NovelToon NovelToon
Transmigrasi Psikiater Cantik

Transmigrasi Psikiater Cantik

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Tamat / Isekai / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Keluarga / Transmigrasi / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Elwi Chloe

Suka cerita tentang toko utama wanita yang tidak mudah ditindas? Di sinilah lapaknya!

Renata Carissa, seorang putri dari Panglima TNI yang berprofesi sebagai Psikiater. Memiliki kehidupan yang sempurna dengan memiliki suami yang begitu mencintainya dan anak laki-laki yang sangat tampan.

Sepeninggal suami tercintanya, Renata pun meninggal karena mengalami sakit keras.

"Aku berharap bisa bertanya kepadanya, mengapa aku tidak pernah tahu?"

"Apakah aku bisa bertemu dengan Jefra-ku lagi?"

Itulah harapan terakhir Renata.

Bukannya ke akhirat dan bertemu dengan suami tercintanya. Namun, Renata justru secara misterius berubah menjadi tokoh antagonis yang berperan menjadi pelakor. Nasib tokoh yang menyedihkan, hidup dalam penderitaan, dan berakhir bunuh diri.

Ya, dia masuk ke dalam novel!

Tidak ingin nasibnya berakhir tragis, Renata memutuskan untuk mengubah alur cerita yang sudah tertulis itu.

Dan takdir mempertemukannya kembali dengan Jefra, suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elwi Chloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkedok Rubah Betina

"Lama sekali," ucap Tuan J ketika Renata meletakan secangkir kopi.

"Ah, tadi aku harus mengantre dulu di pantry."

"Memangnya kamu kira aku percaya dengan alasan tidak masuk akal itu?" Tuan J memincingkan mata tajam.

Renata hanya tersenyum kikuk.

Kemudian Tuan J menatap cangkir berisikan cairan hitam yang masih mengepul, penuh selidik dan kecurigaan. Pria itu memang selalu berhati-hati terhadap sesuatu yang dibuat gadis itu setelah kejadian sup yang diberi ranjau.

"Minum itu," titah Tuan J, "Kamu sudah masukkan sesuatu, bukan? Itu adalah alasan sebenarnya yang membuatmu lama."

"Te-tentu saja tidak. Kenapa Tuan J selalu curiga padaku, sih?" ucap Renata gugup.

"Cepat minum."

Renata segera menuruti perintah Tuan J yang sangat menuntut itu, diambilnya cangkir kopi dan meminumnya. Beruntung kopi buatannya tidak jadi dicampur garam.

Tuan J meneliti wajah Renata, melihat ada ekspresi tertekan atau tidak. Namun, tatapannya justru fokus pada pergerakan lidah milik Renata yang menjilat bibir yang basah karena cairan kopi.

"Rasanya enak kok, benar-benar terasa seperti kopi."

Tuan J segera tersadar, segera dialihkan tatapannya, "Yasudah, buatkan aku yang baru."

"Minum saja ini," kata Renata seraya meletakan kembali kopi yang habis diminumnya itu.

Tuan J terdiam, melihat cangkir yang terdapat bekas lipstik gadis itu, "Aku tidak sudi meminum bekas kamu. Bisa-bisa aku rabies."

"Aku tidak memiliki penyakit itu!" sangkal Renata cepat.

Sungguh menyebalkan sekali pria itu.

"Cepat, buat yang baru," Tuan J menyuarakan perintahnya lagi.

Renata mendengus, lalu pergi untuk membuatkan kopi yang baru.

Sedangkan Tuan J kembali melihat cangkir kopi yang terdapat bekas lipstik. Tanpa sadar dirinya menelan saliva.

"Kenapa dia tidak membawa cangkir ini?"

**

Pada waktu yang sama.

Byurr

Alvaro menyemburkan kopi yang terasa sangat asin.

"Apa ini?" Alvaro menatap kopi yang habis direbutnya dari Renata, "Apa dia salah memasukan garam?"

Oh, Alvaro, salahmu sendiri yang mengambil kopi yang seharusnya menjadi milik Tuan J.

Bukannya merasa marah, Alvaro justru terkekeh geli. Sepertinya sifat Renata tidak sepenuhnya berubah, buktinya masih ceroboh seperti dulu. Dia jadi teringat dengan pertemuan awal mereka.

Saat itu Alvaro masih duduk di bangku kuliah semester awal, masa-masa di mana dirinya selalu dituntut untuk memiliki kesempurnaan seperti Kakak laki-lakinya yang tidak memiliki celah untuk dapat dilampauinya. Alvaro harus bersaing dengan sang Kakak untuk mendapatkan posisi pewaris keluarga Tjong.

Di depan sebuah toko roti, pada hujan di sore hari, saat di mana Alvaro melihat seorang gadis yang memberikan payung kepada seorang nenek-nenek tua. Gadis dengan seragam putih abu-abu itu membiarkan dirinya terguyur air hujan. Tatapan Alvaro tidak lepas dari gadis yang berlari ke arahnya, semakin dekat padanya, yang membuat jantungnya tiba-tiba berdetak tidak menentu.

Kenapa gadis itu menghampirinya?

Namun, siapa yang menyangka jika gadis itu hanya melewati Alvaro untuk memasuki toko roti yang berada di belakangnya.

Bagai tersihir, Alvaro masih saja memandangi si gadis dari balik pintu yang terbuat dari kaca, terlihat cantik dan mempesona. Hingga gadis itu keluar dari toko roti. Tepat saat itu tatapan mereka bertemu. Keduanya pun menjadi salah tingkah. Gadis itu segera melanjutkan langkah, tapi justru terpeleset lantai licin akibat hujan, dengan sigap Alvaro langsung menangkapnya.

