[Colab with kak Mozarella_cha]
[Cerita dalam proses merevisi]
.
.
Cerita ini mengandung adegan yang membuat kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini.
.
.
Rheasya Livynza Quittern, mahasiswi cantik jurusan bisnis yang namanya dikenal karena segala tingkah absurdnya.
Kelakuannya, membuat semua orang pusing tujuh keliling bahkan harus menyetok banyak kesabaran untuk menghadapinya.
Namun bagaimana jadinya kalau Rhea malah mengalami transmigrasi, usai menghirup bau kentut dosen killer.
Jiwanya merasuki tubuh yang memiliki peran sebagai antagonis sebuah novel yang sekilas membaca cerita sinopsisnya saja.
Kali ini antagonisnya sangat berbeda dengan deskripsi tokoh jahat di novel umumnya.
QUEEN BULLYING ❎
Seragam ketat dan make up menor ❎
Dibenci protagonis pria ❎
QUEEN LAVEGOS ☑️
Keluarga harmonis ☑️
Protagonis pria posesif ☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasya_bby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - A?NP!
Gaun dress peach pemberian dari ibunya ternyata sangat pas di tubuhnya yang bak gitar spanyol ini.
Rhea memilih menggerai rambut blondenya hingga terjuntai ke punggung, dengan menyelipkan jepitan rambut bunga peony di sisi kanan.
Tidak lupa juga merias wajahnya dengan make up tipis-tipis dan lipbalm tanpa menggunakan lipstick atau liptin karena bibirnya sudah pink dari lahir.
Rhea tidak pandai berdandan, yang penting hasilnya tidak aneh dan menor seperti badut Ancol.
Terlebih penting lagi wajahnya tidak make up tebal seperti tante cabe-cabean haus belaian berondong atau duda hot.
"Ini wajah aja udah bikin gue yang seorang cewek terpesona karena cantiknya kebangetan. Masa sih Zevan di alur cerita novelnya lebih memilih Luana dibanding tunangannya yang spek bidadari ini?"
"Mungkin aja matanya beneran buta karena saking silaunya ngelihat sempurnanya tubuhnya Rhea asli. Ibaratnya Rhea asli batu permata terus Luana batu kerikil di kolam lumpur.. Zevan harusnya bersyukur, malah jatuh cinta sama modelan upik abu gitu."
"Gue jamin, meskipun belum lihat wajahnya Luana, pasti kalau ketemu yang bakal bersinar pasti peran Rhea asli daripada peran Luana yang tokoh utama."
Rhea menghela napas panjang sebelum akhirnya keluar dari kamar, kemudian turun menuju lantai 1 menggunakan lift untuk pergi ke ruang tamu.
...
Di ruang tamu terdengar suara gelak tawa sambil berbincang hangat satu sama lain.
Lebih didominasi Diana dan Rosita Allern Delarz, sahabatnya semasa SMA sekaligus akan menjadi calon besannya nanti.
Para bapak-bapak hanya mengobrol seputar bisnis, sesekali menimpali pembicaraan Diana dan Rosita.
"Gimana kondisi bisnis yang lo bangun sekarang?? Butuh bantuan dana dari gue?" tanya Devan yang di alisnya terangkat salah satu dan bersedekap dada.
"Sorry... Tapi gue nggak butuh bantuan dana dari lo. Uang gue nggak bakalan habis dan selalu peringkat pertama orang paling sultan di dunia." jawab Allaric dengan wajah sombong dan bangga.
Devan berdecih kesal dan malas untuk melanjutkan obrolan mereka karena tidak bisa menang jika telah menyangkut seberapa banyak uang yang dimiliki.
Devan selalu ada di peringkat kedua dan tidak bisa menggeser posisi Allaric sejak mereka masih SMA.
Hanya satu pemuda berwajah tampan bak dewa Yunani yang tetap menunduk, fokus memainkan handphone dengan wajah datarnya.
"Diana, di mana calon menantuku? Kenapa Rhea belum datang juga? Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya."
