Clarissa tidak menyangka jika dirinya diberi kesempatan untuk kembali ke waktu.
Dis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demam
Clarissa masuk kedalam kamar lalu mengunci pintunya . Dia ingin mengeluarkan semua unek-unek yang sedari tadi ia tahan .
Tangis Clarissa pecah . Dia masuk kedalam kamar mandi agar tidak ada yang mendengar suara tangisannya . Dia menangis di bawah shower.
Clarissa sangat merindukan pelukan papanya . Itulah yang membuatnya berubah. Ia ingin diperhatikan namun bukan itu yang ia dapatkan.
Hampir tiga puluh menit Clarissa menangis dibawah shower. Tubuhnya sampai biru dan menggigil . Tidak ingin meninggal untuk kedua kali dia pun keluar dari kamar mandi dan mengganti bajunya.
Clarissa tidak mendengar saat pintu kamarnya diketuk dari luar. Kedua kakaknya lah yang mengetuk pintu .
Keduanya merasa khawatir. Jadi mereka menyusul Clarissa ke kamar. Sayangnya pintunya di kunci dari dalam .
Tok tok tok
" Dek ..."
" Clarissa !"
Tok tok tok
" Dek ... bukain pintunya dong !"
" Kenapa kalian berisik sih ?" tanya Daniel yang tiba-tiba hadir bersama Bella dan istrinya .
" Ada apa nak ?" tanya sang mama dengan lembut.
" Nggak ada apa-apa kok , cuman mau _"
" Nggak usah ganggu adek kalian istirahat. Besok dia malah nggak bisa bangun pagi . Sudah kembali ke kamar masing-masing!" titah Daniel tidak ingin dibantah .
" Tapi _"
" No debat !"
Akhirnya mereka berdua meninggalkan tempat itu . Daniel segera menyuruh Bella untuk ke kamarnya.
" Kamu istirahat juga sayang ."
" Baik om ... selamat malam !"
" Selamat malam ."
Bella berjalan ke kamarnya yang ada di lantai satu . Di lantai dua ada tiga kamar . Satu kamar untuk Clarissa dan dua kamar lainya untuk kedua kakaknya.
Daniel menatap pintu kamar sang putri dengan sendu. Sandra ingin mengeluarkan suara namun tangannya keburu ditarik oleh sang suami .
" Gimana ini kak ?" tanya Carlo panik . Saat ini mereka berdua berada di kamar Calvin .
" Ya mau bagaimana lagi ... Balik ke kamar Lo aja . Biarkan dia istirahat ," ucap Carlo sebelum dia masuk kedalam kamar mandi .
Karena kakaknya sudah bilang begitu , mau bagaimana lagi . Mau tidak mau dia kembali ke kamarnya.
Malamnya Clarissa mengalami demam tinggi. Tubuhnya sangat panas . Dalam tidurnya dia memanggil nama papanya .
" Papa ... Cla kangen ," ucap Clarissa dengan lirih .
" Cla ingin peluk papa hiks hiks..."
" Cla nggak suka papa dekat-dekat Bella. Papa cuma punya Cla hiks..."
Ceklek!
Perasaan Calvin tidak enak . Jadi dia mencari kunci cadangan kamar Clarissa. Betapa terkejutnya ia saat melihat kondisi adiknya.
" Sayang ... badanmu panas banget ," ucap Calvin saat menyentuh dahi adiknya.
" Papa ... adik kangen ..."
deg !
Calvin menitikkan air matanya. Dia tidak menyangka jika kejadian diruang makan tadi berdampak seperti ini . Jika seperti ini dia lebih suka adiknya marah seperti biasanya.
Calvin bertindak cepat . Dia pergi kedapur untuk mengambil air buat mengompres .
Suasananya sangat sepi . Semua sudah hanyut dalam mimpi masing-masing. Jadi tidak ada yang mengetahui tingkahnya.
Calvin merawat Clarissa dengan telaten . Bahkan dia tidur saat panas Clarissa sudah dingin. Bukan tidur dikamar nya namun tidur sambil duduk di kursi yang diletakkan disamping ranjang .
Menjelang pagi Clarissa bangun . Biasanya dia memang selalu bangun kesiangan , namun setelah menikah di selalu bangun menjelang pagi untuk memasak.
