pemandangan yang membuat sakit mata itu. Kalau tidak memikirkan reputasi dan menghormati acar penting mertuanya, mana mungkin Hendry akan membiarkan Bella mengobrol sangat lama dengan Arlan.
Tidak bisa di pungkiri, ada rasa cemburu yang menyeruak di hati Hendry ketika melihat kedekatan Bella dengan pria lain. Sorot mata dan ekspresi wajahnya tidak bisa di tutupi. Jelas sekali dia sedang terbakar cemburu.
Memiliki hubungan terlarang dengan Bella dan intensitas ber cinta yang sering, seketika menumbuhkan rasa memiliki di hati Hendry. Dia merasa bahwa Bella ada miliknya, hanya miliknya saja. Sampai hatinya gerah begitu melihat Bella berinteraksi dengan pria lain.
Hendry diam-diam memainkan ponsel di bawah meja ketika Julia sibuk bercengkrama dengan keluarganya dan juga Ale.
Pria beristri itu membuka aplikasi chat dan mengetikkan sesuatu pada nomor Bella.
Kurang dari 2 menit, Bella yang tadinya fokus mengobrol dengan Arlan, kini memegang ponsel sambil melirik ke arah Hendry setelah membaca sebaris pesan yang dikirimkan oleh Hendry.
Pesan bernada peringatan dan kecemburuan itu berhasil membuat Bella tertawa puas dalam hati.
Sekarang dia tau bagaimana perasaan Hendry padanya. Perlahan tapi pasti, Hendry semakin jatuh kedalam lubang yang dibuat Bella.
Bella langsung membalas chat itu.
'Baik, kalau begitu aku di kamar saja.'
Bella menekan gambar kirim. Sebuah balasan yang sebenarnya mengandung jebakan.
"Mas Arlan, sepertinya aku harus ke toilet sekarang" Bella beranjak dari duduknya.
Arlan tampak sedikit kecewa karna belum puas mengobrol dengan Bella, tapi dia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu karna berfikir bisa mengobrol lagi setelah Bella kembali dari toilet.
"Tunggu sebentar, aku belum menyimpan nomor ponselmu yang baru." Arlan ikut berdiri, dia mengambil ponsel dan menyodorkannya pada Bella.
Bella mengangguk kecil dan mengetikkan nomor di ponsel Arlan, lalu menyerahkan kembali ponsel itu seraya tersenyum tipis.
"Maaf, aku tinggal dulu." Katanya sembari berlalu dari sana.
Bella sempat melirik ke arah Hendry, tatapan mata pria itu masih mengarah padanya. Bella diam-diam mengulum senyum, dia terlalu percaya diri kalau Hendry pasti akan menyusulnya ke kamar.
Bella masuk ke dalam kamar yang dia tempati sebelum tinggal bersama Julia dan Hendry. Kamar sederhana, berbanding terbalik dengan kamar milik Julia yang besar dan mewah di rumah itu. Sebenarnya Baskoro sudah berusaha berbuat adil pada kedua putrinya, memberikan fasilitas yang sama. Tapi Bella mendapat ancaman dari Julia dan Natalie, membuat Bella terpaksa harus mengalah dan pura-pura tidak memerlukan segala bentuk kemewahan itu.
Kehidupan yang sulit dan penuh tekanan, itu hanya segelintir kisah hidup Bella yang menyedihkan selama tinggal di rumah utama Papa kandungnya. Masih banyak lagi perlakuan buruk dari Julia dan Natalie yang tidak manusiawi.
Bella melangkah mau dengan perlahan sembari menghitung mundur. Pintu kamarnya sengaja tidak di tutup rapat. Dia yakin Hendry akan masuk ke kamarnya sebentar lagi.
"Lima,,"
"Empat,,,"
Setiap Bella menghitung, dia akan maju satu langkah.
"Tiga,,"
"Dua,,"
"Saa,,ttu,,"
Tepat pada hitungan terakhir, terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki seseorang. Bella sudah tau siapa yang datang. Dugaannya memang tidak pernah meleset.
Bella menoleh, dia pura-pura kaget melihat Hendry masuk dan mengunci pintu kamar.
