NovelToon NovelToon
Setelah 14 Tahun Berlalu

Setelah 14 Tahun Berlalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:75.6k
Nilai: 5
Nama Author: N_dafa

Akibat diperkosa seorang kenek truk 14 Tahun silam, Karina harus berjuang menghidupi anak hasil kejadian naas itu bersama dengan ibunya. meninggalkan kehidupan lama, karena harus menanggung malu.

hingga akhirnya, dia dipertemukan kembali dengan lelaki bejat yang merenggut kebahagiaannya kala itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N_dafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Pada akhirnya, setelah kemarin meminta ijin sang mama untuk pergi bersama Gala, disinilah Raka berada sekarang. Di sebuah rooftop gedung perkantoran 3 lantai milik Gala yang dijadikan cafetaria untuk para karyawan. Bangunannya pun tak luas. Tapi, tepat di samping gedung itu terdapat lahan luas lengkap dengan beberapa armada bus pariwisata dan juga beberapa buah minivan. Sepertinya karyawan Gala pun juga tak banyak. Karena sopir hanya akan datang saat di panggil saja.

"Aku harus ngomong sama Mama nggak ya?" Raka terlihat menghembuskan napas panjang dengan pandangan menerawang.

Flashback on

"Mama punya permintaan yang harus penuhi"

"Apa itu, Ma?" Raka menautkan alisnya.

"Kamu boleh pergi sama Om Gala tapi jangan terlalu dekat dengan dia."

"Maksudnya gimana, Ma?"

"Em.... " Karina bingung memilih kata yang tepat. "Sebaiknya kamu tidak terlalu membuka diri dengan Om Gala."

"Oh..." Raka mengangguk. Tapi masih ada rasa penasaran di hatinya. "Emangnya kenapa, Ma?"

"Kan nggak semua orang baik seperti tampilan di luarnya, Raka."

"Tapi kayaknya Om Gala memang baik kok, Ma." Anak remaja tampan itu menyanggah Mamanya.

"Iya, itu kan kelihatannya aja. Kamu belum kenal luar dalam sama orangnya kan?"

Raka nampak berpikir. "Kayaknya Om Gala juga bukan tipe orang yang suka pencitraan."

"Kenapa kamu malah jadi baik-baikin dia sih?" sewot Karina. "Sepertinya kamu udah diracuni sama orang itu." Karina mendengus.

"Diracunin apa sih, Ma. Kalau aku diracunin pasti aku udah mati sekarang." Raka tertawa.

"Huss!! Mama nggak suka sama omongan kamu." sergah mamanya itu.

"Abis Mama ini terlalu parno sama Om Gala." Raka belum menghentikan tawanya. Melihat mamanya yang sewot begitu, Raka merasa lucu.

"Kita kan juga belum tau, apa sebenarnya niat dia baik sama kita selama ini, Ka." Karina terus memprovokasi sang anak.

Entah kenapa, mereka merasa Mamanya itu sangat membenci Gala. Tapi karena Raka tak mau berdebat semakin panjang dengan mamanya, dia memilih mengalah.

"Iya iya, Ma. Raka akan jaga sikap di depan Om Gala." Raka mengulas senyum manis.

"Anak pintar" puji Karina dengan mengusap puncak kepala Raka.

Hening sejenak. Entah apa yang sedang keduanya pikirkan, tapi pasangan ibu dan anak itu sama-sama seperti sedang berpikir keras di dalam diam mereka.

"Sayang."

"Ya, Ma." Raka menoleh. Meskipun melamun tapi Raka masih sangat sadar dengan sekitarnya.

"Mama mau minta ijin sama kamu." Tiba-tiba raut wajah Karina berubah serius.

"Minta ijin? Kenapa Mama harus minta ijin sama Raka? Lakuin aja yang Mama mau."

"Tapi ini menyangkut kamu juga, Ka."

Raka menatap Karina dengan intens. "Ada apa, Ma?" Raka pun menanggapi dengan tak kalah serius dari Karina.

"Mama mau minta ijin untuk menikah dengan Om Rendra."

Raka sedikit terkejut, tapi anak itu berusaha tetap bersikap biasa-biasa saja mendengar berita itu. Raka pun sebenarnya sudah tahu kemana arah hubungan sang Mama dan gurunya itu. Kemana lagi jika bukan ke arah hubungan yang lebih serius jika yang nampak dari luarnya saja sudah sedekat itu. Tapi entahlah, Raka sendiri merasa kurang yakin dari guru pembimbingnya itu.

"Mungkin kami akan menikah dalam waktu dekat ini karena Om Rendra mendapat deadline menikah dari Ibunya." imbuh Karina lagi yang semakin membuat Raka lebih terkejut lagi.

