NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Kenzo

Pukul 7 malam waktu setempat.

Dengan mengenakan kaos lengan panjang yang dia gulung hingga ke sikut, penampilan Kenzo begitu menarik perhatian kaum hawa. Dia berjalan menggandeng wanita yang selalu bertahta di hatinya. Siapa lagi kalau bukan Mommy Clara, ibu yang telah berjuang untuk hidupnya hingga detik ini.

"Hai, Lizbet! Apa kabarnya?" sapa Mommy Clara begitu mereka sampai di meja yang sudah di-reservasi kawan lamanya.

"Ah, Clara. Kabarku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" sahut perempuan sebaya yang dipanggil Lizbet.

Nama lengkapnya adalah Elizabeth Hunt. Kawan karib Mommy Clara sejak masih kecil hingga duduk di bangku SMA. Menjelang kuliah, mereka akhirnya berpisah, karena Mommy Clara harus ikut orang tuanya pindah ke Amerika dan menetap sampai sekarang.

"Like you see! Aku baik-baik saja, Liz," sahut Mommy Clara.

"Dia putramu?" tanya Elizabeth seraya menatap Kenzo.

"Ya, dia putra tunggal aku. Namanya Kenzo Alfarizi," sahut Mommy Clara.

Elizabeth mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri. Namun, Kenzo hanya mengatupkan kedua tangannya. Elizabeth cukup terkejut melihat sikap Kenzo yang dianggapnya angkuh. Namun, sedetik kemudian dia teringat keluhan Clara saat anaknya masih kecil.

"Apa belum sembuh juga, Cla?" tanya Elizabeth seraya menatap sahabatnya.

Mommy Clara hanya mengangguk lemah.

"Huft! Aku turut prihatin, Cla," lanjut Elizabeth.

Kenzo yang bisa menebak arah pembicaraan kedua wanita paruh baya itu, hanya bisa tersenyum tipis. Dia sadar jika kedua wanita tersebut sedang membicarakan kelainannya.

"Maafkan Kenzo, Tante," ucapnya lirih.

"It's oke. Tante bisa mengerti, Nak. Mommy kamu sering bercerita tentang kamu," jawab Elizabeth.

Kenzo mengangguk.

"Hmm, putramu tampan sekali, Cla," puji Elizabeth, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Hehehe, kamu bisa saja, Liz. Putri kamu juga tak kalah cantik. Oh ya, ngomong-ngomong, ke mana dia? Kok aku tidak melihatnya," lanjut Mommy Clara seraya mengedarkan pandangannya.

"Dia sedang ke toilet dulu, Cla. Ayo, silakan duduk!" balas Elizabeth, mempersilakan tamunya untuk duduk.

Dengan sigap, Kenzo menarik kursi untuk ibunya.

"Terima kasih, Sayang," ucap Mommy Clara seraya mengelus lembut rahang tegas milik putranya.

Kenzo hanya tersenyum menanggapi rasa terima kasih ibunya. Sedetik kemudian, dia menarik kursi di samping sang ibu untuk didudukinya.

Percakapan masa lalu pun dimulai. Kenzo hanya bisa tersenyum tipis melihat kehebohan ibunya dan juga sahabat masa kecilnya itu.

Tak lama berselang. Seorang perempuan yang terlihat begitu energik, datang menghampiri meja Elizabeth.

"Wah, tamunya sudah datang, Mi?" ucap perempuan itu seraya menatap Kenzo dan Mommy Clara bergantian.

"Iya, Ser. Kamu ke mana aja, lama banget. Mereka sudah nungguin kamu dari tadi, loh," tukas Elizabeth.

"Sorry, Mi. Toiletnya penuh," sahut perempuan itu seraya kembali menduduki kursinya.

"Dia pasti putri kamu, Liz. Cantik dan lincah," puji Mommy Clara.

"Ah ya, Onty benar. Saya memang putrinya Nyonya Elizabeth Hunt. Nama saya Serin Rebecca Hunt, tapi cukup panggil Serin saja," timpal perempuan tersebut seraya mengulurkan tangannya.