Diana tertawa kecil mendengar rentetan pertanyaan Rosita yang matanya terus-menerus menatap ke lift yang pintunya belum terbuka, alias tertutup rapat.
"Sabar sayang, mungkin Rhea masih butuh waktu untuk mempersiapkan diri.. Tunggu sebentar lagi, pasti Rhea bakal turun ke sini."
Allaric Dominico Delarz sebagai suami memberi pengertian kepada Rosita, istrinya tercinta.
"Sepertinya bukan hanya ibumu saja yang kangen dengan Rhea. Bukan begitu Zevan?" tanya Devano Aldeian Harleyn yang matanya melirik ke pemuda tampan di sofa paling ujung.
Pemuda tampan yang merasa namanya dipanggil, menolehkan kepalanya ke calon mertuanya.
"Ya, kangen." ucapnya padat, singkat, to the point.
Definisi duplikat Allaric sewaktu masih muda dulu, andalannya raut wajah datar tanpa senyuman.
Ditambah sikap dingin dan cuek, berbicara dapat dihitung dengan jari jumlah kata yang keluar dari bibir tebal pink yang tidak pernah menjadi hitam, padahal sering merokok.
Rahangnya tegas, hidung mancung, alisnya sedikit menukik, bola mata emas, lesung pipi, rambutnya hitam legam, dan tatapan tajam bak burung elang.
Sungguh pahatan wajah sangat sempurna yang diciptakan oleh Tuhan hingga membuat banyak wanita rela menjatuhkan harga diri mereka.
Mereka melakukannya hanya demi menjadi kekasih atau calon istrinya yang diidamkan banyak wanita.
Zevan turunan gen ibunya yang lahir di China dan gen ayahnya yang lahir di Spanyol.
Rhea turunan gen ibunya yang lahir di Rusia dan gen ayahnya yang lahir di Korea Selatan.
Latar belakang novelnya sama seperti di kehidupan sebelumnya yang terasa nyata, dimulai dari tempat tinggalnya yang di Indonesia serta negara kelahiran orang tua Rhea dan Zevan atau tokoh lainnya.
Kalau Rhea di kehidupan dulu tinggal di Bandung, di dunia novel tempat tinggalnya di Jakarta.
...
Suasana ruang tamu menjadi hening saat terdengar langkah kaki dengan sepatu hels bersentuhan lantai marmer yang menggema semakin mendekat.
Mereka semua terdiam ketika melihat Rhea yang malam ini terlihat sangat cantik nan mempesona.
Bahkan perhatian Zevan teralihkan dari handphone, dan tidak berkedip sama sekali karena arah tatapan mata emasnya hanya pada satu objek yang menarik perhatiannya dengan degup jantung yang menggila.
"Ekhm!" Suara deheman Diana berhasil membuat mereka termasuk dirinya tersadar kembali.
Bahkan Zevan kembali sibuk dengan handphonenya karena membahas pekerjaan dengan asistennya.
Diana berdiri dan menggandeng tangan putrinya, menuntun Rhea untuk duduk di tengah yang sisi kanan dirinya dan sisi kiri sang suami.
Rhea sebenarnya penasaran dengan wajah Zevan, karena hanya bisa melihat dari sisi samping tetapi pria itu menundukkan kepalanya memandangi ke layar handphonenya.
Apa yang ada di gadget canggih itu lebih menarik daripada dia? Sialan! Dia seperti tengah cemburu dengan benda mati yang dipegang Zevan.
"Rhea, ayo sapa mereka dulu. Mereka sudah lama nggak ketemu Rhea.." ucap Devan menepuk pelan pundak putrinya yang tengah memberengut kesal.
Devan dalam hati memaki Zevan yang sama sekali tidak peka dengan wajah kesal putrinya. Meskipun, tertutupi dengan sikap ramah dan senyuman tipis.
"Iya papa. Selamat malam om, tante..." ucap Rhea dengan tersenyum seceria dan sehangat mungkin.
"Kok tante sih? Panggil mommy dong, kan kamu bakal jadi menantu mommy."
"Aah? Iya mo-mommy." ucap Rhea yang sedikit terbata-bata dan masih belum terbiasa dengan panggilan itu. 'Lo harus tenang Rhea.' batinnya.
