Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur sekamar
Disinilah Anaya saat ini ditempatkan tidur karena Sean memaksanya untuk segera masuk ke dalam kamar dengan alasan angin sore tak baik untuk kesehatan.
Gadis itu merebahkan badannya karena ia sendirian dikamar itu karena Sean baru saja pergi karena urusan penting.Entahlah sepenting apa urusan Sean Anaya tak peduli karena yang ia pikirkan saat ini adalah ucapan Sean sebelum pergi kalau mereka akan tidur sekamar selama Anaya tinggal di mansion ini.
Anaya sudah menolak tapi pria itu tidak mau dibantah."Emang dia pikir aku wanita apaan yang seenaknya saja ia ajak tinggal dalam satu kamar tanpa adanya ikatan pernikahan",gerutu Anaya yang begitu kesal dengan Sean.
Anaya mencoba memejamkan matanya namun rasa kantuk tak kunjung datang.Gadis itu frustasi karena jam memang belum menunjukkan waktu tidur.
Bosan sendirian di kamar Anaya memilih untuk keluar kamar.Ia ingin berkeliling mansion milik Sean.Namun apa yang ada dipikirannya tak sesuai suasana mansion itu terlihat sepi hanya ada beberapa pelayan yang yang tampak sibuk dengan pekerjaannya.
Anaya menuruni tangga yang sangat banyak dan berliku.Ternyata ia berada dilantai 3 mansion itu.
"Ah merepotkan sekali ngapain coba tidur dilantai 3 kalau harus naik turun tangga sebanyak ini.Apakah tu orang gak capek ya?",gumam Anaya yang menghitung anak tangga yang ia turuni.
Anaya tidak tau saja kalau di mansion itu terdapat lift.Mana mungkin Sean mau capek capek baik turun tangga.Tangga itu diperuntukkan jika liftnya mengalami kerusakan.
Setibanya dilantai dasar Anaya memindai seluruh ruangan.Seorang pelayan tampak menghampirinya.
"Maaf Nona...anda mau kemana?",tanya pelayan itu ramah.
Anaya gelagapan dipanggil dengan sebutan Nona,gadis itu hanya tersenyum kecil."Aku mau keliling mansion ini,bosan dikamar",jawab Anaya.
"Maaf Nona Tuan muda sudah berpesan jika anda harus beristirahat dikamar",ucap pelayan itu membuat Anaya jengah.
"Tapi aku bosan dikamar,atau mau kah kau menemaniku untuk berjalan jalan sebentar disekitar mansion ini?",tanya Anaya karena ia sedikit takut nyasar jika berjalan sendiri di mansion yang luas ini.
"Tapi Nona-
"Tuanmu tidak akan memarahimu aku yang akan bertanggung jawab",kekeh Anaya.Dia ingin tau seluk beluk mansion ini agar sewaktu waktu ia bisa kabur dari sini jika Sean orang yang berbahaya seperti yang ia pikirkan.
"Baiklah Nona",jawab pelayan itu berjalan dibalakang Anaya.
"Kau... berjalan disampingku jangan dibelakangku itu namanya kau mengikutiku bukan menemaniku",tutur Anaya yang karena ia ingin bertanya banyak hal dengan pelayan itu tentang tuannya.
"Maaf Nona nanti tuan-
"Kau saat ini sedang bersamaku bukan dengan tuanmu itu,jadi ayo berjalan disampingku.Kalau seperti ini kau seperti bodyguardku saja",kesal Anaya.
"Ba-baik Nona",jawab pelayan itu tertunduk lalu dengan sedikit ragu berjalan disampingnya Anaya.
"Oh ya aku mau bertanya,apa kau tau apa pekerjaan tuanmu itu?",tanya Anaya.
"Maaf Nona salah tidak berani menjawab pertanyaanmu Nona karena kami para pelayan juga tidak tau apa apa pekerjaan Tuan muda,tapi yang jelas tuan muda merupakan anak dari pengusaha konglomerat ",jawab pelayan itu.
"Ck... sepertinya aku tak akan menemukan jawabnya darimu,tolong antar aku ke kamar",ucap Anaya dengan kesal lalu membalikkan badannya namun ia menubruk benda keras.
"Sejak kapan disini ada tonggak padahal tadi tidak ada",gumam Anaya mengusap keningnya yang sakit.