Mommy Clara menyambut uluran tangan Serin untuk berjabat tangan. Mereka pun saling memperkenalkan diri.

Serin melirik ke arah Kenzo yang masih anteng memainkan ponsel.

"Apa dia anak Tante?" tanya Serin.

"Ah ya, dia putra Tante. Namanya Kenzo Alfarizi," timpal Mommy Clara.

"Uh, manis sekali namanya," puji Serin.

Kenzo masih bergeming. Dia sama sekali tidak berniat membalas atau bahkan menjawab pujian perempuan itu.

"Ya sudah, mari, silakan dinikmati jamuannya," pungkas Elizabeth, mengakhiri percakapan mereka.

🌷🌷🌷

Di lain tempat.

Atas permintaan Kenzo. Willy pun menyambangi kediaman Opa Hadi untuk menemui Rana.

"Mohon maaf, Opa. Saya sudah mengganggu waktu Opa," kata Willy.

"Tidak apa-apa, Nak Willy. Kebetulan saya juga sedang luang. Sejak perusahaan dipegang Safira, alhamdulilah saya bisa bersantai di rumah," gurau Opa Hadi. "Oh iya, ngomong-ngomong, ada keperluan apa Nak Willy menemui Opa?" tanya Opa Hadi.

"Sebenarnya, saya ingin Bertemu dengan Rana, Opa. Ada salah seorang teman saya yang tertarik dengan karya yang pernah dibuat oleh Rana. Dan beliau ingin melihat karya Rana yang lainnya," tutur Willy panjang lebar.

"Oh, begitu ya. Wah, kebetulan Rana sedang ikut bundanya ke pabrik, Nak Willy. Anak itu memang sangat antusias jika bundanya ada jadwal untuk mengontrol pabrik. Biasanya di sana dia bisa bekerja sampai lupa waktu," papar Opa Hadi.

"Oh begitu ya, Opa. Apa pabriknya jauh?" tanya Willy.

"Pabriknya lumayan jauh juga, Nak Willy. Begini saja, biar Opa telepon bundanya Rana. Siapa tahu Rana menyimpan koleksi sketsa di ruang kerjanya," usul Opa Hadi.

"Baiklah, Opa," jawab Willy.

Sesaat kemudian, Opa mendekati meja telepon. Dia mengangkat gagang telepon dan mulai memencet deretan nomor ponsel milik anaknya. Tak berapa lama, nomor ponsel pun tersambung.

Entah apa yang sedang dibicarakan oleh Opa Hadi. Raut wajahnya terlihat cukup serius. Setelah beberapa menit, Opa Hadi pun menyimpan kembali gagang telepon.

"Mari, kita ke ruang kerja Rana, Nak Willy. Rana bilany, dia menyimpan sketsanya di sana," ajak Opa Hadi kepada tamunya.

"Baik, Opa."

🌷🌷🌷

Prang!

Tanpa sadar, Kenzo menarik taplak meja hingga semua hidangan hancur berantakan. Semua orang terkejut melihat tingkah Kenzo yang sudah berdiri. Raut wajahnya memerah penuh amarah.

"Lancang sekali Anda menyentuhku!" tuduh Kenzo seraya menunjuk Serin.

Perempuan berusia 23 tahun itu sungguh terkesiap melihat kemarahan Kenzo. Dia tidak menyangka jika keisengan kakinya di bawah meja tadi, akan membuat pria dingin tersebut, begitu marah.

Mendengar tuduhan Kenzo, Sontak Mommy Clara dan Elizabeth menatap Serin. Keningnya mengernyit karena tidak memahami satu hal. Bagaimana mungkin pemuda dan pemudi itu saling bersentuhan jika duduknya saja terhalang oleh meja.

"Tunggu sebentar, Nak Kenzo. Apa maksud Nak Kenzo Serin menyentuh Nak Kenzo. Bukankah kalian duduk berjauhan?" ucap Elizabeth.

