Sebatas Menjadi Istri Boneka
Kisah ini, milik seorang gadis bernama Merilin Anastasya. Seorang gadis tangguh yang harus menggantikan posisi ayahnya sebagai kepala keluarga.
Sebenarnya dia memiliki kakak laki-laki, namun, kakak laki-lakinya memilih lari dari tanggung jawab, menjadikan Merilin tidak punya pilihan. Selain hidup demi keluarganya. Demi adik laki-lakinya yang masih SMU dan ibu yang membutuhkannya.
Merilin Anastasya adalah seorang gadis yang baru saja mekar bak kelopak bunga. Dia lulus kuliah dengan nilai yang baik dan memuaskan. Dia memiliki keluarga yang harmonis. Ayah dan ibu yang saling mencintai. Kakak laki-laki pekerja keras dan sayang pada keluarga dan kakak laki-lakinya juga sudah memiliki kekasih. Bahkan mereka sudah berencana berencana menikah.
Jangan juga lupakan, adik laki-laki Merilin, Harven. Walaupun anak SMU itu agak cool dan seenaknya namun dia tidak pernah membuat masalah. Hasil rapornya juga memuaskan. Dia bisa masuk ke universitas pilihannya dengan nilainya itu.
Hidup Merilin terasa sempurna. Dia memiliki teman akrab yang walaupun tidak banyak namun sudah berteman dengan mereka dalam hitungan tahun. Merilin selayaknya gadis muda pada umumnya. Sering berkumpul menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Makan bersama sesekali, nonton kalau ada film baru dan populer yang sedang ramai di sosial media, menginap diakhir pekan dan mengobrol sampai pagi juga mereka lakukan, atau sesekali belanja bersama selepas mendapatkan uang gaji.
Merilin mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Andez Corporation, sebuah perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang pembangunan perumahan dan apartemen mewah. Dia mendapatkan pekerjaan di kantor pusat setelah magang selama enam bulan. Saat ini gadis itu masuk dalam divisi pusat dokumentasi data dan promosi. Ada beberapa bagian di dalam divisi tempatnya bekerja. Tugasnya adalah sebagai pimpinan redaksi majalah bulanan Andez Corporation. Majalah yang berisi kerja dan kesuksesan Andez Corporation, yang akan dikirimkan pada relasi bisnis, rekanan, dan bisa dimiliki setiap karyawan.
Hidup yang sempurna bagi seorang gadis yang baru berusia 23 tahun.
Setelah menata karirnya dengan baik, sekaranglah saatnya. Merilin ingin mulai memberanikan diri untuk memperjuangkan cinta yang selama ini hanya bisa ia lakukan dalam diam dan keheningan.
Bukan cinta bertepuk sebelah tangan, karena dia belum memiliki keberanian mengungkapkannya. Selama ini ia berhasil menyembunyikan perasaannya dengan rapi, tanpa seorang pun tahu. Menurutnya tidak ada yang tahu selain sahabat baiknya. Tapi entahlah.
Gadis itu menyebut cintanya sebagai cinta dalam kesunyian. Mencintai dalam keheningan.
Begitulah skenario hidup yang dibuat Merilin. Dia capai satu persatu impiannya. Pekerjaan yang stabil lalu mengejar cinta. Setelah ia merasa telah menjadi wanita yang pantas bersanding dengan laki-laki yang ia sukai. Dia akan memberanikan diri mengakui perasaannya.
Namun semua rencana hidupnya langsung tercerai berai dalam hitungan bulan saja, runtuh seperti dedaunan yang gugur di musim kemarau. Rencana hidupnya porak poranda laksana tertelan badai angin topan.
Kondisi keluarganya telah menyeretnya ke dalam sebuah lubang hitam yang menghancurkan masa mudanya. Saat usianya masuk usia 23 tahun, dia harus menggantikan posisi ayahnya sebagai kepala keluarga.
Kejatuhan keuangan perusahaan adalah awal mula. Merilin hidup hanya demi keluarga dan menyimpan semua keinginan pribadi dan mengejar cintanya dalam kotak besi. Mendorongnya masuk jauh ke lubang hatinya yang paling dalam. Dia hanya akan melihat kenyataan di depan matanya sekarang. Bahwa dialah yang bertanggung jawab menggantikan ayah. Dia buang kunci yang menyimpan semua perasaannya. Supaya dia tidak melirik lagi laki-laki yang ia cintai lagi. Mungkin suatu hari nanti dia akan berani membuka kotak itu. Setelah dia hidup lebih baik.
Mungkin, akan ada kesempatan itu. Dia berharap.
...🍓🍓🍓...
Perusahaan Ayah Merilin mengalami kebangkrutan, berawal dari sebuah proyek besar yang dia kerjakan dengan rekanan bisnis. Rekan bisnis yang sudah ia anggap sebagai saudara itu kabur membawa semua uang modal proyek. Akhirnya ayah Merilin menanggung hutang perusahaan sendirian. Properti perusahaan tergadai satu persatu. Rumah megah yang awalnya menjadi symbol kesuksesan keluarga mereka pun akhirnya harus terjual untuk menutup hutang perusahaan. Memenuhi tuntutan gaji karyawan untuk terakhir kalinya.
“Habis, semuanya habis. Tidak ada lagi yang tersisa.” Ayah meratapi nasibnya di sudut rumah. Di depannya dokumen perusahaan yang berserak.
