NovelToon NovelToon
Kekuatan Dari System

Kekuatan Dari System

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedua Puluh Enam

Arsa membeku tanpa kata, serasa ingin membenturkan kepalanya sendiri dengan sangat marah, kendati jawaban System terbilang konyol, namun sangat masuk dan tak terbantahkan. Membuat Arsa melompat-lompat di tempat, melampiaskan kekesalannya.

Puas dengan tindakannya, Arsa menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri, menggerutu di dalam hati, ‘Sialan kau, System!’

Mengalihkan pandangannya keluar pohon, Arsa kembali mengamati pertarungan kedua monster Harimau di luar lubang oval.

“Ah, patut di coba!” seiring munculnya ide di kepala, Arsa menjentikkan dua jari hingga menimbulkan suara lirih, “Ctak!”

Dengan pikirannya, Arsa mengalirkan energi mental ke telapak tangan kanan. Membentuk sebuah benda di saat berikutnya.

Sudah barang tentu, benda yang dibentuk tidaklah bagi Arsa. Sepucuk senapan serbu Ak47, tercipta dari energi mental, mengandalkan daya ingat yang ada di kepala Arsa.

Namun bentuk dari senapan itu jelas sangat berbeda, Warnanya Transparan, mengikuti warna energi mental yang membentuknya. Setidaknya hampir mirip dengan senjata asli para tentara.

Merasa berhasil atas pemikirannya, Arsa mengarahkan senjatanya. Membidik ke arah salah satu Monster, menembakkan peluru, yang juga terbentuk dari energi mental, “Plut!”

Tertegun sejenak, Arsa menatap aneh senjata ciptaannya sendiri. Keningnya berkerut ketika berguman lirih kebingungan, “Ada apa dengan senapan ini? Bukankah suaranya lebih mirip dengan suara kentut!”

Padahal, bidikan Arsa berhasil mengenai sasaran dengan akurat. Namun monster yang menjadi sasaran tembak tidak terpengaruh sama sekali. Bahkan tidak ada bekas apapun di permukaan tubuhnya.

“Energi Mental yang aku alirkan tidak mampu melukai monster itu. Sekuat itukah?” desah Arsa dengan bingung, lantas bertanya, “System, apa sebenarnya yang terjadi?”

System. “Ding! Sangat bisa melukai, Tuan. Namun untuk saat ini, kekuatan Energi Mental yang Tuan miliki masih terlalu rendah.”

System. “Ding! Oleh karena itu, kemampuan maksimal Tuan dalam memanifestasikan Energi Mental, juga masih sangat terbatas.”

System. “Ding! Untuk informasi selengkapnya, Tuan dapat melihat deskripsi pada Level Energi Mental.”

“Pantas saja bunyinya mirip kentut,” keluh Arsa seraya mendesah.

Tidak berkecil hati, Arsa mengubah energi mentalnya menjadi bentuk sabit, tanpa gagang di kedua sisi, menatap kembali kearah pertarungan kedua monster, monster dengan satu tanduk tampak mulai kelelahan.

Mengambil kesempatan ini, Arsa melempar sabit energi mentalnya, tertuju langsung ke kaki monster bertanduk dua, dengan sangat cepat, tepat dan akurat.

Namun begitu sabit transparan itu melesat, di saat yang sama pula. Monster bertanduk dua juga telah dalam posisi melompat, alhasil. Serangan sabit tidak mengenai sasaran yang di kehendaki. Justru malah memotong ekornya, yang nyaris mendekati pangkal.

Tidak terduga oleh Arsa, monster bertanduk dua itu jatuh tersungkur. Lalu bangkit dengan terhuyung-huyung, seolah telah kehilangan keseimbanganya, dan siap untuk tumbang.

Melihat apa yang terjadi, Arsa langsung mengerti dan dapat memprediksi dengan pasti. bahwa bagian ekor adalah kelemahan dari monster bertanduk dua tersebut.

Di sisi pertarungan kedua monster, mendapati lawannya terhuyung mundur. Monster bertanduk satu bergerak menyerang, memanfaatkan kesempatan untuk menjatuhkan lawannya.