"Mas,, apa yang kamu lakukan.?" Ekspresi panik Bella tampak natural, Hendry sampai tidak curiga kalau Bella sengaja pergi ke kamar agra dia menyusulnya.
Bukannya menjawab, Hendry malah mendekat dengan kedua tangan merangkul pinggang Bella.
"Bisa tidak, jangan mengobrol berlebihan dengan pria lain." Pinta Hendry seraya menatap lekat kedua bola mata Bella. Meski nada bicaranya pelan, tapi penuh ketegasan.
Bella menahan diri untuk tidak bersorak. Dia benar-benar berhasil membuat Hendry cemburu hanya karna melihatnya mengobrol dengan Arlan.
"Mas Hendry cemburu ya.?" Bella mengalungkan kedua tangannya di leher Hendry. Nada bicara dan tatapan matanya seolah sedang menggoda Hendry.
Sontak saja Hendry mengencangkan pegangannya pada pinggang Bella, dia setengah meremasnya.
"Apa perlu aku jawab.?" Kata Hendry kesal.
Bella tidak bisa menahan tawa, wanita yang memiliki senyum manis itu langsung terkekeh melihat raut wajah Hendry yang cemburu bercampur kesal.
"Baik, aku tidak akan mengobrol dengan pria manapun lagi." Kata Bella dengan suara yang dibuat manja. Bibir se-ksi Hendry menjadi sasaran untuk memancing naf-su pria itu. Bella langsung menge cupnya tanpa ragu, lalu tersenyum lebar seolah senang telah men-cium bibir Hendry.
Jiwa kelelakian Hendry langsung memberontak. Kecupan singkat dari Bella mampu membangkitkan gairahnya dalam sekejap. Jakun pria itu tampak naik turun menelan saliva. Posisi dan situasinya sangat mendukung untuk menyalurkan apa yang seharusnya di salurkan dengan Bella.
"Mau ber cinta tidak .?" Bisik Hendry tepat di telinga Bella. Li-dahnya bahkan sempat menyapu permukaan teli-nga Bella, membuat sekujur tubuh wanita itu menegang dan meremang bersamaan.
Bella menggeleng. Dia tidak segila itu untuk ber cinta dengan Hendry dalam keadaan rumah yang ramai meski acara anniversary Baskoro diadakan di halaman belakang rumah. Karna jika seseorang memergokinya, bukan hanya kehilangan muka saja, tapi juga kehilangan harga diri di hadapan semua orang karna akan mendapat predikat sebagai wanita murahan penggoda suami Kakak tirinya sendiri. Walaupun semua itu benar, tapi Bella tidak mau balas dendamnya terbongkar sebelum waktunya.
"Mas Hendry ingin hubungan kita terbongkar ya.?" Protes Bella dengan bibir mengerucut, dia melepas tangannya dari leher Hendry.
"Aku belum siap di benci orang-orang dan keluargaku, lalu kedua orang tua Mas Hendry." Tuturnya seraya memasang wajah sendu dan tertunduk lesu.
"Mereka pasti akan menghina dan mencibirku karna menjalin hubungan Mas Hendry." Sambung Bella lirih.
Bella semakin pintar memainkan peranannya, dia membuat dirinya terlihat sangat menyedihkan di mata Hendry agar pria itu semakin iba padanya.
Hendry menarik nafas berat, dia juga berada di situasi yang rumit. Tidak bisa dipungkiri, cintanya sudah terbagi untuk Julia dan Bella. Egois memang, tapi perasaan itu hadir begitu saja tanpa bisa Hendry cegah.
Sekarang dia juga bingung memikirkan masa depan Bella yang sudah rusak karna perbuatannya. Hendry tidak tau harus dengan cara menebus perbuatannya pada Bella untuk menyelamatkan masa depannya.
"Lihat aku,," Hendry mengangkat dagu Bella agar menatap wajahnya.
Bella menuruti perkataan Hendry, memandang lekat wajah tampan yang melempar tatapan teduh padanya.
"Hal buruk seperti itu aku pastikan tidak akan terjadi padamu. Aku yang bersalah dalam hal ini." Ucap Hendry sungguh-sungguh.
"Kamu jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja." Hendry langsung membawa Bella dalam dekapan. Pria itu merasa bersalah sudah mengajak Bella menjalin hubungan terlarang dengannya.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