NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

"Bapak lanjutkan." lanjut kepala sekolah lagi.

"Sehubungan dengan penataan ulang sekolah ini, belajar mengajar akan di liburkan tapi akan di ganti dengan camping selama empat hari mulai besok. Semua siswa di wajibkan ikut." tegas pria paruh baya itu.

Semua siswa bersorak senang apalagi para wanita. tapi tidak dengan kelas Ara. Mereka tidak antusias lagi ikut kegiatan itu karena baru bulan lalu mereka habis mengikuti camping.

"Satu lagi, khusus untuk kelas X6, karena kalian sudah melaksanakan kegiatan camping bulan lalu, kali ini kalian bebas tidak ikut, kalian di liburkan." Ara dan teman-temannya melompat kegirangan. Akhirnya mereka bisa liburan juga.

"Tapi tidak dengan Ara."

Ara dan teman-temannya saling berpandangan bingung.

"Kok begitu pak Valak?" seru Ara polos.

"Pffffttt."

"Ara kamu berani sama bapak?" Ara mengerucutkan bibirnya. Pak kepala sekolah lanjut bicara.

"Bulan lalu kamu tidak ikut camping karena ijin sakit, makanya kali ini kamu wajib ikut, surat pemberitahuan sudah kami kirim ke rumah kamu secara khusus untuk mencegah supaya kamu tidak beralasan lagi."

"Ah, bapak tega bangeeet." rajuk Ara cemberut. Ia kembali duduk dengan membanting-banting kakinya di lantai. Manda dan Laras mencoba membujuknya.

"Jangan drama deh." ucap salah seorang cewek yang duduk tidak jauh dari situ.

"Benar, cari perhatian mulu." tambah teman disampingnya jengah.

"Heh, urus aja urusan kalian sendiri, ngapain ikut campur urusan orang." tukas Adit menohok. Wajah tegas dan beringasnya mampu membuat gadis-gadis itu terdiam.

"Sudah-sudah diam. Itu saja pengumumannya kalian boleh pulang dan persiapkan diri untuk besok. Kegiatan camping ini bapak serahkan sepenuhnya kepada osis."

Semua bubar setelah kepala sekolah dan guru-guru keluar, tinggal kelompok Ara, Karrel, Wulan sih nenek lampir itu dan anggota osis lainnya yang masih ada di dalam ruangan. Sepertinya mereka mau rapat.

"Kamu yakin mau pergi?" tanya Manda ke Ara yang di jawab dengan anggukan lesu oleh gadis itu.

"Tapi kan aku, Manda sama teman-teman sekelas tinggal, kamu nanti sama siapa?" giliran Laras yang bertanya. Maksudnya bertanya karena ia tahu Ara tidak punya teman lain selain mereka.

"Aku bisa sendiri."

"Tapi Ra,"

"Surat pemberitahuannya udah sampai sama kakak aku, nggak ada pilihan lain lagi kan. Udahlah kalian tenang, aku nggak bakalan kenapa-kenapa kok." katanya lagi. Ia juga tidak bisa memohon pada kakaknya yang dingin itu buat mengijinkannya tinggal.

"Hai." Panggilan itu membuat mereka sama-sama menoleh ke arah datangnya suara. Devin , Karrel dan Bintang sudah berdiri di depan mereka. Laras cepat-cepat merapikan rambutnya sambil tersenyum malu-malu. Kok bisa tiga pria tampan itu mau menyapa mereka. Ini peristiwa yang sangat langka.

"Hai kak." Laras balik menyapa malu-malu. Devin terkekeh. Ara melirik Karrel yang ternyata sedang menatapnya juga. Gadis itu malah pura-pura tidak kenal, ia masih ingat kata-kata pria itu semalam yang bilang ia adalah musuhnya kak Ravel, berarti musuhnya juga dong.

"Bole kenalan kan?" tanya Devin. Manda dan Laras mengangguk bersamaan.

"Aku Laras."

"Manda kak." mereka saling menjabat tangan bergantian. Mau tak mau Ara ikut kenalan.

"Ara." katanya malas.

"Udah tahu." ucap Devin tapi tetap menjabat tangan Ara bergantian dengan Bintang dan terakhir Karrel. Ara berdecak sebal menatap lelaki itu, dasar pria kulkas menyebalkan.

Karrel sendiri tahu gadis di depannya ini pasti sedang mengumpatnya dalam hati. Tapi bukannya marah ia malah menikmatinya, seperti semalam ketika ia menggoda gadis itu dengan menakut-nakutinya. Pria itu mengulum senyum menatap Ara.