Tetapi belum sempat kaki monster itu meninggalkan pijakannya, monster hitam putih ini merasakan dunia sedang berputar-putar, ibarat sedang naik komedi putar jika berada dibumi.

Dengan sabit energi mental, Arsa telah memotong ekor dari monster bertanduk satu. Menyebabkan kondisinya sama dengan monster bertanduk dua, terhuyung mundur secara bersamaan.

Mengeluarkan pedang dan mengalirkan perpaduan dua energi, Arsa berteleportasi, menuju kedua monster yang terhuyung, dan memenggalnya seketika.

Tanpa menunda waktu, tubuh kedua monster di pindahkan ke dalam ruang penyimpanan system. Pun tidak lupa, Arsa membakar kelima tubuh monster Curu menjadi abu.

“Cling!” menghilang dari tempatnya, Arsa kembali ke dalam ruang pohon. Dua inti Monster berwarna Jingga, menjadi salah satu hasil atas buruannya yang terakhir.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level ke Tahap Transformasi tingkat Kesembilan.”

Fluktuasi energi yang membludak tadi sore, muncul kembali dan mengalir deras. Namun saat ini Arsa merasakan, energi itu jauh lebih kuat, membanjiri seluruh pembuluh darahnya.

Setelah berpikir sejenak, Arsa mencabut kembali perintah otomatis peningkatan kultivasi. Yang artinya, Arsa harus menekan tanda (+) terlebih dahulu, meskipun Poin Pengalaman telah memenuhi syarat untuk menerobos.

‘Tidak ada salahnya berjaga-jaga,’ mengatakan itu di dalam hati, Arsa mengalirkan sedikit energi yang mental ke jari telunjuknya.

Salah satu alis Arsa tampak terangkat, energi mental yang dialirkannya. pancaran auranya terasa sedikit aneh, berbeda pada saat pertama kali dirinya dapat mengolah energi mental.

Tetapi Arsa mengabaikan perasaan itu untuk sementara, ia membentuk tanda jiwa dengan energi mental. Tanda tak kasat mata itu diletakkan di dalam ruang pohon, memungkinkan bagi Arsa untuk kembali dengan cepat pada jarak yang telah dia tentukan sendiri.

Setelah itu semua, Arsa keluar dari pohon. Dengan sayap angin yang terbentang di punggung, ia terbang tinggi ke udara, berhenti melayang di atas pohon yang sama.

Menoleh ke arah tertentu, Arsa menatap ujung sebuah pohon yang lain. Pohon itu sebelumnya merupakan tempat dirinya hinggap, titik berpijak untuk melihat pohon super besar di bawahnya.

Ketika hendak mengepakkan sayapnya, Arsa merasakan fluktuasi energi dari arah lain. Membuatnya mengurungkan niat, menoleh dan membalikan badan.

‘Sepertinya ada pertarungan,’ pikir Arsa dengan kening berkerut.

Penasaran, Arsa memperluas indra spiritualnya. Dia ingin memastikan, dimana, apa dan siapa yang sedang bertarung.

‘Manusia? Bukankah tempat ini Kawasan Dalam!’ kaget Arsa atas deteksi indra spiritualnya. Tidak menyangka, ternyata ada pihak lain yang juga berada di Kawasan Dalam Hutan Kegelapan.

Dengan sangat hati-hati nan waspada. Arsa terbang mendekati tempat pertarungan, Teknik Pernapasan langsung aktif, menyembunyikan keberadaanya dari pihak lain.

Kisaran jarak tiga kilo meter, Arsa hinggap di atas dahan pohon tertentu. Ia harus mengamati keadaan sekitar sebelum bergerak lebih dekat, menuju tempat pertarungan.

‘Mata Dewa!’

Mengaktifkan tekniknya, Arsa melihat seorang gadis pada arah tertentu. Gadis itu berparas cantik, terlihat sedang bersandar pada sebongkah batu. Namun kondisinya dalam keadaan terluka.