Rhea terus mengulang kalimat itu agar tidak terlihat kalau dia merasa gugup meskipun kedua tangannya itu sudah berkeringat dingin.
"Boleh mommy meluk kamu sayang?" tanya Rosita dengan tatapan penuh harap.
Rhea memandangi bergantian orang tuanya seakan ingin meminta persetujuan terlebih dahulu.
Rhea segera memeluk tubuh Rosita yang duduk di samping ibunya setelah orang tuanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Mommy kangen pakai banget sama Rhea. Sudah sepuluh tahun kita nggak ketemu semenjak kamu sekeluarga tinggal di Swiss, sewaktu kamu masih umur 6 tahun. Rasanya sepi nggak ada Rhea."
Dia paham sekarang. Rhea asli sempat tinggal di Swiss karena pekerjaan ayahnya yang tidak dapat ditinggal dan harus segera diselesaikan.
Dia sekeluarga kembali ke Indonesia dan menetap lagi di mansion Harleyn, bertepatan umurnya yang menginjak 16 tahun di tahun ini.
"Rhea juga kangen banget sama mommy. Gimana kabar mommy selama ini?" tanyanya yang dijawab cepat oleh Rosita. "Kabar mommy baik kalau Rhea gimana? Mommy dengar kamu makannya sedikit."
"Tapi Rhea makannya teratur, jadi mommy jangan khawatir. Rhea waktu itu ikut program diet."
Mata Rosita reflek terbelalak dan wajahnya berubah serius. "Jangan pernah ikut program diet apapun itu ya sayang.. Tubuh Rhea sudah ideal kalau Zevannya gendong kamu, berasa kayak bawa kapas." jelasnya sedikit bercanda.
"Daddy nggak kamu peluk?? nggak kangen juga hm?" tanya Allaric sambil menaikkan salah satu alisnya dan melengkungkan bibirnya ke bawah.
Aduh.. Suaranya itu bikin Rhea meleyot. Rhea yang goyah dengan visual ayahnya malah tambah goyah waktu ngelihat visual Allaric.
Dedek nggak tahan abang. Sexy sekali permisahh..
"Iya, ini udah Rhea peluk. Rhea kangen banget sama daddy." ucapnya setelah duduk samping Allaric, tapi matanya menelisik visual Zevan di ujung sofa sana.
Dari tubuhnya sih.. beneran menggoda iman banget kayak ayahnya dan Daddy Allaric, tapi semakin jelas melihat wajahnya yang ternyata plek-ketiplek sama Daddy Allaric hingga mulutnya sedikit terbuka lebar.
...
Sebenarnya, sedari tadi Zevan menahan cemburu ketika melihat gadis pujaan hatinya yang memeluk laki-laki lain, padahal itu adalah ayahnya sendiri.
Apalagi, dia belum mendapatkan jatah pelukannya. Seharusnya, dia merengkuh cepat tubuh mungil itu sebelum didahului orang tuanya. Dia tidak terima.
Kalau ayah gadis pujaan hatinya, Zevan masih maklum dan memperbolehkan untuk dipeluk.
Rhea milik Zevan seorang dan tidak ada yang boleh memilikinya. Itulah motto hidupnya.
Setelah acara berpelukannya selesai Diana segera menyuruh putrinya untuk berbicara berdua dengan Zevan supaya bisa mengenal lebih dekat.
"Zevan tunggu di bangku taman belakang aja, nanti Rhea nyusul ke sana.. Dia mau buatin kamu minum sama bawain camilan. Rhea bilang supaya terbiasa ngelayanin kalau sudah resmi jadi istri kamu nanti."
Rhea seketika melotot kaget mendengar penuturan ibunya yang berbohong, mana pernah Rhea berkata hal seperti itu. Biar terbiasa katanya?
Kalau jadi istri kedua ayahnya ataupun Daddy Allaric dia mau-mau saja, hehe bercanda guys!