"Kapan?" Kening Raka berkerut.

"Kurang dari dua bulan lagi mungkin."

Spontan Raka langsung menoleh ke arah Mamanya dengan lebih terkejut lagi. "Apa nggak bisa diundur lagi, Ma? Dua bulan terlalu cepat kayaknya."

"Kenapa, hem? Kamu nggak mau Mama menikah?" tanya Karina dengan lembut.

"Bu-bukan gitu, Ma. Tapi memang sepertinya terlalu cepat saja." gugup Raka.

Karina tersenyum kepada Raka, lalu memeluk Raka yang sedang duduk di sampingnya itu.

"Kalau kamu nggak bolehin Mama menikah lagi, Mama nggak akan menikah lagi kok, sayang." Karina berbicara dengan tulus.

Semester Raka melepaskan pelukan sang Mama lebih dulu.

"Raka nggak akan ngekang, Mama. Karena suatu saat nanti ketika Raka dewasa, pasti Raka akan meninggalkan Mama juga. " Remaja tampan itu, menggenggam tangan Mamanya. Kemudian tersenyum hangat kepada Karina. "Suatu saat nanti, Raka akan memilih jalan hidup Raka sendiri. Jadi, apapun yang membuat Mama bahagia, Raka pasti menyetujuinya."

Sekali lagi Karina tersenyum haru. Wanita itu memeluk anak lelakinya lagi lebih erat.

"Makasih ya, Anak Mama."

Flashback end

"Raka!!"

"Eh, iya, Om." Raka tersadar dari lamunannya.

"Ngelamun aja? Mikirin cewek ya??" canda Gala yang lantas mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di depan Raka.

"Om ini, Raka masih kecil, Om." Raka cemberut.

"Yakin kamu masih kecil?" Gala menaikkan turunkan alisnya penuh arti. "Kalau kamu malu cerita sama Mama kamu tentang masalah laki-laki, kamu bisa bicarain sama Om."

"Ish, Om ini ngomong apa sih?" Raka malu-malu dan salah tingkah.

Gala yang melihat tingkah sang anak, tak bisa lagi menahan tawanya. Wajar Raka malu membahas hal tabu Seperti itu. Pasalnya, usia Raka memang usia yang sangat rentan dan sensitif.

"Kenapa, hem? Apa kamu sedang ada masalah?" Gala mencoba memahami sang anak. Rupanya, Gala mulai menikmati memiliki anak lelaki rasa teman seperti Raka.

"Nggak ada, Om." Raka menggeleng.

"Terus kenapa makanannya nggak dimakan?" Gala menatap orange juice dan berbagai cemilan di atas meja.

"Oh, iya. Belum sempet, Om." Raka berkilah.

"Ya sudah, kalau gitu makan dulu." Gala lebih memilih untuk tidak memaksa Raka bercerita. Biarlah, Gala hanya perlu berdiri di belakang Raka jika memang anak itu ada masalah. Dia akan bantu, jika anaknya itu sudah tak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Dalam beberapa saat, keduanya menikmati makanan dan minuman yang ada di depan mereka sambil menikmati semilir angin di atas rooftop gedung. Dengan pemandangan lahan parkir dan juga lahan kosong yang masih banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar. Memang, lokasi gedung itu berada di belakang pusat kota yang sudah tak memiliki banyak lahan.

"Tadi Om dari mana?" Raka membuka obrolan.

"Ada pekerjaan mendadak yang harus Om selesaikan."

"Oh..." sahut Raka dengan ekspresi aneh.

Tapi Gala menyadari hal itu. "Ada apa sih?" Karena melihat sang anak yang sepertinya memang sedang tidak baik-baik saja, Gala tak tahan untuk bertanya.

Raka sendiri sedang menimbang, kira-kira bagaimana dia mulai berbisnis dengan Gala. Dia butuh teman ngobrol saat ini, tapi dia juga ingat pesan sang Mama yang tidak memperbolehkan dirinya terlalu terbuka dengan Gala.

"Katakan saja, Raka! Om bisa jaga rahasia kamu." Lelaki gagah itu berperan sebagai teman yang baik.

Lagi-lagi, Raka nampak ragu. Tapi, entah mendapat dorongan dari mana, Raka memilih untuk menceritakan kegelisahannya kepada Gala.

"Om"

"Ya?" Gala sudah siap mendengarkan.

"Kenapa aku merasa kalau kita itu cepet akrab ya, Om." Memang itulah yang dirasakan Raka. Bahkan anak itu sudah tak canggung lagi berbicara dengan Gala. Panggilan mereka juga sudah lebih akrab.