"Bintang." Bintang dan yang lain sama-sama menoleh ke arah datangnya suara.

"Sih nenek lampir." bisik Laras di telinga Ara.

"Bisa kita mulai rapatnya? anak-anak osis udah pada nunggu." ucap Wulan malu-malu. Apalagi ada Karrel di situ. Pria yang di sukainya dari kelas X. Bintang melirik Karrel dan yang lain sebentar.

"Kalian duluan aja nanti aku susul." ujar Bintang menatap Karrel dan Devin lalu berjalan ke anggota osis lainnya.

"Yuk ke kantin." ajak Devin lagi yang langsung diiyakan oleh Laras. Ara mengutuk sahabatnya itu dalam hati. Bisa-bisanya dia menyetujui ajakan Devin. Tapi, memangnya kantin buka? Bukannya keadaan sekolah lagi rusak gini yah. Ia langsung menepisnya ketika mengingat tidak semua properti sekolah itu rusak, masih banyak yang utuh juga.

"Nda, temenin ke toilet bentar ya. Ara duluan aja sama Kak Devin dan kak Karrel." kata Laras cepat-cepat menarik tangan Manda pergi.

"Tuh kan, pasti make up lagi." Ara tidak sadar malah menyuarakan isi hatinya hingga Devin dan Karrel terkekeh.

"Vin, kesini bentar!" panggil Bintang. Devin menatap Karrel dan Ara bergantian.

"Kalian berdua duluan aja." ucapnya lalu berlari kecil ke tempat Bintang. Ara menghela nafas pasrah. Nasibnya hari ini sungguh sial.

Karrel berjalan di depan dan gadis itu mengekorinya dari belakang. Sampai di luar Ara berjalan ke arah yang berbeda.

"Mau kemana?" langkah Ara terhenti. Ia menoleh kebelakang pada Karrel yang sedang menatapnya datar.

"Mau ke toilet bentar, kamu duluan aja." jawab gadis itu ingin melanjutkan langkahnya lagi tapi ia tiba-tiba terhenti dan merasakan badannya bergerak ke belakang. Karrel yang menarik kerah belakangnya sampai ia jadinya berjalan mundur.

"Kamu pikir bisa bodohin aku?" ucap Karrel dengan senyum devilnya.

"Ta..tapi aku beneran mau ke toilet." balas Ara bersikeras. Pria ini kenapa sih, apa untungnya coba bagi lelaki itu menahannya seperti ini. Bikin kesal saja deh.

"Toiletnya di sebelah sana. Biar aku antar."

"Hah?!" mata Ara membulat besar.

"Tapi itu kan toilet wanita."

"Kan bisa tunggu di luar." kata lelaki itu lagi tidak peduli.

Ara berdecak kesal

"Ya udah kalo gitu." ucapnya sebal.

Seperti katanya, Karrel benar-benar setia menunggu Ara di depan toilet sambil menyandarkan badan ke tembok. Entah apa yang ada di otaknya saat ini hingga ia mau terlibat secara sukarela bermain-main dengan gadis itu.

Karrel melirik melirik jam tangannya. Hampir sepuluh menit ia bersandar di tembok samping toilet wanita dan gadis itu belum keluar-keluar juga. Pria itu mendengus pelan. Apa yang dia pikirkan tadi mungkin benar, gadis itu pasti mau kabur lewat jendela.

Ia cepat-cepat menuju belakang sekolah yang terhubung dengan jendela toilet. Dan benar saja apa yang dipikirkannya. Gadis itu sedang berusaha keluar dari jendela toilet itu tapi sepertinya ia terjepit. Ukuran jendela itu terlalu kecil dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Wajah gadis itu memerah dan keliatan panik.

Karrel terkekeh. Ia mengambil ponselnya dan memotret Ara. Seumur hidup baru gadis ini yang membuatnya melihat tindakan-tindakan konyol begini. Kabur dari jendela toilet? Yang benar saja. Huh.

"Karrel tolongin aku dong." pinta Ara saat melihat Karrel mendekatinya. Jendela itu tidak tinggi, hanya sebahu Karrel jadi pria itu bisa meraihnya dengan mudah, masalahnya jendela itu terlalu sempit dan gadis itu mungkin terluka kalau ia menarik tubuhnya keluar secara paksa, ia harus mencari akal.

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!