Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. Karma Tuhan Berjalan
Beberapa orang tidak akan menyadari.
Apa yang mereka buat adalah sebuah rasa berujung penyesalan, terkadang orang lain akan merasa bahwa mereka bersalah setelah karma itu hadir.
•
Beberapa hari setelah kejadian itu, tidak ada yang berubah dari kehidupan Dikta, dia masih menjadi seorang motivator pernikahan dan menjalani hari-harinya seperti biasa.
Hanya saja kini tanpa Robby sebagai bagian dari hidupnya, kini Dikta hanya perlu menunggu panggilan sidang perceraian agar dia bisa resmi terlepas dari Robby dan menjalani lembar baru kehidupannya.
"Maafin Mama yah, sayang, sepertinya kamu bakal hidup tanpa seorang ayah," batin Dikta mengusap perutnya yang belum terlalu membesar.
Kini Dikta sedang berada di rumah Aurel, dia memang tinggal bersama Aurel saat ini, Aurel sedang pergi ke kampusnya sehingga membuat kini Dikta sendirian disana.
Disaat Dikta sibuk dengan laptopnya dan mengecek email-nya mengenai seminar berikutnya, tiba-tiba datang dua orang yang langsung masuk ke dalam rumah Aurel yang tidak di kunci.
"Siapa kalian?" tanya Dikta terkejut saat melihat kedua orang tersebut.
Kedua orang tersebut saling menatap, dan membuka masker wajah mereka yang ternyata adalah Robby dan Glenca, sontak saja Dikta langsung membulatkan mata sempurna, karena kedatangan keduanya.
"Bang Robby? Glenca?" lirih Dikta berdiri dan berjalan mundur.
Glenca tersenyum sinis kepada Dikta, dia sudah menaruh banyak dendam lama kepadanya, sehingga kali ini menjadi titik tempuh pembalasan Glenca.
"Kalian mau apa?" tanya Dikta dengan suara kaku.
"Sebenarnya kami tidak ingin melakukan ini, tapi kau tidak ingin bekerjasama dengan kami, jadi daripada kau menganggu lebih kami lenyapkan saja anak itu bersama dengan ibunya sekalian," jawab Glenca mengambil vas bunga yang ia ingin hantamkan ke kepala Dikta.
Robby yang melihat itu tampak ragu atas perbuatan Glenca, menurut Robby ini sudah keterlaluan tapi entah kenapa Robby mau saja mengikuti segala perbuatan Glenca.
"Aku mohon Glenca, jangan lakukan itu, aku udah ikhlasin Bang Robby buat kamu, tapi kenapa kamu ganggu aku terus? Istigfar Ca!" tegur Dikta yang tidak kugubris oleh Glenca.
"Selain suamimu, aku juga menginginkan nyawamu," teriak Glenca yang membuat Dikta tersentak.
Glenca kemudian mengangkat vas bunga itu tinggi-tinggi sebelum ia menghempaskannya ke kepala Dikta.
Prang!
"Argh!"
Vas bunga itu pecah berantakan bukan karena menghantam kepala Dikta melainkan punggung Adam yang datang tepat waktu melindungi Dikta.
"Mas Adam?" lirih Dikta pada Adam.
Adam masih mencoba tersenyum walaupun meringis kesakitan sebelum dia tumbang ke lantai.
"Pergi kalian dari sini! Aku sudah menghubungi polisi, kalian sudah masuk kedalam rumah orang tanpa izin dan melakukan pembunuhan berencana," Kali ini suara Aurel terdengar dari ambang pintu.
Melihat itu Robby dan Glenca panik, mereka berdua pun kemudian berlari keluar dari rumah Aurel, mereka berjalan menuju mobil mereka yang terparkir dipinggir jalan, namun disaat Glenca ingin masuk ia malah terjatuh dengan kaki membentang ke jalanan.
Pittt!
Suara klakson mobil terdengar seiringan dengan teriakan Glenca yang kaki kirinya dilindas oleh mobil barusan.
"Ca!" teriak Robby saat melihat Glenca kesakitan dipinggir jalan.
"Sakit Rob!" keluh Glenca yang sudah merasakan sakit luar biasa dari kakinya.
Aurel yang mendengar suara teriakan berjalan keluar dari rumahnya dan melihat Glenca dan Robby disana.
Robby langsung menggendong tubuh Glenca masuk kedalam mobil dan segera membawanya ke rumah sakit.
"Hm? Karma tuhan berjalan!" ujar Aurel tersenyum puas.
•
•
•
TBC
alhamdulillah wkwkwk
sehat dan semangat terus ya
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