I Have Golden Celestial Body

Setelah sesi mandi bersama itu usai, Qin Xin membawa Chen Yue, Wen Wanlin, Wen Xiangtong, dan Wen Liu'er kebangunan utama Manornya.

"Ah ! Tuanku.. kapan anda datang ? Dan mereka ini..." tanya Tao Xing'er karena merasa asing dengan keempat wanita Cantik yang berada disisi Qin Xin.

"Xing'er aku baru saja datang, mereka ini Chen Yue, Wen Wanlin, Wen Xiangtong dan Wen Liu'er, tolong bantu mereka ke kamar barunya" kata Qin Xin memperkenalkan Keempatnya dan meminta agar Tao Xing'er menyiapkan kamar untuk mereka.

"Baik Tuanku.., oh iya Tuanku, Peri Yi Yang dan juga manajer Jun Xilei beberapa kali datang kemari untuk bertemu Tuanku, kelihatannya ada sesuatu yang penting" ujar Tao Xing'er.

"Baik, nanti aku akan mengunjungi mereka, kalau begitu dimana gadis - gadis cantik yang lainnya ?" Tanya Qin Xin dengan tersenyum.

"Yang lain sedang berkultivasi atau membaca buku di perpustakaan, sedangkan untuk sister Nan Qianyun sedang berlatih Teknik Sitar pemecah badai dan Nona Ling Wu... dia pergi kemarin malam tapi sejak pergi hingga sekarang, dia belum kembali.. Tuan, aku khawatir dengan Nona Ling Wu.." Tao Xing'er berkata dengan nada cemas.

"Ling Wu pergi ? Apa kau tau dia pergi kemana ??" Qin Xin mengerutkan keningnya.

"Menurut sister Nan Qianyun, Nona Ling Wu ingin pergi berlatih ke Gunung Longteng" jawab Tao Xing'er.

'Apa ? Anak itu, baru juga mulai kultivasi beberapa bulan sudah nekat untuk menjelajah hutan, ya, meskipun Monster Beast kuat di hutan pegunungan Naga Melonjak sudah aku basmi, tapi bukan berarti tidak ada bahaya disana, masih banyak bandit dan penjahat yang lainnya' pikir Qin Xin sambil mengelus dagunya.

"Aku akan mencari Ling Wu dulu, Xing'er kau temani mereka dulu dan perkenalkan mereka dengan yang lainnya, Chen Yue dan yang lain, kalian istirahat dulu, aku akan mencari Ling Wu dulu" Qin Xin berpamitan untuk mencari Ling Wu.

Qin Xin langsung terbang menuju Pegunungan Longteng, dan mulai mencari Ling Wu disetiap sudut Pegunungan Longteng.

Setelah lama mencari, karena lelah setelah terbang jauh, Qin Xin memutuskan untuk beristirahat dibawah pohon besar yang dia lihat. Dia turun dan mulai duduk menyender dibatang pohon itu.

Saat Qin Xin mulai duduk santai, tiba - tiba dia mendengar suara gemerisik dari semak - semak tidak jauh dari tempatnya duduk. Dia tanpa sadar menoleh dan melihat kearah itu, dan diantara semak - semak itu dia melihat tubuh gadis langsing dengan kulit seputih salju, tidak jelas rupa dari gadis itu karena posisinya membelakangi Qin Xin.

Gadis itu mengangkat gaunnya keatas, memperlihatkan kaki jenjanng mulus seputih salju yang membuat siapapun yang melihatnya pasti tergoda dengan keindahannya, lalu gadis itu mencoba melepas kain sutra berwarna hitam yang menutupi daerah sensitifnya.

Saat kain hitam itu terlepas dan jatuh kebawah, Mata Qin Xin sedikit melebar dan dia melongo dengan adegan itu. Dia dapat dengan jelas melihat pantat gagah gadis itu.

Gadis itu kemudian berjongkok dan menunjukan pantat bulat seksi yang seputih salju kepadanya. Dia tampak sedang buang air kecil.

Gadis itu tidak menyadari, bahwa dibelakangnya ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya. Dia bahkan bergumam menyanyikan sebuah lagu dengan gembira.

Qin Xin tertegun dan terpesona dengan keindahan seksi didepannya, dan gerakan - gerakan dari pantat bulat mulus itu membuatnya sedikit bernafsu, bahkan adik dibawahnya mulai sedikit mengeras.

Segera gadis itu selesai buang air kecilnya, dan mulai memasang kembali kain sutra berwarna hitam itu dan merapikan pakaiannya.

Tanpa diduga, gadis itu berbalik menampilkan wajah Cantiknya yang anggun mempesona, layaknya putri kerajaan, dan akhirnya dia juga melihat penampilan Qin Xin. Dia kaget sekaligus marah.

"Apa kau melihatnya ?" Gadis itu bertanya dengan mata merah dan mulai menteskan air mata.

"Ya aku melihat semua, tanpa melewatkan sesuatu" Jawab Qin Xin.

"Weeeeee.. heek.. hump.. hump.. hiks... hiks.. hiks.." gadis cantik itu menangis.

Qin Xin hanya diam dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Kau, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku.. hiks.. hiks.. hiks.." gadis cantik itu masih menangis.

Alis kanan Qin Xin terangkat keatas, melihat gadis cantik itu menangis dan mulai menuduhnya.

