NovelToon NovelToon
Menikahi Kakak Ipar

Menikahi Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:322.9k
Nilai: 5
Nama Author: tindek_shi

Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.

Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.

Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karma dan Pilu

Kepanikan terlihat jelas di wajah pria 34 tahun itu. Bagaimanapun Dia khawatir akan kondisi adik semata wayangnya itu. Ibra tidak akan sanggup memaafkan dirinya sendiri jika terjadi hal yang tidak di inginkan pada adiknya itu.

Bergegas Ibra mengangkat tubuh ringan Vania ke kamar tamu yang ada di lantai bawah, setelah sebelumnya pria tampan itu menginstruksikan sang istri agar menelpon Dokter keluarga.

"Bagaimana? Apa kamu sudah menghubungi Dokter Charlote?" tanya Ibra pada Farah.

"Sudah Kak, Dokter Charlote sedang dalam perjalanan kemari," ucap Farah seraya memberikan segelas air putih untuk di minum sang suami. Farah faham betul jika Ibra sedang dalam kondisi yang tidak baik, apalagi keringat mengalir deras di dahi sang suami.

"Apa aku sudah salah langkah Farah? Apa yang kulakukan selama ini salah?" tanya Ibra seraya menatap kosong ke depan.

Sungguh bukan maksud Ibra melihat adiknya terpuruk seperti sekarang. Ibra hanya punya Vania sekarang setelah Khadijah berpulang, tidak mungkin Ibra mau menyakiti adik semata wayangnya. Demi Allah, kalaupun takdir Vania bersama Bagas memang ada pastinya Ibra tidak akan membiarkan sang adik keluar dari pengawasannya. Tidak akan pernah.

Terdengar derap langkah dari luar, Dokter Charlote memasuki ruangan. Tanpa banyak kata Dokter paruh baya itu menangani Vania dalam diamnya.

"Apa kau membahas tentang suaminya kembali?" tanya Dokter Charlote setelah memeriksa wanita muda yang sekarang tidak sadarkan diri itu.

Melihat tatapan tidak berdaya Ibra dan juga diamnya pria itu sudah menjawab pertanyaan Dokter Charlote. Wanita paruh baya menghela nafas kasar.

"Aku tahu niatmu baik Ibra, tapi kau juga harus sadar semuanya tidak bisa di berikan dalam sekali waktu Ibra. Duar sekali ledakan, itu tidak akan baik tapi hanya akan memperburuk situasi dan keadaan Vania. Hal yang paling parah dari ini adalah adikmu bisa saja depresi karena perbuatanmu sendiri Tuan Ibra," kata Dokter Charlote dengan serius.

"Bertahun-tahun, ini sudah lima tahun berlalu. Apa kau fikir dia benar-benar baik-baik saja selama ini Ibra? Tidak, Vania tidak pernah baik-baik saja saat mengingat ayah dari Zayn dan Zeehan. Rasa takut, terancam dan bayangan-bayangan gelap masq lalunya tidak pernah meninggalkan Vania barang sejenak. Jadi tolong, aku tidak melarangmu melakukan hal ini tapi setidaknya ajak Vania melakukan terapy kepada psikolog terlebih dahulu. Agar semuanya menjadi lebih baik! Ingat, bukan raganya yang sakit tapi hati dan mentalnya yang sakit dan sejauh ini Vania sangat hebat karena mampu melakukan ini," Dokter Charlote berlalu dari kamar yang saat ini Vania tempati.

Melihat bahu sang suami bergetar Farah tidak ingin berpangku tangan. Wanita muda itu tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan tapi paling tidak Ibra harus lebih tenang agar bisa menghadapi ini semua. Pelukan hangatnya mampu menenangkan pria tampan itu. Di jirupnya dalam-dalam aroma tubuh sang istri, untuk mendapatkan ketenangan. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya.

Suasana melo di antara keduanya ambyar saat ketiga bocah balita yang di temani bibi pengasuh datang dengan suara yang sangat merusuh.

"Uncle, Aunty!" teriak Cassy ketika memasuki rumah Ibra.

Dengan bar-bar gadis kecil itu berlari ke arah Ibra yang sedang masih memeluk Farah di sampingnya.

"Uncle, Cassy kangen! Aunty kapan dedek Bayi lahir? Cassy pengen punya teman bermain, Abang Zayn dan Kakak Zeehan tidak mau bermain boneka dan memasak mereka selalu main mobil-mobilan itu sangat tidak asik," kata balita 4 tahun itu mengadu dengan lucunya.

"Oh Tuhan, kenapa anak kecil ini selalu menimbulkan masalah untuk kita Bang?" tanya Zeehan berbisik pada Zayn.

"Adik kesayanganmu, kenapa kau mengeluh padaku? Bukankah sudah biasa jika Cassy si drama queen mengadu tentang kita pada semua orang?" tanya Zayn acuh tak acuh seraya melanjutkan jalannya.

"Oh Tuhan, Cassy kenapa kau selalu merusak suasana lihat! Kau menganggu Aunty dan Uncle yang sedang berpacaran! Ish ish ish, keterlaluan," Kata Zayn sok dewasa.

"Ya Allah, anak siapa ini? Kenapa pintar sekali? Tahu dari mana Aunty dan Uncle sedang pacaran? Hmm?" tanya Farah membungkukkan tubuhnya di hadapan Zayn.

