NovelToon NovelToon
Tolong Nikahi Aku, Paman !

Tolong Nikahi Aku, Paman !

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Black moonlight

Shanna Viarsa Darmawan melakukan kesalahan besar dengan menyerahkan kehormatannya pada Rivan Andrea Wiratama. Kepercayaannya yang begitu besar setelah tiga tahun berpacaran berakhir dengan pengkhianatan. Rivan meninggalkannya begitu saja, memaksa Shanna menanggung segalanya seorang diri. Namun, di balik luka itu, takdir justru mempertemukannya dengan Damian Alexander Wiratama—paman Rivan, adik kandung dari ibu Rivan, Mega Wiratama.

Di tengah keputusasaan, Damian menjadi satu-satunya harapan Shanna untuk menyelamatkan hidupnya. Tapi apa yang akan ia temui? Uluran tangan, atau justru penolakan yang semakin menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konsipirasi Keluarga

Ruangan itu terasa panas, bukan karena suhu, melainkan karena emosi yang membara. Mega dan Rivan masih saling berhadapan dengan tatapan penuh amarah dan luka. Suasana semakin tegang, hingga akhirnya suara berat dan berwibawa milik Rendra memecah kebuntuan.

"Cukup, Mega. Rivan. Berhenti berdebat dan cari solusi," ultimatum Rendra dengan nada tegas.

Semua mata beralih kepadanya. Rendra, sebagai pilar keluarga Wiratama, jarang sekali terlibat dalam urusan rumah tangga yang bukan urusannya langsung. Namun kali ini, ia merasa perlu turun tangan.

Mega menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Namun, alih-alih melunak, ia justru semakin teguh pada keputusannya.

"Aku akan mengirimnya ke luar negeri, Yah. Jika kita terus membiarkan kegilaan ini berlanjut, bukan hanya masa depan Rivan yang hancur, tapi juga nama baik keluarga kita," ucap Mega, mantap.

Damian, yang sejak tadi hanya mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, akhirnya angkat suara.

"Lalu bagaimana dengan gadis itu? Bagaimana dengan bayi dalam kandungannya?" tanyanya, menatap Mega dengan penuh selidik.

Mega mendengus. "Kita berikan kompensasi. Suruh dia menggugurkan kandungannya. Itu juga demi masa depannya sendiri."

Damian menegang. Ia tahu bahwa Mega bisa keras kepala, tetapi ini sudah keterlaluan.

"Dan jika dia menolak?" Damian menantang. "Setahuku, Shanna bukan orang seperti itu."

Mega menatapnya dengan tajam. "Aku akan memaksanya dengan caraku sendiri. Ini masalah anakku, aku harap kamu, Damian, dan ayah tidak ikut campur."

"Bunda! Apa yang Bunda lakukan? Jangan, Bunda!" Rivan berlutut di kaki Mega, suaranya penuh putus asa. "Jangan sakiti Shanna! Jangan sakiti bayi kami!"

Mega memejamkan mata sejenak, lalu menarik napas panjang. "Kamu memaksaku, Rivan."

Dengan satu isyarat dari tangannya, dua orang pengawal memasuki ruangan. Mereka meraih lengan Rivan dan menyeretnya berdiri.

"Bunda! Bunda, jangan lakukan ini!" Rivan meronta, tetapi cengkeraman para pengawal terlalu kuat.

Mega tidak menoleh. Ia mengambil ponsel Rivan dan melemparkannya ke meja sebelum berkata dingin, "Kunci dia di kamarnya sampai Julian datang untuk menjemputnya."

Tanpa perlawanan lebih lanjut, Rivan diseret ke kamarnya dan pintu dikunci dari luar.

Suara yang Menentang

Di ruang keluarga, Damian masih berdiri di tempatnya, rahangnya mengeras.

"Kak, kamu berlebihan," katanya dengan nada tajam. "Kenapa tidak menikahkan mereka saja? Shanna gadis baik-baik."

Mega menatapnya tajam. "Gadis baik-baik mana yang sampai hamil di luar nikah, Damian?"

Damian tertawa sinis. "Mereka anak muda, biasa melakukan hal bodoh, Kak. Itu tidak serta-merta menjadikan mereka manusia buruk."

Rendra, yang sejak tadi mendengarkan dalam diam, akhirnya angkat bicara. "Damian benar, Mega. Bagaimanapun, bayi dalam kandungan Shanna memiliki darah keluarga Wiratama. Kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja."

Mega menatap suaminya, matanya penuh dengan keteguhan. "Tolong, Yah, kali ini biarkan aku mengurus putraku dengan caraku sendiri. Aku janji tidak akan ada yang tersakiti, termasuk gadis itu."

Hening.

Akhirnya, Rendra menghela napas panjang dan bangkit berdiri. "Baiklah, terserah padamu, Mega. Dia putramu."

Tanpa berkata lagi, Rendra meninggalkan ruangan dengan langkah berat. Damian menatap kakaknya sekali lagi sebelum ikut berdiri.

"Kak, pikirkan lagi semuanya baik-baik," ucapnya sebelum menyusul Rendra keluar dari ruang keluarga.

Permohonan Putus Asa

Di dalam kamarnya yang terkunci, Rivan terduduk di lantai, tubuhnya gemetar. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Ibunya benar-benar tega mengurungnya, memaksanya melepaskan Shanna, bahkan berencana untuk menghancurkan kandungan Shanna.

Suara isakannya memenuhi ruangan.