Terlebih lagi wajah bapak-bapak yang usianya tidak muda lagi, namun masih tampan dan tubuhnya juga berotot kekar. Rajin nge-gym kayaknya nih.
'Sadar Rhea! Papa dan Daddy Allaric sudah beristri, jangan lo gebet, anjing!' batinnya merutuki dirinya.
Zevan melirik sekilas calon mertuanya dan segera mengangguk singkat lalu pergi ke taman belakang yang berada di ujung koridor.
Sebelum Rhea beranjak pergi ke dapur, Diana tidak lupa membisikkan sesuatu di telinga kanannya.
"Rhea jangan lupa bikin minuman yang enak sama bawain juga camilan yang mama beli kemarin buat Zevan... Kamu perlu fokus bikinin minumnya pakai cinta biar Zevan klepek-klepek sama kamu."
Rhea malah berencana buat Zevan ilfeel dengannya biar tidak jadi tunangan, apalagi menikah. Rhea asli pasti bakal ngelakuin hal yang disuruh ibunya tanpa terpaksa karena terlanjur jatuh cinta sama Zevan.
Rhea hanya menanggapi dengan anggukan kepala dan pergi melenggang ke dapur setelah mengingat ingatan Rhea asli yang tersimpan di otaknya.
...
Rhea yang saat ini masih berkutat di dapur tengah memikirkan sebuah rencana.
Aha! Dia punya ide sekarang. Dia akan menuangkan rebusan teh yang sudah mendidih ke dalam cangkir dan memberi sepuluh sendok makan garam.
Dia dengan sengaja memanggang kue kering yang dibeli ibunya kemarin dalam oven hingga semakin gosong setelah mengaduk rata teh buatannya.
Rhea pastikan di rencananya kali ini akan berhasil 100% tanpa kegagalan. Demi hidup aman santosa.
Rhea meletakkan teh dan camilannya pada nampan. Kemudian, membawanya berjalan keluar dari dapur, menuju taman belakang.
Dia menaruhnya di atas meja bundar kecil dan ikut duduk di kursi sebelah Zevan.
"Ekhm! Bisa dimulai sesi tanya jawabnya?"
Zevan meletakkan handphonenya di atas meja dan mendongakkan wajahnya. Urusan pekerjaan kantor diselesaikan nanti jika sudah pulang ke rumahnya.
Zevan bisa melihat dengan jelas ekspresi terkejut dan tatapan penuh kekaguman dari gadis pujaan hatinya. Ahh.. Sungguh menggemaskan.
Rhea yang terpaku dengan ketampanan unreal dari tokoh utama pria sontak langsung tersadar, sambil mengerjap berulang kali dengan wajah linglung.
Rhea membuang muka ke samping, merasa malu setengah mati karena dia ketangkap basah tengah terpesona dengan visual Zevan.
Ketampanan dan tubuh yang kekar berotot milik Zevan membuatnya oleng seketika, sekilas mirip idolanya di kehidupan dulu seperti Cha Eunwoo.
Meskipun mereka tidak sama secara keseluruhan dari warna bola matanya yang sudah berbeda.
"Terpesona hm?" tanya Zevan dengan suara serak basah yang membuat Rhea tertegun sejenak.
'Siapapun tolong bantu gue hilang dari sini secepat mungkin!! Nggak kuat banget sama deep voicenya, anjing! Berasa ngelihat idola gue, padahal mereka nggak kembar!' batinnya menjerit kuat dalam hati.
Kalau seperti ini, pantas Rhea asli jatuh cinta sama Zevana. Modelan begini apa tidak terpesona huh?
-TBC-
Ceritanya beberapa udah direvisi jadi sedikit beda sama yang di wp. Tetap update setiap hari ya kak😂🥰
Aku kira bakal digantung ceritanya tapi dugaan aku salah, semoga ceritanya happy ending kak author. Semangat terus ya, jaga kesehatan💜
Bagi para pembaca lama di wp yang punya NT bisa mampir baca ulang. Pembaca baru boleh baca juga, siapa tau bikin ketagihan.
Last, jangan lupa follow akun aku, kasih like, vote dan subcribe biar semangat update cerita terus.