Di sisi lain, seorang lelaki tua dan pria paruh baya, tampak sedang bertarung sengit melawan sekelompok orang, sepuluh orang berpakaian hitam, lengkap dengan penutup wajah, bersinergi mengepung dan menyerang.

Setiap lengan kiri dari kesepuluh orang itu, semuanya diikat sehelai kain berwarna kuning. Penanda bahwa mereka adalah dari kelompok yang sama.

Pada titik lain, ada banyak mayat bergelimpangan, tergeletak bersimbah darah, yang kesemuanya juga berpakaian hitam, lengkap juga dengan penutup wajah.

‘Sepertinya gadis dan dua pria itu sedang dikejar para bandit,’ batin Arsa menduga, namun pikiran lain muncul dalam analisanya, ‘Tapi kekuatan sepuluh orang itu tidak main-main. Empat di antaranya Tahap Prajurit Alam tingkat Kesembilan. Apa iya, bandit kultivasinya begitu tinggi?”

‘Ah, mungkin mereka adalah bandit kelas kakap. Aku harus membantu,’ Arsa tetap menerka dalam pikirannya.

‘System, tukarkan semua Batu Roh menjadi Poin System! Lalu tingkatkan Pada Tubuh Naga Kuno!’ pinta Arsa di benak.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Penukaran berhasil….”

System. “Ding! Selamat, Tuan, Tubuh Naga Kuno telah naik tingkat. Level saat ini adalah 45/30.000.”

Ketika hendak bergegas mendekat, Arsa mengurungkan niat. Pada kisaran jarak kurang dari satu kilo meter di depan, ia mendeteksi adanya mayat seorang lelaki tua.

“Cling!” muncul disisi mayat lelaki tua itu, Arsa menjulurkan tangan kanan, menyentuh dan menekan titik tertentu pada bagian leher.

‘Sepertinya baru saja meninggal,’ ucapnya di dalam hati, tubuh mayat lelaki tua itu masih terasa hangat.

Melihat cincin penyimpanan yang masih tersemat di jari mayat, Arsa melepaskannya. Lalu berkata dalam pikirannya, ‘Maafkan aku, Tetua. Aku masih hidup, Cincin Penyimpanan ini lebih berguna bagiku.’

Setelah mengamankan mayat lelaki tua itu, Arsa kembali bergerak mendekat. Berhenti pada jarak lima ratusan meter dari medan pertempuran, ia mengamati pertarungan kedua belah pihak.

Tiba-tiba, Arsa mendengar suara dibenaknya, ‘Nak, Mohon belas kasihmu. Selamatkan gadis itu. Bawa dia pergi ke tempat yang aman! Aku mohon!’

‘Energi Mental?’ batin Arsa sedikit terkejut, fokus memandang seorang lelaki tua di medan pertempuran. Lantas membalas, ‘Tetua, setelah aku menbawa gadis itu, aku akan kembali membantumu.’

‘Energi Mental?’ Kaget si lelaki tua, menoleh sesaat, mendeteksi ke arah dimana Arsa berada.

Arsa tidak menunda, dengan sayap angin yang aktif, ia menuju gadis yang dimaksud dengan cara berteleportasi, “Cling!”

“Siapa kamu?” tidak bisa tidak bertanya, gadis itu terkejut dengan kemunculan Arsa yang tiba-tiba.

Tidak menjawab, Arsa meraih tubuh gadis itu dan memeluknya. Melesat seketika, terbang kearah kedalaman hutan menggunakan sayap angin.

Adalah sengaja Arsa melaju kearah kedalaman hutan. Sehingga Pos kecil yang menjadi tujuannya, tetap menjadi titik yang aman, pula dengan arah itu. Selain Arsa sedang menentukan jarak jangkau untuk setiap titik teleportasinya, adalah untuk mengelabui orang-orang yang dipastikan akan mengejar.

Sang gadis mencoba meronta, namun karena sudah kelelahan dan terluka parah, dia tidak mampu melepaskan pelukan Arsa. Di sisi lain, empat orang berpakaian serba hitam terbang mengejar. Dan tentu saja, arah mereka adalah sesuai dengan arah yang dituju oleh Arsa.

