Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 Perasaan Hermawan (Rev New)
Dokter Hermawan duduk di ruang kerjanya setelah ia selesai dengan pemeriksaan pasiennya. Ia meraih ponselnya lalu mengirim.pesan singkat pada Clea. Hermawan tahu ia sedang bermain api dengan mendekati wanita yang statusnya adalah istri orang. Tapi ia juga tidak bisa tinggal diam melihat gadis sebaik Clea di sia-siakan oleh Renei.
Jika si brengsek Renei tidak bisa membahagiakan mu maka aku akan merebut mu darinya!
Ponsel Hermawan berbunyi ada notifikasi pesan singkat masuk. Itu balasan dari Clea. Gadis itu setuju untuk pergi makan siang dengannya.
Jadilah siang itu Clea dan dokter Her bertemu di salah satu restoran.
"Ayo Clea pesanlah makanan yabg kau sukai aku yabg traktir" kata Hermawan sembari menatap Clea yang melihat-lihat buku menu.
"Ah aku mau nasi goreng spesial dan jus strawberry saja mas"
"Hanya itu?"
"Iya mas"
"Baiklah aku juga pesan yang sama dengan mu"
Keduanya menikmati makan siang bersama sambil mengobrol santai. Hermawan dengan senang hati mendengarkan Clea bercerita soal vas yabg ia buat dan soal keterlibatan Clea dengan badan amal.
Dasar Renei bodoh gadis kelas tinggi seperti ini dia sia-siakan! batin Hermawan.
"Oh ya Clea kenapa kening mu seperti bekas tergores? Kau habis terjatuh?"
Mata seorang dokter tidak bisa di tipu. Hermawan mengamati wajah Clea dan ada bekas luka di area pelipis.
"Oh ini, aku terpeleset mas jadi terbentur pinggiran meja tapi sudah tidak apa-apa hanya bekas nya saja belum hilang"
Clea menyentuh keningnya, ia ingat malam di mana Renei mendorongnya dengan kasar hingga ia terjatuh.
"Apa itu benar?" Hermawan curiga Renei yabg sengaja menyakiti Clea.
"Benar mas"
Pesanan makanan tiba, Hermawan tidak banyak bertanya lagi. Keduanya menikmati makan siang sambil tetap mengobrol. Sesekali obrolan mereka beralih ke topik kesehatan karena Clea juga mantan terapis di rumah sakit ia juga tahu banyak soal dunia medis.
"Clea apa kau tidak ingin kembali ke runah sakit dan jadi tenaga medis?"
"Tidak dokter, saat ini aku sedang menikmati waktuku sebagai pengrajin dan pemilik toko kecil"
Hermawan tersenyum mendengar jawaban Clea. Ia semakin salut dengan gadis itu. Clea memiliki pendirian yang kuat.
"Setelah ini aku antar pulang?"
"Tidak mas, aku naik taxi saja"
"Kenapa Clea? Kau takut Renei marah?"
"Iya mas aku hanya tidak mau ada keributan saja" jawab Clea merasa tidak enak mengingat perkelahian Renei dan Hermawan di tokonya.
"Baiklah, Cle jika kau perlu sesuatu atau bantuan jangan sungkan menelpon ku aku akan segera datang padamu"
Clea mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti maksud Hermawan tapi setidaknya ia senang mendapat perhatian baik dari dokter itu. Jika Renei macam-macam padanya ia bisa mengadukannya pada Hermawan.
"Apa kau tidak berniat pergi darinya?"
"Apa?" Clea terdiam mendengar pertanyaan Hermawan.
"Dengar Clea jangan membuang waktu mu untuk bersama pria yanh tidak mencintai mu dan bahkan ia tidak memperlakukan mu dengan baik. Kau terlalu berharga untuk Renei"
Clea kembali terdiam, memang ia sering berpikir untuk meninggalkan Renei tapi bagaimana caranya jika diam-diam Clea telah jatuh hati pada Renei. Perasaan itu ia simpan rapat sampai siapapun tidak akan tahu termasuk Renei.
"Maaf jika aku terlalu banyak ikut campur tapi ini demi kebaikan mu, jangan sia-siakan waktu mu hanya untuk mendampingi pria dingin seperti Renei karena kau ber hak untuk bahagia Clea"
Nada suara Hermawan yang lembut membuat hati Clea tersentuh hingga matanya tak terasa berkaca-kaca dan sebentar lagi pasti bulir bening jatuh ke pipinya.