Langit mendung menyambut Merilin dan keluarganya, saat mereka harus pindah di sebuah petak sempit padat penduduk. Rumah kontrakan alakadarnya. Hidup sambil memalingkan muka saat berpapasan dengan orang yang mereka kenal di masa lalu. Karena seiring dengan bisik-bisik dan tatapan iba membuat mereka semakin merasa terluka. Merasa terhina, merasa hancur dan kehilangan semua kehormatan dan semangat untuk hidup.
Ayah yang mulai sakit-sakitan karena tersiksa secara mental, fisik dan psikis karena rasa tertekan serta rasa bersalah, ayah berfikir karenanya lah perusahaan hancur. Akibat kehancuran perusahaan menjalar menjadi hancurnya kebahagiaan keluarganya.
Badan ayah yang kurus kering menunjukkan bagaimana depresi itu memakan berat tubuhnya. Saat pagi dia hanya duduk termangu menatap jendela. Makanan atau minuman yang kadang dia sentuh, namun sering berserak berantakan. Ayah mengalami gangguan mental yang merusak kesehatan tubuhnya.
Seperti itulah hidup membalikkan nasib Merilin.
Akhirnya ayah yang sakit-sakitan, beberapa kali harus di rawat di RS. Saat tubuh tak lagi mampu bertahan, laki-laki itu meninggal dunia. Meninggalkan semua beban. Airmata yang bercucuran bercampur sesak dan takutnya menghadapi masa depan menjadi hari-hari Merilin melepas kepergian ayahnya.
Hutang ayah yang belum terselesaikan. Hidup kedepan bersama ibu yang terpukul berlibat ganda dari yang lain. Semuanya rasanya semakin mencekik gadis itu.
Apalagi, saat kakak laki-lakinya berlutut sambil menangis memeluk kakinya. Setelah semua prosesi pemakaman ayah baru saja selesai.
“Aku mohon Mei, biarkan aku pergi dari sini, kalau tidak aku juga bisa ikut mati. Mei, aku mohon.” Tugasnyalah menggantikan ayah. Namun dia sudah merasa kalah bahkan sebelum memulainya.
“Kak jangan begitu Kak, aku juga takut Kak.” Merilin ikut menangis. “Kita lakukan sama-sama Kak.”
“Aku bisa mati Mei, kalau aku bertahan di keluarga ini. Aku mohon biarkan aku pergi.”
Kakak Laki-laki Merilin, Bramanta, sudah bertunangan dengan kekasihnya, bahkan pembicaraan tentang pernikahan sudah terjadi jauh hari. Sebelum semua kebangrutan perusahaan ayah berawal. Kebangkrutan keluarganya ia simpan rampat dari keluarga calon istrinya. Karena dia tidak yakin, cinta di antara mereka bisa sekuat itu untuk menghadang penolakan keluarga. Untuk mendapat restu dari orangtua kekasihnya saja butuh waktu sampai setahun lamanya.
“Aku akan membantu melunasi hutang ayah, tapi aku mohon biarkan aku pergi dari keluarga ini. Kau tahu kan sebentar lagi aku akan menikah. Kenapa semuanya jadi kacau begini. Semua karena ayah yang terlalu percaya pada rekan bisnisnya,” ujarnya bercampur antara isak dan muak.
Merilin memeluk kepala kakak laki-lakinya yang masih sesenggukan.
Jangan salahkan ayah lagi Kak, ayah juga sangat menderita sebelum kematiannya.
“Mei, biarkan aku pergi Mei. Aku mohon.”
Rasanya Merilin pun ingin berteriak marah dan kesal. Bagaimana laki-laki yang seharusnya menggantikan ayah sebagai kepala keluarga malah ingin pergi dan membasuh tangannya meninggalkan semua kekacauan yang diwariskan ayahnya.
Namun gadis itu teringat bagaimana perjuangan hubungan kakaknya dengan calon istrinya, membuatnya mengigit bibir tak bisa mengatakan apa pun. Memang dia yang harus mengalah, agar semua orang bisa tersenyum dengan bahagia. Dia pun akan pura-pura tersenyum.
“Menikahlah Kak, aku yang akan menjaga ibu dan Harven, tapi aku mohon, jangan lupakan kami.”
Begitulah akhirnya Merilin mengizinkan Bramanta menikah dengan kekasihnya. Sebuah pernikahan yang dilangsungkan dengan kemeriahan.
Seiring waktu yang berjalan janji tinggalah janji, Bramanta memang masih mengirim uang untuk membantu melunasi hutang ayah setiap bulannya. Namun hanya sebatas itulah hubungan keluarga mereka terjalin. Bagi Merilin, kakak laki-lakinya telah menjadi orang asing.
Sekarang gadis mungil dengan bola mata lebar yang jernih itu, harus menarik lengan bajunya. Mengikat rambut panjang ikal kecoklatan miliknya tinggi di belakang kepalanya. Mengucek matanya kuat agar tidak menyisa tangis walaupun setetes saja.
Dia yang harus berjuang bertahan hidup untuk ibu dan adik laki-lakinya.
Merilin menjelma menjadi kepala keluarga di usianya yang masih sangat muda.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Ade Bunda86
lelaki lemah....bukannya gantiin petan ayah malah kabur ..pasti hidupnya GK bakalan bahagia sama istrinya
2024-10-30
0
ANNTIE
/Smile/
2024-10-25
0
armychim
baru mampir 🙏
2024-09-27
0