Itu adalah pertemuan tidak sengaja yang membuat keduanya terikat dengan perasaan yang justru berakhir menyakitkan.

Padahal bagi Alvaro, Angel adalah malaikat yang sesungguhnya, seseorang yang tiba-tiba datang memberikan rasa cinta dan mampu mengobati rasa tertekannya karena selalu dibandingkan dengan sang Kakak.

Knock... Knock...

Suara ketukan pintu menyadarkan Alvaro yang termangu.

"Masuk," ucap Alvaro kemudian.

Daun pintu terbuka, menampakan seorang gadis berambut honey blonde.

Terlihat Sanaya yang terlihat manis dengan dress pendek selutut berwarna hijau tosca.

"Aku datang untuk mengajaknya makan siang bersama," kata Sanaya tersenyum lembut.

Alvaro melirik jam yang tertempel di dinding ruangan, memang sudah menunjukan jam makan siang. Akhir-akhir ini hubungannya dengan Sanaya memang tidak bisa dikatakan baik, dirinya masih kecewa dengan perbuatan istrinya, akan tetapi Sanaya kerap kali melakukan hal-hal yang membuat kemarahannya sirna. Sepertinya, Sanaya memang sudah mengintropeksi perbuatan buruknya. Jadi apa salahnya untuk memperbaiki hubungan mereka lagi, lagi pula sepasang suami istri tidak boleh berselisih terus menerus.

"Ayo," kata Alvaro membalas tersenyum.

Seketika senyum Sanaya semakin lebar, terlihat sangat senang karena sang suami kembali tersenyum padanya. Kemudian Sanya menghambur untuk memeluk Alvaro.

"Aku kangen kamu yang seperti ini."

Alvaro membalas pelukan Sanaya, "Aku juga kangen memelukmu."

Cukup lama mereka berpelukan.

Kemudian keduanya beranjak untuk pergi makan siang bersama.

Mereka berjalan di koridor kantor dengan Sanaya yang mengapit lengan Alvaro mesra, membuat para Karyawan merasa iri dan memuji betapa serasinya pasangan suami istri itu.

"Itu bukannya Kak Renata?" ucap Sanaya ketika melihat Renata yang berjalan mengekor pria berpostur tinggi.

Alvaro mengikuti arah pandang Sanaya.

"Abai──"

"Kak Renata!" seru Sanaya.

Alvaro hanya menghela napas berat karena Sanaya justru memanggil Renata, padahal dia ingin menyuruh istrinya untuk mengabaikannya saja.

Renata berhenti, begitu pula Tuan J.

Sanaya berlari kecil ke arah Renata dan memeluk Kakak tirinya itu, "Kak Renata! Aku kangen sekali padamu, padahal kita satu rumah, tapi aku tidak pernah melihatmu karena kamu jarang sekali ada di rumah!"

Renata langsung melepas pelukan Sanaya dengan paksa. Lalu menatap tidak suka. Renata tidak habis pikir kenapa Sanaya mengatakan hal yang memberi kesan jika dirinya adalah wanita murahan yang jarang pulang ke rumah, bahkan Sanaya mengatakannya dengan nada yang keras.

Apa dia sengaja?

Padahal Renata bukannya jarang ada di rumah. Namun, dia memang bekerja sebelum pukul enam pagi hingga pukul sepuluh malam.

Salahkan Tuan J yang memperlakukannya seperti robot!

"Ck, jangan sok kenal denganku," Renata berdecak sebal.

Sanaya berkaca-kaca, "Kenapa Kak Renata berkata seperti itu?"

Renata memutar bola matanya, dia sudah tidak respect dengan Sanaya karena kejadian waktu itu. Ternyata Sanaya begitu manipulatif. Si tokoh pemeran utama wanita yang berkedok rubah betina.

Lalu tatapan Sanaya beralih pada Tuan J, "Ah, Kakak Ipar. Kamu bersama dengan Kakakku?"

"Dia Asistenku," jawab Tuan J datar.

Sanaya terlihat terkejut, jika diperhatikan ada sedikit rasa iri di sana. Dia tidak menyangka kalau Renata sudah memiliki jabatan tinggi di kantor Tj Corp, dia kira Renata akan terus menjadi Admin karena hanya lulusan sekolah menengah atas. Sanaya tidak suka jika Renata sudah melangkah lebih jauh darinya.

"Sanaya, ayo kita pergi," kata Alvaro sembari menarik tangan Sanaya.

"Tunggu, Alvaro. Bagaimana kalau kita makan bersama dengan Kak Renata dan Kakakmu?"

_To Be Continued_

1
Namika
🤣🤣🤣🤣
Musliha yunos
👍
Jeissi
cari mati kamu 😆
Siti S
Luar biasa
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
🤣🤣🤣🤣
Retno Palupi
lanjut lanjut, g peduli mau jefra siapa Renata tetap cinta 😁😁😁
Retno Palupi
akhirnya bangun juga
Retno Palupi
jd bingung, sebenarnya tuan j benar apa salah ya?
Retno Palupi
masak Renata mati lagi?
Retno Palupi
kok bisa g ada pengawasan buat ortu jefra
Retno Palupi
yah bakal kangen g ketulungan itu jefra
Retno Palupi
akhirnya terucap juga
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
iya Vin bantu bos mu
Retno Palupi
hubungan yang harusnya manis jadi rumit
Retno Palupi
wah tuan j ..
Jade Meamoure
pingsan d tempat hahaha
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
tuan je sweet banget jd lope lope
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!