Dalam laju terbangnya, Arsa menoleh ke belakang sebentar. Lalu menghilang begitu saja, “Cling!”

*

Muncul di dalam ruang pohon, Arsa melepas pelukannya. Bergerak ke titik tengah, dengan sedikit Api Neraka, ia membuat ruangan itu menjadi terang benderang.

Namun berbeda dengan ekspresi sang gadis. Mendapati dirinya muncul secara tiba-tiba di dalam sebuah ruangan kosong, dia terkejut, bingung dan mematung.

Tersadar dari pikirannya yang sedikit linglung, meskipun dirinya terluka parah dan lemah saat ini, dia masih sangat waspada, takut orang yang berada di depannya, adalah musuh.

“Siapa kamu?” tanya ulang gadis itu, tatapannya tajam seraya menyeret tubuhnya sendiri kebelakang.

Arsa tetap tidak menjawab, ia mengeluarkan Pil Pemulihan Bintang Delapan. Lalu berkata, “Pil ini akan memulihkan kondisimu, setidaknya enam puluh persen.”

“Sebelum aku kembali dengan dua orang yang bersamamu, jangan pernah keluar dari tempat ini!” peringat Arsa sebelum gadis itu bertanya lebih banyak.

Setelah mengatakan peringatan itu, Arsa kembali menghilang begitu saja. “Cling!”

Melihat ini, gadis itu tertegun lama. Matanya yang besar berkedip-kedip, menoleh ke kiri dan ke kanan, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, bingung bukan main dengan menghilangnya Arsa.

‘Bagaimana mungkin dia bisa menghilang begitu saja? Keterampilan macam apa yang seperti itu?’ gumam hati si gadis muda, berharap apa yang dia saksikan hanyalah ilusi belaka.

Seiring pertanyaan yang bergulir di benaknya, gadis itu menatap pil pemulihan di tangannya.

“Pil Bintang Delapan!” seru heran gadis muda itu, suaranya nyaris memekik.

Merasa tindakannya berbahaya, si gadis muda menutup mulutnya sendiri dengan tangan kiri. Bergumam, “Kenapa kamu menjadi bodoh!”

***

Di medan pertempuran, Arsa bersembunyi di antara rimbunnya dedaunan pohon. Tempat yang merupakan titik di mana ia mengamati sebelumya, dan mendapatkan pesan telepati.

Sambil terus mengamati pertarungan, otak Arsa terus berputar, mencari cara untuk menyelamatkan kedua pria yang tersisa, tapi tidak membahayakan dirinya.

‘Ah, racun empedu,’ ingat Arsa dalam hati.

‘Tetua, bersama dengan rekanmu, segera berlari kearahku dengan cepat!’ ucap Arsa melalui telepati, yang merupakan salah satu fungsi dari energi mental.

Mendengar suara pemuda yang sama dibenaknya, lelaki tua itu terkejut. Kemudian bertanya memastikan, pun melewati telepati, ‘Anak Muda apakah kau punya cara untuk membantu kami?’

Arsa membalas, ‘Jika tidak, mengapa aku harus repot-repot untuk kembali ke tempat ini.’

Respon cepat, lelaki tua itu menghubungi pria rekannya dengan telepati, ‘Iyon, bergeraklah kearahku sekarang! Dan ikuti aku tanpa menoleh kebelakang!’

Tidak menunda, dengan kecepatan tinggi, kedua pria itu langsung melesat ke titik dimana Arsa berada, mereka bergerak tanpa ada keraguan sedikit pun dari wajah mereka.

1
Hayella Andini
the best thor
Uraaaa
oke kak
Hr⁰ⁿ
baru baca,Thor kalo bisa pas di system pake tanda ( ) gitu Thor biar mempermudah pembaca,itu aja si sarannya untuk skrng Thor,smngt trus
Uraaaa: oke mksh kak
total 1 replies
Uraaaa
semoga menghibur
Alfathir Paulina
lucu thor nama dr para penjahatnya ada blangkon ada ndasmu ada telu limo🤣🤣🤣🤣👍👍💪💪😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!