Ada yang bilang hidup memberikan seseorang kesempatan kedua...
Namaku Hana Kurniawan. Dalam novel ini, aku sebenarnya sosok antagonis karena awalnya aku memang memiliki watak yang jahat. Kenapa aku menyebut diriku jahat? Itu karena aku rela melakukan apapun demi mendapatkan orang yang aku cintai walau sampai harus melenyapkan orang lain.
Tapi pada akhirnya aku tersadar bahwa yang aku lakukan itu salah. Aku memutuskan untuk membunuh diriku sendiri daripada harus di penjara karena ulahku sendiri. Tapi, sebelum aku meregang nyawa, aku berharap agar Tuhan memberikanku kesempatan untuk bisa hidup lagi.
Dan...
Tuhan ternyata mau memberikanku kesempatan kedua untuk bisa hidup kembali. Maka kesempatan itu tidak akan aku sia-siakan. Aku akan menjadi orang yang lebih baik, dan tidak akan terobsesi pada pria bernama Louis Cullen lagi.
Dialah orang yang sudah membuatku menjadi orang jahat. Dan di kehidupan kedua ini, aku akan berubah. Aku tidak akan mendekatinya lagi..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Investigasi
Lucas menyeringai menatap Sonia. Dia lalu membalik tubuh Sonia ke arahnya agar bisa menatap wajah Sonia.
"Boneka cantik, kau begitu kejam. Tidakkah kau merindukan aku. Aku sangat merindukanmu." Ucap Lucas.
Sonia mencoba untuk mendorong Lucas dengan semua kekuatannya agar menjauh dari dirinya. Tapi Sonia tetap saja gagal.
"Sialan kau. Tinggalkan aku, dasar brengsek. Berhentilah menyentuhku." Teriak Sonia.
Lucas tiba-tiba memberikan sebuah ciuman paksaan kepada Sonia yang membuat Sonia menjadi semakin marah. Sebagaimana keras pun Sonia mencoba untuk mendorong Lucas, tapi Lucas tidak bergerak sedikit pun.
Lucas malah semakin mengeratkan pegangannya pada tubuh Sonia dan mendorong Sonia ke arah meja.
Beberapa saat kemudian, Lucas melepaskan ciuman mereka setelah tidak mendapat respon dari Sonia.
"Biarkan aku mengatakan satu hal kepadamu boneka cantik ku. Kau adalah milikku." Ucap Lucas melihat ke arah Sonia dengan tatapan intens.
"Aku bukan lah sebuah properti untuk dimiliki." Balas Sonia dengan ekspresi marah.
"Oh sayang, itulah kesalahanmu." Ucap Lucas menyeringai dan setelah itu dia pergi meninggalkan ruangan kerja Sonia.
"Brengsek kau... Brengsek... Brengsek... Kau Lucas Cullen." Teriak Sonia kesal.
...****************...
Lucas tengah duduk di dalam ruangannya. Dia memanggil kakaknya beberapa menit yang lalu untuk segera datang ke ruangannya. Ada seorang pria berdiri di depan mejanya. Dia adalah Calvin, pria yang merupakan tangan kanan bagi Lucas dan juga Louis.
Tiba-tiba pintu ruangan Lucas terbuka dengan keras saat Louis masuk. Dia lalu duduk di samping adiknya itu.
"Jadi apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Lucas kepada pria yang berdiri di hadapannya itu tepat saat Louis sudah datang.
"Sebenarnya ada masalah bos. Tidak ada petunjuk apapun tentang siapa yang memasukkan chip itu ke dalam tubuh si penghianat itu. Kelihatannya orang itu tidak bisa ditemukan. Bisa saja orang itu sudah meninggal atau identitasnya tetap tersembunyi. Tapi dengan investigasi yang sudah aku lakukan, aku yakin bahwa orang itu berasal dari sebuah grup dunia bawah. Tapi untuk memastikan berasal dari grup yang mana, itu sangat sulit untuk ditemukan." Ucapkan Calvin.
"Bagaimana kau bisa yakin bahwa itu berasal dari dunia bawah?" Tanya Louis.
"Karena insiden itu terjadi sebelum investigasi yang aku lakukan. Ada beberapa orang yang meninggal dan mereka semua mempunyai koneksi dengan dunia bawah tapi grup yang mana, aku masih menginvestigasinya." Ucap Calvin.
"Itu semua tidak dilakukan oleh sebuah grup kecil. Calvin, temukan seberapa besar kekuatan grup yang ada di dunia bawah itu." Ucap Louis.
"Bahkan walau aku tidak bisa untuk terhubung ke dunia bawah, aku tahu beberapa orang yang bisa aku andalkan." Ucap Lucas dengan tatapan mematikan di matanya.
Calvin tiba-tiba takut dengan tatapan dingin yang diberikan oleh kedua saudara itu. Dia sudah bekerja dengan mereka sangat lama. Tapi walaupun dia sudah terbiasa dengan sikap dingin dari kedua ke saudara itu di sekelilingnya, dia tetap saja merasa ngeri saat melihat keduanya yang memberikan tatapan mematikan seperti itu.
Louis melihat ke arah arloji yang ada di tangannya.
"Kelihatannya meeting kita sudah berakhir. Aku harus pergi." Ucap Louis.
"Hei kau mau pergi ke mana? Siapa yang bilang meeting ini sudah berakhir." Teriak Lucas kesal.
"Istriku." Balas Louis.
"Tapi kita masih harus mendiskusikan rencana kita di sini." Ucap Lucas tidak mempercayai bahwa sikap kakaknya itu berubah.
Sejak kakaknya jatuh cinta, kakaknya memang mulai bertingkah aneh.
Calvin di sisi lain merasa heran dan berpikir.
'Sejak kapan bos Louis mempunyai seorang istri?'
"Aku mempercayaimu Lucas, bye." Dan setelah mengatakan itu, Louis pun pergi meninggalkan ruangan itu.
Bersambung...
bukannya itu jabatan yg ckup tinggi