***
Di keluarga Suprapto terdiri dari papi Lung Suprapto, Oma Yan dan juga Marisa Suprapto adik satu satunya Renei. mami Renei sudah lama meninggal. semua anggota keluarga itu mengetahui seluk beluk pernikahan Renei dan Clea bisa terjadi. tapi meski Clea adalah madu dari mendiang Margareth semua keluarga Suprapto menyayangi Clea terutama Oma Yan.
Siang ini Oma Yan memanggil Clea datang ke rumah untuk membahas kejutan ulang tahun Renei. Oma ingin di momen ini Renei dan Clea bisa lebih dekat lagi karena semua tahu kalau sikap Renei pada Clea sungguh dingin. alasan Renei selalu karena ia hanya mencintai Margareth. tapi Margareth sudah tidak ada, Oma ingin Renei bisa jatuh cinta lagi dan merasakan kebahagiaan bersamaan Clea.
"Bagaimana kalau ulang tahun kali ini di adakan di rumah kak Renei saja? biasanya di hotel mewah tapi bosan!" kata Marisa memberi ide.
"Bagaimana Clea kau setuju ide Marisa?" tanya Oma Yan.
"Saya setuju saja Oma, nanti biar saya bantu untuk persiapan kue dan catering kalau urusan dekorasi pasti Yudi sudah menyiapkan yang terbaik"
"Hmmm baiklah, bagaimana Lung?" tanya Oma pada papi.
"Kalau Clea setuju papi juga oke saja"
Sepakat pesta ulang tahun Renei akan diadakan di rumah. Marisa ingin memberi shock terapi pada kakaknya. ia memiliki satu ide gila lagi.
"Bagaimana jika kau pura-pura minggat saja dari rumah, kita buat kak Rey bingung karena kau pergi meninggalkannya!" kata Marisa excited.
"Apa?" Clea tidak pernah tahu isi pikiran adik iparnya yang ajaib.
Aku pergi dari rumah iya kalau Renei peduli, mungkin dia malah akan senang jika aku pergi darinya. batin Clea sedih. Oma yang melihat raut kesedihan di wajah manis Clea segera menolak ide gila Marisa.
"Kejutan macam apa itu Marisa?! tidak perlu begitu! kata Oma kesal.
"Ya kan biar seru saja Oma, siapa tahu diam-diam kak Renei itu juga cinta sama Clea hanya saja kita kan tahu gengsi kak Renei setinggi menara Eiffel!"
"Ah masa sih setinggi menara Eiffel sepertinya setinggi gunung Everest!" tambah papi.
Clea dan Oma Yan tertawa mendengar Marisa dan papi meledek Renei. Clea membayangkan jika Renei tahu ia pasti sangat kesal.
"Sudah fix ya ulang tahun kali ini diadakan di rumah Renei dan Clea, untuk detail nya biar Yudi yang urus kita bantu bantu sebisanya saja" kata Oma.
Setelah papi dan Marisa pergi keluar rumah karena ada urusan lain,.Oma Yan mengajak Clea bicara santai berdua dari hati ke hati sambil menikmati teh dan camilan.
"Apa Renei masih dingin padamu Clea?" tanya Oma sembari menggenggam tangan Clea dengan lembut.
"Tidak Oma, beberapa hari ini mas Renei terlihat lebih berbeda dari biasanya"
"Oh ya? sungguh?"
Oma memperbaiki posisi duduknya terlihat ia ingin mendengar cerita Clea soal perubahan Renei. Clea bercerita kejadian di pelelangan vas antara Renei dan dokter Hermawan hingga membuat Oma tertawa geli.
"Sepertinya dia cemburu" kata Oma
"Entahlah Oma tapi, mas Renei sudah jarang marah berlebihan pada saya"
"Clea sabar ya nak, Oma tahu Renei itu pria setia jika sudah mencintai satu wanita ia akan bertahan seperti itu. tapi Oma yakin Renei jatuh cinta padamu hanya saja ia belum menunjukan nya"
Clea tersenyum getir sembari mengangguk, ia tidak membayangkan di cintai oleh Renei seperti pria itu mencintai mendiang istrinya. pasti Clea akan jadi wanita yang sangat beruntung.