" Kakak ..." ucap Clarissa dengan lirih . Dia tidak menyangka jika sang kakak tidur seperti itu . Jadi dia membangunkannya.
" Kak ..."
" Hem ... kamu sudah bangun ? Bagaimana... masih panas ?"
Calvin menempelkan punggung tangannya di dahi Clarissa.
" Syukurlah... akhirnya turun juga panasnya. Apa kamu pusing ?"
" Apa semalam adek demam ?" tanya Clarissa saat melihat tingkah sang kakak .
" Iya ... untung kakak masih punya kunci cadangan. Jadi bisa masuk kesini . Lain kali jangan seperti ini lagi ya ?" pinta Calvin dengan sendu .
" Maksud kakak bagiamana?"
" Lain kali ada masalah apapun bilang sama kakak . Kalau kakak sedang tidak ada bilang sama Carlo , mengerti ?"
Tes !
" Sayang kakak banyak-banyak," ucap Clarissa sambil berhambur memeluk sang kakak .
Tangisnya pun kembali tumpah . Dia merasa menemukan pelindung dari kakaknya .
Ceklek!
" Wah ... kakak curang nih . Kok malah duluan kakak sih tinimbang Carlo !"
Clarissa tidak menghiraukan kehadiran kakak keduanya. Dia masih ingin menumpahkan tangisnya di dada sang kakak .
deg !
Carlo mendekat ke arah dua orang yang sedang berpelukan. Dapat ia lihat jika sang adik tengah menangis di pelukan sang kakak .
Calvin menyuruh Carlo untuk diam dengan isyaratnya. Jadi Carlo pun menurut.
Setelah puas Clarissa menghentikan tangisannya. Dia juga melepaskan pelukannya pada sang kakak .
" Terimakasih kak ," ucap Clarissa dengan serak . matanya sudah seperti panda .
" Adik kenapa ?" tanya Carlo .
" Cuman pengen nangis aja ," jawab Clarissa sambil menatap kakak keduanya.
" Lihat matamu sudah seperti mata panda . Bagaimana kamu akan sekolah ?"
" Cla boleh ikut kakak ke kantor tidak ?" pinta Clarissa dengan penuh harap .
" Lebih baik kamu istirahat saja dek ."
" No ... Cla ingin ikut kakak ke kantor sekarang !"
" Kamu nggak sekolah?" tanya Carlo .
" Dia masih lemah Car . Semalam tubuhnya demam . Jadi tidak masalah ijin sehari . nanti aku akan kita surat dokter untuk dibawah kesekolah. "
" Kok kakak nggak bangunin Carlo sih ?"
" Mana kepikiran ."
" Kita berangkat ke kantor sekarang ya kak ?" pinta Clarissa dengan melas .
" Di luar masih pagi buta dek ,mau ngapain disana ?"
Clarissa menunduk . Dia ingin pergi sebelum orang tuanya melihatnya dalam kondisi seperti ini . Apalagi jika Bella turut melihat kondisinya saat ini.
" Baiklah... tunggu kakak mandi dulu ," ucap Calvin mengalah . Dia seolah mengerti kekhawatiran Clarissa .
" What !!! nggak _"
" Kamu nanti yang bilang kalau kami berangkat duluan . Clarissa berangkat denganku ," ucap Calvin saat Carlo Ingin protes .
" Baiklah..."
Akhirnya setelah Calvin selesai mandi , dia mengajak Clarissa berangkat. Bukan ke tempat kerjanya namun ke apartemen miliknya yang tidak jauh dari kantor.
Jika dia membawa sang adik ke kantor pasti papanya akan marah . Namun jika disini siapa yang akan marah . Kecuali Bella yang memberitahukan kepada mereka .
Calvin membawa Clarissa menggunakan mobil pribadinya. Dia mengendarai mobil itu sendiri tanpa sopir.
Sepanjang perjalanan, Clarissa menatap ke arah jalanan. Tidak ada yang bersuara membuat suasana menjadi hening.
Setelah hampir satu jam perjalanan akhirnya mereka tiba ke tempat yang dituju oleh Calvin. Clarissa langsung kaget begitu turun dari mobil.
" Loh kok kesini?"
semoga apa yang di rencanakan bela berbalik ke dia biar tau rasa
up up uup
crazy uup dong thor 😷