Update: 12:00 WIB
Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.
Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.
Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.
Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boiled Chicken & Dumpling Soup
Chen Sisi tidak menganggur. Dia Menyiapkan bahan untuk membuat sup ayam.
Pertama, Chen Sisi menyiapkan setengah kilo daging ayam yang telah dipotong sesuai selera. Lalu cuci bersih.
Kemudian siapkan air secukupnya dan didihkan. Barulah masukan potongan ayam, wortel serta kentang, masak sampai empuk.
Untuk menunggu rebusan empuk, Chen Sisi menyiapkan bahan lainnya. Dia menyiapkan wajan dan menumis bumbu halus lainnya sampai harum dan matang. Setelah harum, Chen Sisi mencampurkan bumbu tersebut ke air rebusan.
Aduk sampai rata. Ketika ayam telah empuk, Chen Sisi menambahkan irisan tomat, daun bawang, seledri, serta kol yang telah dipotong-potong. Tambahkan bumbu lainnya seperti lada bubuk, gula secukupnya, penyedap rasa hingga garam.
Ketika rasanya pas, sup ayam siap dihidangkan.
Kali ini Baiyue tergiur untuk makan sup ayam tapi tanpa sayur. Chen Sisi mengambil sepotong ayam ke piring dan membiarkan kucing itu makan dengan tenang.
"Rasanya enak meskipun aku lebih suka ayam yang goreng," jelasnya.
Chen Sisi mencibir. "Apapun bisa kamu makan selama itu daging."
"Benar juga."
"Aku akan menangkap tikus untukmu di masa depan. Dagingnya juga lumayan."
"..."
Tidak, terima kasih. Aku tidak mau makan tikus. Batin Baiyue. Sebagai kucing spiritual, dia enggan makan tikus.
Chen Sisi tidak mau menggodanya lagi. Dia membuat hidangan terakhir, yaitu pangsit rebus. Untuk membuat hidangan yang satu ini agak lama dari dua masakan sebelumnya.
Pertama, Chen Sisi menyiapkan daging ayam yang telah dihaluskan. Untuk yang satu ini, Chen Sisi mengambilnya dari ruang gelang giok putih.
Semua bumbu mulai dari udang yang dicincang, satu batang daun bawang, satu bawang bombai serta dua bawang putih. Semua dicincang halus.
Masukan juga tepung sagu, gula pasir, penyedap rasa serta kuning telur. Aduk semuanya sampai rata.
Ketika semuanya tercampur rata, Chen Sisi mengambil kulit pangsit dari ruang gelang giok putih dan mulai membuat isian pangsit. Gunakan putih telur sebagai perekat adonan.
Setelah selesai membuat isian pangsit, Chen Sisi merebus air dan merebus pangsit sampai matang, kemudian tiriskan lebih dulu.
Chen Sisi menyiapkan bahan kuahnya. Dia memanaskan air secukupnya, tambahkan penyedap rasa, potongan daun seledri, gula pasir serta merica secukupnya.
Tumis juga bawang putih dan bawang merah yang telah dihaluskan. Setelah tumisan harum, masukan ke dalam air rebusan. Tambahkan juga potongan sawi hijau.
Kuah pangsit rebus akhirnya selesai.
Chen Sisi menyeka keringat di dahinya.
Memasak di tungku dengan kayu bakar sungguh menguras banyak tenaga. Terlebih lagi api harus disesuaikan secara manual. Ini tidak praktis seperti kompor gas.
Aroma harus masakan sudah tercium ke luar tenda dapur sejak lama. Membuat para koki lapar secara tiba-tiba. Namun semua masakan itu untuk Tianlong Heyu. Mereka tidak berani membuat masalah atau meminta jatah
Chen Sisi menatap Baiyue yang telah selesai makan ayam rebus. "Pergi dan panggil Chen Yelang untukku."
Kucing Persia putih itu pergi untuk menjalankan perintah. Tak lama, Chen Yelang datang dengan semangat penuh.
"Nona Chen, apakah kamu butuh bantuan?" tanyanya.
"Bawa panci ke tenda rajamu. Suruh bawahan lain untuk membantu." Chen Sisi menatap tiga panci berisi sup ayam, bubur jagung dan pangsit rebus.
"Tidak masalah."
Chen Sisi memasak bukan untuk satu orang, tapi beberapa orang. Chen Yelang sudah tidak sabar untuk mencicipinya.
Belum lagi Tianlong Heyu hanya makan sedikit selama sakit. Nafsu makannya pasti bertambah setelah mencium aroma yang menggugah selera ini.
Semua panci dibawa ke tenda Tianlong Heyu. Chen Sisi sudah menyiapkan mangkuk dan air hangat.
Tianlong Heyu terkejut ketika melihat panci yang mengeluarkan aroma masakan. Mau tidak mau nafsu makannya mulai kembali.
Chen Sisi selalu dalam suasana hati yang bahagia saat memasak. Seolah-olah memasak adalah bagian dari hidupnya.
"Apakah kamu sudah merasa baikan? Biarkan aku memeriksanya dulu?" Chen Sisi menawarkan perawatan dengan suka hati.
Tianlong Heyu tidak memiliki banyak perubahan ekspresi di wajahnya. Hanya mengangguk ringan. Sebenarnya, demamnya sudah turun.
Chen Sisi memeriksa suhu tubuhnya. Untung saja demamnya sudah turun tapi tidak bisa terkena angin dingin lebih dulu.
"Bagus. Kalau begitu makanlah dulu."
Chen Sisi menyiapkan semangkuk bubur jagung yang ditambah parutan keju di atasnya. Lalu semangkuk sup ayam dan pangsit rebus.
Semuanya menggugah selera.
Chen Yelang juga mengambil semangkuk kemudian memuji rasanya yang enak.
"Nona Chen, keahlian memasakmu lebih baik daripada koki kekaisaran. Ini sangat enak. Tidakkah kamu berpikir untuk membuka restoran?"
Chen Yelang memakan sup ayam seperti orang yang kelaparan seharian.
"Pikirkan saja," jawab Chen Sisi datar.
Tianlong Heyu tidak banyak bicara saat makan. Dia makan lebih banyak hari ini dan makanan yang tersisa di panci akan disimpan buat nanti.
Tianlong Heyu sedikit serakah dan menyimpan sedikit dari tiga jenis makanan itu. Sisanya disiapkan ke dalam mangkuk lain. Berikan saja pada para jenderal yang ada.
Untungnya porsinya pas. Mangkuk di zaman kuno ini tidak besar sehingga Chen Sisi bisa membagi semua sup sesuai dengan jumlah orang yang ada.
meskipun rada berat tapi ceritanya bagus bgt gk ngebosenin