Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"ya allah, Chelsee dalam bahaya."
Perasaan Burhan tidak karuan, dia masih sangat ingat bagaimana kejam anak buah Bansal memperlakukan Chelsee dan saudara nya.
"Ya allah, berilah aku kekuatan untuk melindungi Chelsee dari segala kejahatan yang akan datang," Burhan menyematkan do'a, seraya terus memperhatikan Kedua manusia jahanam itu. Setelah menunggu selama tiga menit, akhir nya Bansal dan Mirna pergi dari depan rumah Burhan.
Segera Burhan masuk kedalam rumah lalu menuju kamar, lelaki itu membuka laci dan mengambil gelang yang tersimpan di dalam kotaK kecil. Gelang itu terbuat dari emas dan memiliki mata berbentuk cinta, mata itu bisa dibuka, didalam nya terdapat kedua foto kedua orang tua Chelsee.
"semoga Chelse senang mendengar kabar ini," batin Burhan.
"Ayah mau ngomong sesuatu sama kamu, Chel." Ucap Burhan saat gadis itu sedang berada di depan TV bersantai.
"Ngomong apaan, Yah? Biasa nya juga tinggal ngomong aja." Sahut Chelsee ceria. Burhan masih belum tega untuk mengatakan yang sebenar nya, lelaki itu sedang diambang kebingungan.
"Apa ayah? Kok malah bengong?" Chelsee tidak sabar, karena sinetron kesukaan nya sudah tayang.
"Ah, ini, tadi kamu pulang sama siapa?" Burhan balik bertanya, Chelse tersenyum sangat manis dia tahu jika Ayah nya menghawatirkan diri nya.
"Sama Fatan, yah. Dia supir bos ku di kantor." Jawab Chelsee lembut.
"Oohh, bagus lah. Ayah cuma mau pesan sama kamu, agar selalu berhati-hati."
"Iya, Yah. Aku bakalan ingat kata-kata Ayah."
"Yaudah, kamu istirahatlah! Ayah juga mau tidur, besok ayah ada pekerjaan lebih." Burhan lalu meninggalkan Chelsee diruang tamu yang terlihat sempit.
"Siap, Yah."
***
Sementara di kamar Andreas, lelaki itu kini sedang berbaring diatas ranjang yang empuk dan mewah, dia sudah mengganti pakaian nya dengan baju sport dan celana pendek. Posisi lelaki itu sedang telungkup tangan nya bertumpuan diatas Dagu.
Pikiran nya berkelana mengingat kejadian awal mula dia bertemu dengan Chelsee, terjebak di desa orang dan momen-momen romantis, Lelaki itu tersenyum lalu terpejam, beberapa menit kemudian Andreas kini sudah terlelap, Damai sekali hati nya.
Keesokan hari nya, Chelse yang hampir saja selesai beberes dan akan berangkat kerja mendapatkan telepon dari Tina.
"Hallo, Tin. Ada apa ? Pagi-pagi gini kok nelpon? Tanya Chelsee.
"Chel, kamu harus dengerin aku baik-baik. Sekarang aku udah dikantor karena kerjaan ku menumpuk jadi harus cepat datang ke kantor buat kejar target. Nah saat tadi aku lewat di depan ruangan kalian, aku lihat Mirza sedang pasang CCTV." Ucap Tina di sebrang sana.
"Terus-terus, Tin?" Chelsee mengamit ponsel dengan telinga dan bahu nya.
"Aku juga dengar tadi Mirza nelpon bu Rania dan mengatakan rencana nya." Tina menjelaskan bagaimana Mirza akan menjebak mereka.
"Oke, Tin. Makasih banyak info nya, kamu memang teman yang baik, deh. Aku makin sayang sama kamu, muach." Panggilan berakhir dan Chelse kini sudah siap untuk berangkat.
Sementara Mirza sedang menyakinkan Rania untuk Rencana yang akan dia buat, sudah beberapa kali Mirza mengatakan rencana nya tetapi Rania masih menolak.
"Saya udah muak dengan rencana yang kamu buat, kamu udah buat saya malu. Asal kamu tahu, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri Chelse mencium Andreas." Ketus Rania, masih pagi-pagi dia sudah dibuat emosi oleh Sekretaris nya.
"Tapi kali ini, rencana yang saya buat pasti akan membuat kebohongan mereka terbongkar buk." Ucap Mirza.
"Udah ya, saya muak dengan segala rencana kamu. Lebih baik kamu saya pecat aja, saya gak butuh sama orang yang gak berguna buat saya." Sarkas Rania.
"Buk, saya mohon jangan pecat saya. Kali ini saya pastikan rencana saya berhasil, saya udah letakkan CCTV di ruangan mereka." Bujuk Mirza, Rania malas menanggapi, akhir nya gadis itu memutuskan sambungan telepon.
"Aarrgg, awas aja kalau gagal." Umpat Rania seraya memasukkan ponsel nya kedalam tas.
"Kamu kenapa sayang? Pagi-pagi udah emosi." Tanya Mirna yang mendengar pekikan Rania.
"Andreas Moms, dia dan Chelsee." Sebal Rania.
"Kenapa lagi mereka?"
"Mereka bohongin kita, moms. Mereka udah buat kita kelihatan bodoh,"
"Membohongi bagaimana maksud kamu?" Mirna mengerit.