"Ya pasti tahulah Aunty, akukan sudah besar! Kata Daddy sebagai Abang aku harus bisa mengetahui situasi demgan cepat, karena Daddy tidak selalu di samping kami jadi Abang harus bisa melindungi semua orang yang Abang sayangi, Mommy, Zeehan dan Cassy," kata Zayn dengan kata-kata yang menggebu-gebu.

"Bagus Jagoan, itu baru kebanggaan Uncle! Selalu bisa di andalkan," kata Ibra menggendong balita itu.

"Abang, kakak dan adek sudah makan malam belum?" tanya Ibra pada ketiga balita itu.

"Belum Uncle, kami sudah sangat merindukan Mommy, hingga rasanya perut ini penuh dan hati ini hampa tanpa melihat Mommy," kata Zayn sok puitis.

"Masyaallah, dapat kata-kata dari mana Abang mengucapkan kalimat ini?" tanya Ibra kaget sekaligus geli mendengar perkataan anak di balita itu.

"Oh ini, Abang dengar dari audio di ponsel Mommy, waktu Abang tanya, kata Mommy itu ungkapan kasih sayang kepada orang di sayangi olehborang di audio itu. Karena Abang sayang Mommy makanya Abang gunakan Uncle," jelas Zayn pada Ibra.

Oh Tuhan, ini pasti dari audio book milik Vania di ponselnya.

"Baiklah-baiklah untuk Romeo kecilnya Uncle ayo kita makan sekarang. Ayo anak-anak kita makan malam sekarang," Ibra mengajak Cassy, Zeehan dan yang lain ke meja makan dengan Zayn di gendongan Ibra.

🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵

Berbeda dengan Ibra dan keluarga maka berbeda pula dengan Bagas di tanah air.

Pria itu teramat bahagia, bagaimanapun bertemu dengan kedua putranya adalah impian Bagas sejak lama. Bagas akan melakukan apapun agar Vanianya mau memaafkan dirinya, tapi jika memang kesempatan itu sudah berakhir maka Bagas tidak akan memaksakan kehendak.

Setidaknya sebagai orang tua dan Ayah izinkan Bagas untuk bertemu dengan darah dagingnya. Bagas cukup sadar diri, materi dan perlakuannya di masa lalu tentu tidak akan mampu di terima dengan mudah di keluarga besar asal Rusia-Indonesia itu.

Di tengah kebahagiaan Bagas akan keberangkatannya esok hari, Bagas segara berwudhu hari ini dia belum membaca Al-Qur'an hatinya yang berdebar hebat membutuhkan obat. Obat terbaik adalah mengingat sang pencipta karena tidak ada ketenangan terbaik kecuali pemberian dari-Nya.

Dua jam berlalu Bagas larut dengan tilawah Al-Qur'annya hingga suara gedoran pintu cukup menganggu pendengaran dirinya.

Merasa terganggu dengan gedoran pintu dan juga suara yang terdengar ramai di luar maka pria yang saat ini masih menggunakan sarung, peci dan baju kokonya keluar dari rumah sederhananya.

Alahkah terkejutnya Bagas saat melihat adik semata wayangnya di sergap tetangga komplek dan menyumpah-serapahi orang yang menggenggamnya karena sekarang Shopia dalam keadaan mabuk berat.

Ya Shopia tertangkap sedang bernuat tidak senonoh di dalam mobil pria asing sekarang sedang bersamanya.

Kecewa, sakit, perih itu bercampur aduk dalam hati Bagas. Bagas juga hanya mampu mengiyakan dan menuruti permintaan pihak berwenang setempat yang merasa terganggu dengan aksi tidak senonoh keduanya.

Apakah ini karma karena selalu melemparkan kata-kata tidak pantas pada istrinya yang sebenarnya adalah wanita baik-baik dan sholeha? Ya Allah, ampunilah hamba, lirih hati Bagas pilu.

1
jen
apa yg akan terjadi dgn vania
jen
awal" dah serem yaaa ... mampir thor
yuyunn 2706
knpa Vania gak lapor polisi kasus kdrt,lemah banget jdi wanita
yuyunn 2706
Thor kalo didunia nyata kira2 ada gak ya wanita seperti vania
Wayan Sucani
Luar biasa
Wayan Sucani
Tak terbayang di posisi Vania
Jauhkan Hamba dr siksa neraka spt ini ya Tuhan
Nisa Sugiarti
Lumayan
Kartika Dewi
Luar biasa
Kartika Dewi
ceritanya bagus,,saya kasih bunga n vote,,semangat berkarya ya thor
asiah puteri mulyana
knp dulu g minta tolong sm Ibra pas papa nya dlm masalah sih Vania aduuuh
Dahlan sauduran Panggabean: iya juga sih
total 1 replies
asiah puteri mulyana
ambil aja jem
asiah puteri mulyana
😭😭😭 kejam bgt hanya di novel ini aku ga mau deh akhirnya Vania sm Bagas kejam bgt soalnya
asiah puteri mulyana
Untuk papanya karakternya baik duh ga kebayang klo semua dendam sm keluarga Vania...kasian bgt pdhal Vania korban disini😭😭😭
Fida
Luar biasa
Nurhayati Nia
mampir thorr
Yantik Purwati
Luar biasa
Enung Samsiah
vania jd tumbal kasian,,,
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
bagus critanya ..maaf mengawali disini kk..
Ros Konggoasa
Fana jan bingung dong Robet laki2 yg baik
Dara Kahuda
baguss bgt loh karya ini, bacaannya ringan gak berbelit belit, seru dan juga to the poin, pokoknya rekomendasi deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!