Pelayan itu langsung pergi meninggalkan Anaya yang terus saja mengumpat.
"Jika ingin bertanya tentangku,tanyakan langsung saja ke orangnya..
Deg
Anaya mengenali suara itu dan mengangkat kepala menatap Sean yang sudah menatapnya tajam.
"Ka-Kau bukankah-
"Aku menyuruhmu untuk istirahat bukan keluyuran seperti ini",ucap Sean dengan tatapan dingin.
"Aku belum mengantuk dan yang pasti aku bosan berada didalam kamar terus",jawab Anaya.
"Oh ya apa besok aku sudah boleh pergi dari sini?",tanya Anaya.
"Apakah kau tak betah tinggal disini?,lalu jika kau pergi kau mau kemana?",tanya Sean yang melihat Anaya sedang berpikir.
"Oh...itu...akan aku pikirkan nanti",jawab Anaya yang tampak gamang.Karena ia tak memiliki uang sepeserpun untuk menyewa rumah.
"Penawaran ku masih sama tinggallah disini Sampai kapanpun yang kau mau.Tapi kita-
"Tidur sekamar maksudmu kan?.Dan aku tidak mau kau pikir aku ini wanitamu?",sungut Anaya yang tak habis pikir dengan pria yang belum ia tau sama sekali namanya ini dan dengan mudahnya memintanya untuk tidur sekamar dengan pria itu.
"Hanya tidur dan tidak lebih Anaya...",geram Sean dengan sikap keras kepala gadis yang ada dihadapannya ini.
"Apakah kau sudah terbiasa membawa perempuan tidur dikamarmu?",tanya Anaya penuh selidik.
"Tidak...kau yang pertama aku ajak ke mansion ini dan wanita pertama yang masuk kedalam kamarku bahkan Mamaku saja tak pernah aku izinkan untuk memasuki kamarku",jawab Sean jujur karena memang Anaya lah wanita pertama yang masuk ke kamarnya dan tidur disana.
"Aku tak yakin pria sepertimu tak pernah membawa wanita kerumah ini.Dari tampangmu saja sudah seperti Cass-
"Seperti apa,hum?",tanya Sean mendekat kearah Anaya dengan tatapan tajamnya.Bahkan tatapan itu membuat Anaya bergidik seakan menerkamnya hidup hidup.
"Kau...mau apa kau,ha?",tanya Anaya yang melangkah mundur dengan raut ketakutan terpancar dari matanya.
"Bukankah kau ingin mengatakan sesuatu,hum?",tanya Sean yang terus mendekati Anaya sampai gadis itu terpojok pada satu pilar mansion miliknya.Sean langsung mengurung Anaya dengan kedua tangannya dan menatap gadis itu intens.
"Kau...",Anya berusaha mendorong tubuh Sean namun Sean tak bergerak sedikitpun.
Sean semakin semangat untuk menggoda Anaya yang tampak gugup.Sean mendekatkan wajahnya pada wajah Anaya.Bahkan Anaya bisa merasakan hembusan nafas pria itu.Reflek Anya memejamkan kedua matanya membuat Sean tersenyum miring.
Tak
Sean menyentil kening Anaya membuat gadis itu membuka matanya."Apa kau pikir aku akan menciummu,hum?",tanya Sean tersenyum miring.
Seketika Anaya merona karena malu,bisa bisanya ia berpikir kalau pria itu akan menciumnya.
"Kembalilah ke kamar!.Aku malam ini tidak akan tidur dimansion,jangan tidur larut malam tak baik untuk kesehatanmu",ucap Sean meninggalkan Anaya yang tengah mengatur detak jantungnya.
Anaya menghembuskan nafas pelan dan mengusap dada sebelah kirinya yang masih saja berdetak keras.
"Bodoh kau Naya...bisa bisanya kau berpikir pria itu akan menciummu",gerutu Anaya memukul pelan kepalanya.
Gadis itu memilih untuk duduk di sana menatap langit yang mulai gelap meski langit tanpa bintang.
"Ma...Pa...Naya sangat merindukan kalian",gumam Naya menitikkan air matanya karena teringat akan kedua orangtuanya yang meninggal karena kecelakaan.
Tak jauh dari sana sepasang mata tengah menatapnya.
"Aku takkan membiarkanmu pergi dari sini kelinciku",gumam pria itu tersenyum smirk.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