"Mirza bilang, kalau mereka cuma berpura-pura punya komitment, supaya menghindari pernikahan dengan aku, moms. Tapi aku juga lihat dengan mata kepala aku sendiri, kalau mereka pelukan dan bahkan ciuman moms," Adu Rania.
"mommy bisa rasakan bagaimana perasaan aku kan?"
"Iya sayang mommy paham kalau kamu cemburu. Yang penting kamu jangan menyerah, kamu harus yakin kalau Andreas itu milik kamu." Mirna memberi semangat.
"Iya moms, aku gak boleh kalah. Apalagi harus kalah sama Sekretaris gatal itu." Tatapan Rania penuh dengan dendam.
"Bagus, Ran. Sakit hati dan cemburu bisa memberi kamu kekuatan untuk berjuang, dapatkan Andreas, dia diciptakan memang untuk kamu." Ujar Mirna.
"Pasti moms, aku akan memperjuangkan sesuatu yang memang sudah diciptakan untukku." Rania berucap Yakin.
***
Chelsee kesal, karena sudah beberapa kali dia menghubungi bos nya, namun lelaki itu tak kunjung menerima panggilan nya hingga pada akhir nya panggilan terakhir pun terhubung.
"Ada apa nelpon saya pagi-pagi seperti ini? Saya lagi nyetir." Tanya Andreas seraya memasang heased di telinga nya.
"Ini darurat pak, ini tentang bu Rania."
"Kenapa Rania?" Andreas mengerit.
"Kaya nya Bu Rania udah curiga banget, bahkan Mirza sudah memasang CCTV di ruangan bapak." Jelas Chelsee.
"Kamu tahu dari mana?"
"Saya punya teman di kantor pak, dia yang ngasih tahu saya, gimana ini solusi nya pak." Tanya Chelsee bingung.
"kamu tenang aja, sebentar lagi saya udah sampai kantor. Saya tunggu kamu di parkiran." Jelas Andreas
"Baik pak."
Panggilan terputus.
"Ya tuhan, aku sih gak mau pertunangan ecek-ecek ini putus, habis nya enak sih. Bisa gak ya jadi tunangan beneran hihi, aduh kenapa jadi genit gini sih." Batin Chelse terkikik, dia tidak sadar jika tawa nya didengar oleh Ratna.
"heh, kamu lagi merasakan apa? Lagi jatuh cinta?" Skak Ratna membuat Chelsee kaget.
"Iya gak lah bu, siapa yang mau coba. Aku kan jelek, perawatan aja gak pernah. Gaji ku pun kan ke ibu semua, gak bisa beli baju dan bedak ," balas Chelsee seraya membenarkan poni nya.
"kamu salah, kamu cantik kok. Kamu bisa dapetin cowo yang kaya, ya kamu harus dapet yang kaya sih. Biar bisa ngangkat derajat orang tua." Ratna berkata lembut.
"Ibu kok ngomong nya gitu, cinta itu gak mandang harta bu. Yang penting kita merasa bahagia." Ujar Ratna
"Sok tahu kamu, uang itu segala nya."
"Ibu ada-ada aja. Ayah kemana sih buk? Kok dari tadi aku gak lihat, mau pamit kerja soal nya." Tanya Chelse.
"Tadi subuh sholat ke masjid, sampai sekaramg belum pulang."
"Yaudah, aku pamit kerja dulu, ya, bu." Gadis itu menyalim tangan Ratna lalu berangkat kerja.
"Ingat, Chel. Minta naik gaji!" Pekik Ratna ketika Chelsee sudah berada di depan pintu.
"Iya, bu." Sahut Chelsee masam.
Saat Chelsee menunggu gojek di tengah jalan, Dia mendapatkan telepon dari Burhan.
"Hallo, yah. Maaf ya tadi gak sempat pamit, aku sekarang udah di jalan besar suara nya brisik banget yah." Ucap Chelsee setelah menerima panggilan dari Ayah nya.
"Ada hal yang penting mau Ayah omongin sama kamu," ujar Burhan
"Ngomongin apa Ayah?"
"Ini soal ibu kandung kamu," ucap Burhan dari sebrang sana, tetapi Chelse kurang mendengar jelas karena banyak motir racing yang lewat di depan nya.
"Ibu kenapa yah? " Tanya Chelsee seraya menutup salah satu telinga nya. Bersamaan dengan itu Andreas datang tepat didepan gadis itu.
"Nanti ditelpon lagi ya, yah. Aku ada bos." Chelsee memutuskan sambungan telepon, Burhan memanggil gojek untuk menyusul Chelsee ke kantor.
"Bapak ngapain disini?" Tanya Chelee setelah dia memasukkan ponsel nya kedalam tas.
"Rania memang tidak gampang percaya dengan sesuatu yang dia rasa ganjal. Pasti karena kemarin dia lihat kamu nunggu gojek di depan kantor, dia menjadi curiga. Maka nya saya harus antar jemput kamu setiap hari." Ucap Andreas.
"Gak usah pak. Nanti tetangga saya cemburu ngelihat cowo ganteng ngantar jemput setiap hari." Tolak Chelsee
"Ini perintah, saya gak mau ditolak." Andreas berkata datar.
Sementara Burhan kini sudah berada di kantor Rania group, dia terkejut saat mengetahui jika Mirna juga berada di kantor Chelsee bekerja.
"Ya allah, kenapa Mirna berada disini juga. Apa dia mengikuti Chelsee sampai kantor." Burhan semakin khawatir.