"Benar, Ken. Jangan asal tuding kamu! Itu namanya fitnah!" tegur Mommy Clara.

"Huft!"

Kenzo membuang napasnya dengan kasar.

"Mommy tanya saja sendiri. Ken pulang!" pamit Kenzo sembari berlalu pergi.

"Kenzo, tunggu Nak!" teriak Mommy Clara hendak mengejarnya.

"Sudah, Cla. Tidak usah dikejar," cegah Elizabeth.

"Tapi, Liz! Kenzo keterlaluan, dia tidak bisa pergi begitu saja tanpa alasan," tukas Mommy Clara.

"Alasannya sudah jelas, Cla. Dia marah atas perbuatan anakku," balas Elizabeth, menatap tajam putri tunggalnya.

"Oh ayolah, Mi. Serin hanya sekadar bercanda. Dianya saja yang terlalu serius menanggapi," bantah Serin.

"Jadi benar, kamu telah menggangunya?" tanya Elizabeth penuh penekanan.

"Ish, Mami ... Serin ha–"

"Ya, atau tidak!" tegas Elizabeth memotong kalimat Serin.

"Uuh, ya-ya-ya," balas Serin seraya memutar kedua bola matanya.

"Ups, Seriiin! Sudah berapa kali Mami bilang. Jaga sikap kamu! Ini tuh tempat umum. Seharusnya kamu bisa menjaga perilaku kamu. Apalagi di hadapan orang yang baru pertama kali bertemu. Kamu ... ish, Mami sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya mendidik kamu," geram Elizabeth.

"Sudah-sudah, Liz. Serin tidak bersalah. Lagi pula, Serin hanya bercanda, dan dia tidak tahu kalau Kenzo itu mengidap Mysophobia," ucap Clara mencoba menenangkan sahabatnya.

"Apa?! Mysophobia?"

1
kecubung ijo 192
ujang sopir yg baik...
Ira Astri
adam aneh... gak pnah peduli dan sentuh istrinya, tp begitu istrinya selingkuh, malah di katain gak punya harga diri....
aneeeeeeehhhhh.....
Zulmadewi Wiwiek
Luar biasa
Zulmadewi Wiwiek
Lumayan
kecubung ijo 192
vic... kenzo anaknya pak rahardi. benar gak Thor. jd sikembar asli cucunya opa rahardi.
Rambu Nesty
lanjutkan Rana dengan siti ada gak kaka
kecubung ijo 192
jangan... jangan kenzo anaknya pak hadi. Bpk angkatnya safira
مي زين الش
safira gila.
Pasrah
ini baru novel bersejarah di mana anak menggurui ibu nya yg gak ada otak nya itu
Bajul Sayuto
cerita SAMPAH BABI
Restviani: Astaghfirullahaladzim....
maaf, Kak. tolong dijaga lisannya, karena kelak Anda akan mempertanggungjawabkan ucapan Anda di akhirat. Terus terang, saya tidak berniat menyinggung perasaan pihak mana pun atas cerita yang saya buat. Saya tidak ridho dikatakan seperti itu. Sebelum Anda meminta maaf, kelak jika saya kita sudah sama" berada di hari Pengadilan Akhirat. Saya TUNTUT ANDA!!
total 1 replies
Umiati Ati
Terlalu banyak misteri
Umiati Ati
sampai terharu bacanya
Umiati Ati
hmm.. masih blm tau alurnya...
Jaenal Aripin
paling suka baca KL ada anak jenius
Merrye
Rasain loe fira,emang dasar bodoh loe
Erika
bagus bang..bunda kamu itu harus di kasih ultimatum..ngga tau diri banget..sama tuh kayak ibunya Mutia..
Erika
si Mutia ga tau diri banget .udah di tolong .di obatin ..malah kayak gitu..
Erika
terlalu banyak drama ..bertele tele nih cerita
Amanah Sutrisno
Luar biasa
Pendi
cerita org2 egois semua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!