andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
talak tiga
Dikediaman Davin dan vania mereka tengah bertengkar hebat. Ini pertama kalinya Davin berlaku kasar terhadap vania.
Karena stres ditinggalkan oleh nadira Davin menyalahkan semuanya kepada vania.
"kamu berani sekali menyentuh nadiraku, vania!" aku mencengkram rahang Vania dengan kuat.
"Dan karena ulahmu nadira meninggalkanku."
"Ma-mas kamu menyakitiku! Ucapku terbata.
Aku melepaskan cengkramanku, kulihat vania memegang lehernya sambil terbatuk.
"Lihat aku mas! sebelas tahun aku menemanimu tapi kenapa kamu memilih wanita yang baru beberapa tahun kamu kenal."
"Kamu melupakanku, walaupun kamu tidak pernah membuka pintu hatimu untukku aku tidak mengapa asalkan kamu tidak meninggalkanku."
"Aku tidak akan merubah keputusanku Vania, aku akan tetap meninggalkan kamu. Satu lagi karena kamu nadira celaka, aku tidak akan pernah memaafkan kamu. Camkan itu!"
"Aku tidak melakukannya mas, dia jatuh sendiri!"
"Kamu fikir aku bodoh! nadira berusaha menggapai tanganmu tapi kamu menepiskannya. Dimana hati nurani kamu sesama manusia ha!" aku membentak Vania.
"Aku pastikan kamu menderita setelah ini Vania! akan aku buat kamu kehilangan segalanya."
"Kamu tidak bisa melakukan itu padaku mas, aku isteri mu!" Aku mulai prustasi mendengar ucapan mas Davin. aku tau betul bagaimana sipat mas Davin jika dia sudah berkata seperti itu pasti akan dia akan melakukan nya.
"Vania ... Detik ini juga kamu aku talak dengan talak tiga!"
Dduar ...
Bagaikan disambar petir, tega sekali mas Davin menalakku sampai talak tiga. tubuhku merosot kelantai, aku menangis sejadi-jadinya.
"tidak mas, aku tidak mau bercerai. Aku ibu dari anak-anakmu mas. Fikirkan nasib mereka apalagi rafa dia sangat membutuhkan orangtua lengkap."
"Jangan pernah kamu jadikan anak-anak sebagai alasan, dan aku tidak akan merubah keputusanku."
"Aku akan membawa anak-anak bersamaku, tadinya aku ingn memberikanmu beberapa asetku untukmu jika kita bercerai agar kamu tidak kesusahan. Tapi mengingat kamu telah membuat nadira meninggalkanku dan melukai nya. Aku urung melakukan nya."
"Jangan bawa anak-anak mas ... Aku mohon."
"Aku hanya punya mereka jika kamu menceraikanku."
"Kamu memang pantas mendapatkan nya Vania! silahkan kamu ambil rumah ini, aku masih berbaik hati memberikan rumah ini untukmu."
"Kamu jahat mas! kamu lupa dengan janjimu dengan ayahku untuk tetap menjagaku."
"Tidak ... Aku tidak pernah lupa. Seperti nya sudah cukup bagimu menikmati semuanya selama ini."
"Dan jika kamu tidak pernah menyentuh nadira mungkin sampai nanti walaupun kita berpisah aku akan tetap memenuhi kebutuhanmu."
Aku beranjak kekamar anak-anakku. Meminta simbok yang bekerja dirumah ini untuk mengemas barang-barang milik mereka.
Vania mengikutiku, "Jangan bawa mereka mas, mereka juga anak-anakku.
"Ku peringatkan kamu vania jangan pernah menunjukkan pertengkaran kita didepan anak-anak, aku bisa membuat hidupmu seperti dineraka."
"Sayang ... Kalian ikut papa kerumah nenek ya? Kita akan tinggal disana." saat aku sampai dikamar anak-anakku.
"mama juga ikut kan pa?" Tanya rafa anakku yag pertama.
"Tidak mama akan tetap tinggal disini."
"Tapi kenapa pa?"
"Nanti saat sudah besar kamu akan mengerti,." aku mengusap pucuk kepala putraku.
"Apa mama tidak apa-apa tinggal sendirian pa?"
"nak ... Mama tidak apa-apa!" aku menahan tangisku, walaupun aku tidak sedekat itu dengan anak-anakku tapi mereka tetap buah hatiku yang aku kandung selama sembilan bulan dirahimku.
"Jika kalian merindukan nya papa akan bawa kalian bertemu dengan mama kalian."
"Anak-anakku mengangguk serentak."
mereka memang tidak terlalu dekat dengan mamanya karena Vania terlalu terlena dengan kemewahan sampai-sampai dia sering meninggalkan anak-anak kepada omanya demi berkumpul dengangeng sosialitanya.
Jadi tidak susah untukku membawa mereka keluar dari rumah ini. Karena anak-anak tau omanya sangat menyayangi mereka.
"Mas jangan lakukan ini, " lirih vania.
Aku mengkode simbok agar membawa anak-anak kemobil.
"Kamu harus menerimanya Vania, inilah akibatnya jika kamu berani menyentuh milikku." aku pergi meninggalkan vania
"Aku bersumpah mas, aku akan membalas semua sakit hatiku pada kalian."
Mas Davin tetap berlalu dari hadapanku, tidak dia hiraukan tangisku.
tubuhku merosot kelantai, aku akan pastikan kamu akan merasakan apa yang aku rasakan mas, tidak akan aku biarkan kamu ataupun nadira bahagia. Bathinku.
Aku menghapus kasar airmataku.
TITIK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92