Sebuah masa di mana kekuatan dan ilmu Kanuragan menjadi tolak ukur , di mana lahir seorang anak yang tidak mempunyai bakat sama sekali , bahkan ia tidak bisa mempelajari ilmu Kanuragan seumur hidup nya .
Namun takdir berkata lain saat tanpa sengaja ia menemukan sebuah kitab kuno , hingga kejadian tragis yang menimpa keluarga nya hingga pertemuan nya dengan guru nya , yang membantu nya menguak kalau ia adalah penerus dari sang naga api
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bryan Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baga
" bugh "
Sosok bertubuh tinggi besar itu langsung terlempar ke belakang ,mulut nya mengeluarkan darah ,ia memegangi dada nya yang serasa terbakar.
" Masih mau jadi jagoan di desa ini " kata bima .
Karena masih merasakan sakit di dada nya pria itu tidak menjawab
" Bagaimana apa kamu masih mau menjadi jagoan dan bikin resah penduduk desa ini " kata bima ,ia mendekati pria itu dan berjongkok di depan nya .
" Tidak pendekar ,aku menyesali perbuatan ku " jawab pria bertubuh besar itu . Terlihat bulir bulir Air di mata nya .
"Kenapa kamu menangis , tidak kah kau ingat berapa orang yang sudah kau buat menangis "
Ia menggeleng kan kepala nya " aku menangis karena menyesali perbuatan ku "
" Baik lah " Bima kemudian berdiri memandang semua orang yang mengerumuni nya .
" Saudara semua ,ia telah menyesali perbuatannya, tolong beri ia kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik dan menebus semua kesalahan nya ,aku akan segara pergi dari desa ini tapi aku akan kembali lagi , jika ia kembali berulah katakan padaku ,jangan takut " ucap bima ,lalu ia memegang pundak pria itu dan mengalir kan tenaga dalam untuk meredakan rasa sakit .
" Terimakasih pendekar ,kalau boleh tahu siapa nama pendekar?"
Bima menggaruk kepala nya perlahan .
" Sebut saja aku pendekar tanpa nama " jawab bima ,ia langsung berjalan menuju pengemis kecil yang masih duduk di tempat,bima merogoh kembali saku nya dan memberi kan satu koin emas lagi pada pengemis kecil itu .
" Pulang lah dan berikan pada orang tua mu " ucap bima ,lalu ia beranjak dari tempat itu dan langsung menuju warung makan tempat ia menitip kan Dewi . orang orang Memandang kagum pada bima .
" Terimakasih kasih paman sudah menjaga adik ku ,oh iya tolong buat kan kami makan dua porsi " pinta bima ia menggandeng Dewi menuju tempat duduk yang berada di sudut ruangan .
Belasan mata para pengunjung di warung makan tak henti nya memandang bima .
Setelah selesai makan bima kembali melanjutkan perjalan nya menuju gunung Arjuna ,ia kembali menggendong Dewi di punggung nya .
Tak terasa hari sudah mendekati malam , perjalan bima dan Dewi masih berada di tengah hutan , bima memutus kan untuk bermalam di hutan .Bima membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka berdua ,tidak lupa ia memakaikan baju nya yang berada di dalam bungkusan kain kepada Dewi agar Dewi tidak kedinginan.
Beberapa saat kemudian Dewi tertidur pulas di samping Bima ,ia tertidur dengan memeluk lutut nya ,entah karena ia kedinginan atau ada sebab yang lain nya .
Sesekali bima memukul nyamuk yang menggigit Dewi ,Bima memperlakukan Dewi seperti adik nya sendiri. Menjelang pagi bima masih belum tertidur , samar samar ia mendengar suara seperti sebuah perkelahian.
Timbul rasa penasaran dalam diri nya , ia menoleh sebentar kearah Dewi yang masih tertidur pulas, Lalu dengan cepat ia menuju asal suara . Bima berjalan mengendap-endap dari satu pohon ke pohon yang lain nya hingga ia bisa melihat dari jarak yang aman .
Dilihat nya pertarungan yang tidak adil sedang terjadi , empat orang lelaki sedang mengeroyok satu orang lelaki setengah baya yang sedang memegang dua tombak pendek ditangan nya ,di dekat pertarungan mereka terlihat dua orang laki laki yang sudah tergeletak,entah pingsan atau sudah kehilangan nyawa .
" Kurang ajar kau baga ,kau telah membunuh dua orang murid ku ,kau harus membayar nya dengan nyawa mu !" teriak seseorang laki laki yang mengenakan pakaian berwarna merah.
" Bukan salah ku , salah mereka sendiri ya g menggangu ketenangan ku " sahut lelaki setengah baya yang di panggil baga .
" Aliran hitam memang harus di musnahkan dari dunia ini .
" Kau memang picik dan munafik rangga ,aku memang dari aliran hitam ,tapi apa pernah aku membuat masalah ? Malahan engkau dan murid murid mu yang mengaku dari aliran putih tapi selalu mencari keuntungan semata " kata baga .
" Hahahaha,kepala mu itu ada harga nya baga , aku tidak akan melewatkan kesempatan ini " ucap rangga .
Mendengar perseteruan mereka Bima sedikit bingung ,baru kali ini ia mendengar aliran hitam tak selalu bersikap buruk , tapi malah kebalikan nya .
Rangga dan ketiga murid nya kembali menyerang baga , serangan mereka sangat teratur antara menyerang dan bertahan. Baga di buat terdesak oleh serangan mereka ,beruntung ia masih memegang dua tombak di tangan nya jadi ia bisa mengimbangi mereka .
tapi secara perlahan Baga mulai semakin terdesak , walupun ia memiliki ilmu Kanuragan yang lebih tinggi dari mereka tapi jika di serang dengan sangat rapi lama kelamaan ia kehabisan tenaga juga ,gerakan nya semakin melambat dan fokus nya hilang .
Rangga yang menyadari gerakan baga yang sudah melambat semakin gencar menyerang nya ,serangan mereka semakin cepat dan mematikan .
Luka demi luka sayatan mulai mengukir tubuh baga . Darah yang sudah banyak keluar dan tenaga yang mulai terkuras membuat pandangan Baga menjadi kabur . Ia tidak menyangka akan mati seperti ini .
Baga menggoyang kan kepala nya untuk membuat pandangan nya yang mulai kabur agar sedikit lebih jelas .
Rangga langsung melompat tinggi dan mengayunkan pedang nya kearah kepala baga ya g seperti nya ia tidak menyadari .
" Mati kau Baga !"
" Trang " suara benturan dua logam yang terdengar sangat nyaring ,rangga terpental kebelakang tangan nya serasa kesemutan. Dia tidak menyangka Baga masih mempunyai tenaga untuk menahan serangan nya .
" Lihat guru !"
Suara murid nya membuat rangga mengalih kan pandangan nya kembali pada Baga , Mata nya melotot ia tidak menyangka yang menahan serangan nya tadi ternyata bukan Baga melainkan seorang pemuda belia .
" Siapa kau ? Kenapa kau mencampuri urusan ku ?" tanya Rangga .
Bima membantu Baga untuk duduk dan mengalirkan sedikit tenaga dalam nya untuk memilih kan Baga .
Baga sempat menyilangkan tombak nya menahan serangan rangga ,bima menempel kan tangan nya ke punggung Baga mengalir kan tenaga dalam nya untuk membantu baga menahan serangan .
" Paman di sini saja ,biar aku yang hadapi mereka " kata bima .
Bima berjalan lima langkah ke depan