Di kamar sebelah, Damian mendengar semuanya. Tidak tahan, ia berjalan mendekati pintu kamar Rivan dan mengetuknya pelan.

"Van…" panggilnya.

Dari dalam kamar, suara serak terdengar. "Om Damian?"

"Hmm… Maaf, Van. Kali ini aku tidak bisa banyak membantu."

Terdengar suara tarikan napas panjang dari balik pintu sebelum Rivan berbicara dengan suara nyaris berbisik, "Om… tolong aku. Jika Om tidak bisa mengeluarkanku dari sini, setidaknya tolong pergi ke rumah sakit. Shanna sedang dirawat di sana. Dia pasti kesepian dan khawatir… Aku mohon, Om."

Damian terdiam. Ada begitu banyak hal yang ingin ia katakan, tetapi tidak ada satu pun yang terasa tepat. Akhirnya, ia menempelkan satu tangan ke pintu dan berbisik pelan, "Aku akan pergi."

Lalu, tanpa menunggu jawaban dari Rivan, Damian berbalik dan berjalan keluar dari rumah.

Damian sampai di rumah sakit.

Ruangan rumah sakit itu sunyi, hanya terdengar suara monitor detak jantung dan tarikan napas pelan Shanna yang berusaha menenangkan dirinya. Dia duduk di atas ranjang dengan tangan memegang perutnya yang masih datar, seakan melindungi bayi yang ada di dalamnya.

Damian berdiri di ambang pintu, ragu-ragu sebelum akhirnya melangkah masuk.

"Shanna," panggilnya lembut.

Shanna mengangkat wajahnya. Matanya yang sembab dan wajahnya yang pucat membuat Damian semakin yakin bahwa gadis ini benar-benar mencintai Rivan.

Damian menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur. Ia mengusap wajahnya sebelum berkata, "Aku harus memberitahumu sesuatu, dan aku ingin kamu kuat mendengarnya."

Shanna menegang. "Rivan… dia baik-baik saja, kan?" tanyanya dengan suara bergetar.

Damian menghela napas. "Dia baik-baik saja, tapi…" Damian menatap Shanna, mencoba mencari kata yang tepat. "Mega mengurungnya. Dia tidak bisa menghubungimu karena ponselnya diambil. Dia akan dikirim ke luar negeri secepatnya agar menjauh darimu dan bayi ini."

Shanna membelalakkan mata. Tubuhnya bergetar hebat, dan ia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan, menahan isakan yang hampir pecah. "Tidak… tidak mungkin…"

"Shanna…" Damian mencoba menenangkannya, tetapi air mata gadis itu sudah jatuh.

Shanna menggigit bibirnya, menahan tangisnya sekuat tenaga. "Kenapa… Kenapa Ibu Rivan tega melakukan ini?" suaranya nyaris tak terdengar.

"Dia menganggap ini sebagai skandal yang akan merusak nama baik keluarga," jawab Damian jujur. "Dia ingin kamu menggugurkan kandungan ini."

Shanna menggeleng. Ia menyeka air matanya, meski wajahnya tetap basah. "Tidak… aku tidak akan menggugurkan anak ini, Om. Aku tidak peduli apa pun yang mereka lakukan padaku. Aku akan menunggu Rivan."

Damian menatap gadis itu dengan kagum sekaligus prihatin. Shanna masih sangat muda, tapi tekadnya begitu besar.

"Bagaimana jika Rivan tidak kembali?" tanya Damian hati-hati.

Shanna menatapnya tajam. "Dia akan kembali," ucapnya mantap. "Aku tahu itu. Aku percaya padanya."

Damian tersenyum kecil. "Kamu benar-benar gadis yang luar biasa, Shanna."

Shanna mengusap perutnya, matanya masih berlinang. "Aku tidak akan menyerah, Om. Aku akan melindungi anak ini. Dan aku akan menunggu Rivan… berapa lama pun itu."

Damian menghela napas panjang. Dalam hati, ia berharap keyakinan Shanna tidak akan berakhir dengan kekecewaan. Malam itu, dengan sedikit empati yang dimilikinya, Damian menemani Shanna sampai akhirnya keesokan hari Shanna sudah di ijinkan untuk pulang.

1
Elza Febriati
Laaaa koq kesannya seperti damian yg keras nikahin dia, 😩 rada2 ngelunjak, semestinya banyak2 sadar diri,, dan mengambil hati damian,! Lucuuuuuu
Narata: Iyaaa ya damian duluan yang bucin wkwk karena damian udah suku duluan gasiii dari pas ketemu di kampus
total 1 replies
Dian Fitriana
update
Narata: ok kak jam 00 yaa
total 1 replies
Risma Waty
Kasihan juga sih dgn Rivan.. bukan keinginannya ninggalin Shanan. Dia dipaksa dan dibawa kabur bapaknya ke luar negeri. Rivan kan janji akan kembali menjemput Shanan. Semiga Damian ntar mengembalikan Shanan ke Rivan krn bagaimanapun anak yg dikandung Shanan adalah anaknya Rivan, otomatis cucunya Damian.
Narata: Iya sih kasihan .. Yang jahat di cerita ini adalah takdir mereka. hikss🥹
total 1 replies
Dian Fitriana
up LG thor
Dian Fitriana
update
fran
klu up yg bnyk dong .., krn klu kelamaan jd membosankan
Narata: hi kak fran, nanti author up jam 12 ya kak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
Narata
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!