"Sekarang aku tidak dapat menikah, kau harus bertanggung jawab !!" teriak gadis cantik itu masih menangis.

Qin Xin merasa lucu melihat tingkah polos gadis itu, dia bahkan tersenyum beberapa kali.

"Kenapa kau tersenyum ? Kau pasti menikmati ini kan ? Dasar Cabul !!" Gadis cantik itu tampak marah karena Qin Xin hanya diam dan tersenyum saja.

"Kau Cabul yang menyebalkan !!" Teriak gadis cantik itu.

Qin Xin menghela nafas panjang.

"Sudah aku katakan kalau aku memang melihatmu, tapi aku tidak sengaja.... ya itulah, aku dari awal sedang duduk dibawah pohon ini dan kau tiba-tiba datang dari semak-semak itu dan langsung... ya begitulah" Qin Xin mencoba menjelaskan.

"Kau sudah melihat itu kan ?" Tanya gadis cantik itu dengan malu, wajahnya tampak kemerahan.

"Itu apa ?" Qin Xin balik bertanya.

"Itu... pu.. punyaku, kau pasti melihatnya kan ?" Gadis cantik itu tampak gugup dan malu, bahkan wajahnya sampai merah padam.

"Ya, aku melihatnya dengan jelas" Qin Xin mengakui.

"KAMU !!! kau harus tanggung Jawab !!" Gadis cantik itu tampak marah.

"Tanggung Jawab ?" Qin Xin mengerutkan keningnya.

"Iya tanggung jawab, karena kamu, aku tidak dapat menikah dimasa depan dan kamu harus bertanggung jawab untuk...." gadis cantik itu ragu untuk melanjutkan kata-katanya.

"Bertanggung jawab untuk... untuk apa ? Kenapa berhenti ? Tidak ingin melanjutkan kata - katamu ?" Tanya Qin Xin menggoda gadis cantik itu.

"Untuk..." gadis cantik itu tampak gugup dan ragu - ragu.

"Untuk apa ?" Kembali Qin Xin menggodanya.

"KAU CABUL YANG MENYEBALKAN !!!Tentu saja Untuk... Untuk Menikahiku !!" Wajah cantik gadis itu memerah semerah apel, dia tertunduk malu dan kesal.

"Jadi begitu... Baiklah aku akan menikahimu" Qin Xin menganggukkan kepalanya.

"Ya Dewa, kenapa aku begitu sial, tak terhitung banyaknya aku telah menolak lamaran dari banyak pangeran yang ingin menikahiku, tapi sekarang kau menghukumku dengan menikahkanku bersama Pria cabul ini, sungguh malang nasib ini" gadis itu cemberut lemas.

Alis Qin Xin terangkat mendengar kata-kata gadis cantik itu.

"Hei, siapa yang kau bilang Pria Cabul itu ! Aku sudah jelaskan kalau aku tidak sengaja melihatmu buang Air kecil, kau sendiri yang tiba-tiba datang dan tanpa melihat kanan kiri langsung membuka..." Qin Xin bahkan belum menyelesaikan kata-katanya dan langsung dipotong gadis cantik itu.

"CUKUP!! Kau tidak perlu menjelaskan lagi !" Gadis cantik itu tampak malu.

"Baiklah, semua sudah terjadi, dan kita dipertemukan dengan cara yang kurang menyenangkan ini. Mari saling mengenal, Aku Qin Xin dan siapa kamu ?" Qin Xin mulai mencoba mengenal gadis itu.

"Aku, Zhao Lusi, mulai sekarang kita harus saling menceritakan semua hal tentang kita, karena kau akan menjadi suamiku dan aku akan menjadi isterimu" jawab Zhao Lusi yang tampak mulai tenang.

"Zhao ?....Margamu Zhao ? Jangan Bilang kalau..." Qin Xin cukup terkejut mendengar nama itu.

"Iya kau benar, margaku Zhao, aku satu-satunya Putri dari Kaisar Hong Yumao, Zhao Bai" jawab Zhao Lusi dengan tenang.

"Apa ???!!!!!" Qin Xin kaget, bukan hanya marganya Zhao tapi dia juga anak dari Kaisar Zhao Bai, yang notabene adalah musuhnya.

"Aku tahu kau pasti kaget ya kan ? Aku Putri Kekaisaran Hong Yumao Zhao Lusi" Zhao Lusi tersenyum.

"Kau tidak sedang bercanda bukan ?" Qin Xin mengerutkan keningnya.

"Huft.... untuk apa aku bercanda didepan calon suamiku, aku benar-benar Putri Zhao Lusi dari Kekaisaran Hong Yumao" jawab Zhao Lusi enteng.

'Celaka, aku harus menghindari gadis ini, sayang sekali, dia tampak baik dan polos tapi keluarganya adalah musuhku' pikir Qin Xin dalam hati.

"Kenapa kau diam ? Aku tahu kau pasti terkejut dan merasa sulit karena statusku ini, tapi percayalah aku tidak terlalu peduli dengan statusmu itu, sebenarnya aku sendiri telah lama kabur dari istana, itu karena aku tidak ingin digunakan sebagai alat dengan nama pernikahan politik, bagiku itu omong kosong belaka, aku ingin bebas menjalani hidupku dan bebas memilih pasangan hidup" Zhao Lusi tersenyum manis.

Qin Xin tidak tahu harus menjawab apa, dia hanya diam membisu, pikirannya melayang.