Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhiryanya Joko punya pacar
Joko tidak menjawabnya
Karna Joko belum mengerti
sepenuhnya tentang nafsu.
karena kepalanya pusing memikirkan itu.
Joko pun ingin menghapus pikirannya tentang nafsu. Dan ingin tema yang lain.
"Jadi gimana Mbak?," tanya Joko.
"Gimana apanya? Rani balik bertanya. "Jadi istriku," Joko kembali menayakan itu. "Kamu ini Ko, masih umur tiga belas saja dah pengen punya istri. Ya paling tidak ya kalau udah umur tuju belas dululah lagi ngomong ke Mbak,"
"Berarti mau dong, yess..!," jawab Joko dengan mengepal tangannya di dada.
"Yess..? emangnya Mbak bilang mau?" jawab Rani dengan mengkerutkan alisnya. "Tadi kan Mbak Rani bilang,Kalau aku dah umur tujuh belas dulu, Berarti itu tandanya mau," jawab Joko polos.
"Kan Mbak ga bilang, mau atau enggaknya?." jawab Rani. "Ya udah, berarti Mbak jadi pacarku dulu aja," pinta Joko polos.
"E eh, kok gitu? kamu itu maunya Mbak jadi pacarmu atau istrimu?," tanya Rani.
"Kan kata Mbak tadi nunggu umur Joko tujuh belas tahun dulu?"
"Iya.. tapi kan Mbak belum bilang, mau apa enggak nya," Rani tersenyum ke Joko. "Ya udah mau atau enggak Mbak? tanya Joko padat.
"Jadi istri atau jadi pacar?," tanya balik Rani.
"Ya berarti pacar dong, kan nunggu tujuh belas dulu."
"gimana ya Ko? Rani berfikir.
Joko menunggu jawaban dari Mbak Rani. Ini pertama kalinya Joko meminta seorang wanita, untuk menjadikan pacarnya.
sebenarnya Joko juga ga tau pacaran itu gimana terus mau apa. Selama ini Joko cuma tau dari temen SDnya dulu. Kalau pacaran itu kita bisa bebas untuk cium cium dan peluk-peluk seperti temenya dulu. Yang Joko pernah lihat saat sedang berpacaran.
"Gimana Mbak? tanya Joko yang beranjak dari tidurannya. Dan duduk bersila dihadapan Mbak Rani. Joko memohon ke Mbak Rani dengan memegang kedua tangan Mbak Rani.
Joko teringat saat teman SD nya dulu. Meminta cewek untuk menjadi pacarnya dan akhirnya temen SD Joko di terima.
Saat itu Rani terlihat ragu dengan Joko. karena umur Joko yang masih 13 tahun tapi Rani melihat postur badannya yang tidak seperti anak 13 tahunan,
Dan saat itu Rani melihat sorotan mata Joko. Yang terlihat sungguh- sungguh ingin menjadikannya pacar.
"Boleh, tapi dengan syarat.
Apa kamu mau Ko menyetujui persyaratan Mbak? Rani serius
"Mau, emang syaratnya apa Mbak?"Joko penasaran.
"Pertama kamu ga bilang-bilang sama siapapun kalau kita pacaran. Kedua kamu harus nurut sama Mbak.
Ketiga kalau syarat itu kamu langgar kita putus. Dan kamu ga boleh ketemu sama Mbak lagi..gimana?"
"Oke.Yess." jawab Joko mantap. "Berarti sekarang kita pacaran Mbak?." Rani tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Berarti aku sekarang boleh ya peluk Mbak Rani ?"
Rani menjawabnya hanya dengan senyuman dan sedikit anggukan.
Joko pun memeluk Rani dengan sangat erat.
Joko merasakan perasaan yang berbunga-bunga. Akhirnya bisa punya pacar juga," suara dalam hati Joko.
Karna sejak dari SD Joko cuma bisa melihat temannya berpelukan dengan pacarnya. Dan sekarang Joko sangat bahagia karena punya pacar yang cantik seperti Mbak Rani.
Bahkan Mbak Rani lebih cantik dari pada pacar temannya. Rani pun memeluk Joko dengan bahagia. Walaupun masih ada ragu dalam hatinya.
Karna Joko yang sebenernya masih tiga belas tahun yang tidak sepantasnya jadi pacarnya.
Rani pun menangis. Karna ia merasa bahwa dia itu adalah kakak keponakannya. Yang seharusnya bisa memberi contoh yang baik.
Tapi kenyataannya dia sekarang malah menjadi pacar dari Joko.
"Kenapa Mbak kok malah nangis?" Joko melepas pelukannya dan mengelap air mata Mbak Rani.
"Ga papa, tidur yuk Ko."
Rani merebahkan badan nya dan memunggungi Joko.
Joko sebenarnya ingin tahu kenapa Mbak Rani nangis. Tapi karna hari sudah sangat malam. Dan mungkin Mbak Rani juga sangat lelah ingin tidur.
Joko pun juga ikut merebahkan badannya. Disamping Mbak Rani.