Gala sedikit terkesiap, tapi sebagai orang yang memiliki pembawaan bagus, dia berusaha bersikap sewajarnya.

"Mungkin karena kita cocok,"

Raka mengangguk. "Ya, mungkin saja. Bahkan dengan Om Rendra saja, aku nggak sedekat ini."

"Mungkin karena kamu canggung sama Om Rendra, kan beliau guru kamu."

"Entahlah..." Raka mengedikkan bahunya.

"Lagian, ngapain nyamain Om sama Om Rendra? Selain guru kamu, beliau juga calon Papa kamu. Tapi, kalau Om kan teman kamu."

"Tapi aku ngerasa Om punya maksud yang sama kaya Om Rendra ke Mama."

"Apa terlihat seperti itu?" Gala menaikkan satu alisnya.

"Hanya perasaanku saja, Om." Raka tertawa kecil. "Jangan tersinggung ya."

"Tenang, Boy. Om bukan tipe orang yang mudah tersinggung." Gala ikut tertawa. Kemudian ia mengalihkan pandangan ke arah tanah lapang di bawah sana.

"Jadi apa dugaanku benar, Om?" Raka bertanya lagi.

"Memangnya apa dugaanmu? Kamu itu kecil-kecil sok tahu." Gala mengalihkan pembicaraan. Lelaki itu berbicara seolah-olah ucapan Raka tak ada artinya untuknya.

Raka hanya tersenyum, lalu mereka sama-sama diam.

"Om?!" panggil Raka setelah mereka sama-sama diam sejenak.

Gala sendiri hanya menoleh ke arah Raka tanpa bersuara.

"Semalam, Mama minta ijin sama aku kalau mama mau menikah dengan Om Rendra."

1
Lastiar Hasibuan
lanjut keluarga yg bahagianya itu kak???
kan seru klu Uda kayak gini, dapat menantu yg baik plus cucu yg baik juga. truss anak yg nakal seperti Gala di kemanain ya kakak author???
Yuli Ana
duh... jd deg degan..
Yuli Ana
cie cie.... gala udh bucin bngt.
takutnya si istri pertama gala udh cerita yg enggak2 tentang kirana ke ke orang tua gala. trus mereka membenci kirana...😭😭😭😭
Widi Widurai
batasan apaan. tiap hari rumah disatroni mulu
Yuli Ana
mengharukn sekali. keluarga bahagia🥰🥰🥰❤️
𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
muna aprilia
lnjut
𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇
otak GALA udah travelling kemana yah,,ini parah ni🤣🤣🤣🤣🤣
Yuli Ana
renata jngn coba2 sm kirana....awas tar dihajar sama raka😂😂😂😂
𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇
PAK GALA,,saran saya kamu ambil hati anakmu dulu,,bebaik dan berkawan,,berteman,,pasti tuh RAKA akan luluh nanti nya,,lagi kamu boleh ngarang cerita bahawa kamu kecelakaan dan diselamat warga kerana truk blong gitu,,tidak sampai meninggal seperti apa yang telah pak RENDRA katakan,,untuk kamu mendekatkan diri pada anakmu.tuh juga kamu pandai berbohong 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇
pak GALA kan udah punya isteri tuh ,,habis mahu simpan dimana tuh isteri kamu nanti nya GALA,,baik halalkan untuk pak RENDRA🤣🤣🤣🤣
Yuli Ana
idih gala maksa.....
raka udah mulai luluh ni.... udh setuju mama papa nya nikah.... melani ini jangan2 anak temen karina .... wkwkwkwkw...... apa justru anak sopir truk... hahahahahaha....
klo iya ini kejutan luar biasa...
lagian si karina -gala pacaran di dalam rumah. yg ada anak remaja nya. udh pasti raka tau lah.... aneh... wkwkwkwk.....
Dwi Winarni Wina
Karina gala itu horang kaya tajiiiiir melintir 7 turunan 7 tanjakan tdk akan abis.....
Lia Sakking
Luar biasa
Lia Sakking
Biasa
Dwi Winarni Wina
Anaknya gala sm karina dah besar sekolah menengah pertama,,,
Dwi Winarni Wina
Waktu memperkosa karina penampilan gala sangat dekil dan biasa aja msh tampan sih,,,
Dwi Winarni Wina
saingan rendra dan gala mendapatkan karina...
Dwi Winarni Wina
Raka sebenarnya tdk tega sm mama pasti kecewa dan sedij raka diskor pihak sekolah...
Dwi Winarni Wina
Akhirnya raka dan tmn2nya diskor krn ketahuan ikutan tawuran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!