NovelToon NovelToon
Bukan Pelakor Biasa

Bukan Pelakor Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa / Pihak Ketiga
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya Ayu

“Menikahlah denganku, lahirkan keturunanku, dan aku akan membantumu.”

Penawaran dari Sagara dengan imbalan yang cukup fantastis membuat Lisa seakan mendapatkan angin segar di tengah tuntutan hutang yang menggunung. Namun, gadis itu tak memiliki cukup keberanian untuk mengambil tawaran itu karena Lisa tahu bahwa Sagara telah memiliki istri dan Lisa tidak ingin melukai perasaan istri Sagara.

Hingga akhirnya Lisa kembali dihadapkan pada kabar yang mengguncang pertahanannya.

Ia harus memilih antara menjadi istri kedua dan melahirkan keturunan Sagara dengan imbalan yang besar, atau mempertahankan harga diri dan masa depannya, tetapi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi.

Lalu, bagaimana dengan keputusan Lisa? Dan apa sebenarnya yang buat Sagara akhirnya berpaling dari istrinya?

Yuk, ikuti terus kisah selengkapnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tragedi

Dering ponsel membuat Lisa terkesiap, entah sudah berapa lama dirinya menangis di sana, tetapi melihat banyak orang berlalu lalang sembari melirik ke arahnya membuat Lisa tersadar bahwa dirinya sudah cukup lama di sana. Sambil mengusap kasar pipinya yang basah, Lisa segera beranjak, mencari tempat sepi untuk menerima telepon yang belum diangkat.

“Ya, halo, Sel?” sapa Lisa setelah menggeser ikon hijau di ponselnya.

“Lis, kamu di mana?”

“Aku di luar, Sel. Baru aja ngurus surat faskes buat ibu sekalian nyari kerjaan tambahan. Ada apa, kenapa kamu kayak panik gitu?”

Seli, tetangga sekaligus sahabat Lisa yang setia, tiba-tiba menelepon dengan suara panik, bahkan napasnya terdengar memburu seolah tengah mengalami situasi yang menegangkan.

Menyadari ada yang tidak beres, Lisa tidak akan berbasa-basi menanyakan tujuan Seli menghubungi dirinya. Ia tahu, Seli tidak akan menelepon jika bukan urusan darurat.

“Ibu, Lis, ibumu kecelakaan. Sekarang sedang di bawa ke rumah sakit, ini aku lagi nyusul kesana sama adikku!”

“Hah? Bagaimana bisa ibu kecelakaan, tadi pas aku pergi, ibu masih ada di rumah, loh, Sel,”

Cemas? tentu saja, ibunya baru saja sembuh dari sakitnya dan sekarang harus kembali masuk rumah sakit karena kecelakaan. Hal itu benar-benar membuat nyawa Lisa seakan ditarik paksa untuk keluar dari tubuhnya.

Belum juga reda rasa bergejolak di dalam hatinya, Lisa kembali merasakan dentuman keras yang menghantam jantungnya. Tidak, Lisa tidak ingin hal buruk kembali terjadi dalam hidupnya.

“Ibumu dari pasar, Lis, kebetulan aku tadi sempat papasan sama ibu, kata orang-orang yang ada di tempat kejadian, ibu menjadi korban tabrak lari. Untungnya tadi ada yang gercep panggil ambulan, jadi ibu bisa segera dibawa ke rumah sakit. Sudah dulu, ya, aku udah hampir sampai, lebih baik kamu cepetan ke sini, Lis.”

Tanpa menunggu waktu lagi, Lisa segera menyusul Seli setelah mendapatkan alamat rumah sakit tempat ibunya dilarikan. Sambil terus mengayunkan kakinya, Lisa menoleh ke kanan, ke kiri, barangkali ada angkutan umum atau ojek yang tengah mencari penumpang.

Beruntung seseorang berjaket ojek online tengah duduk di atas motor, berhenti di pinggir jalan, tanpa banyak bicara, Lisa segera naik dan menepuk-nepuk pundak tukang ojek itu.

“Mas, ke rumah sakit Husada, ya, cepetan!”

Pria di depannya hanya mengangguk tanpa suara kemudian mengulurkan helm pada Lisa.

Setelah memastikan Lisa duduk dan mengenakan helm dengan aman, motor pun mulai melaju dengan kecepatan tinggi untuk mengantar Lisa sampai tujuan dengan cepat. Di perjalanan Lisa merasa keheranan pada tukang ojek yang mengantarkan dirinya ke rumah sakit.

Pakaiannya tampak bersih dan wangi, kaki dibalut sepatu pantofel terlihat kinclong, bahkan motor yang dikendarai bukanlah motor biasa, melainkan motor sport yang Lisa yakini harganya mencapai ratusan juta rupiah.

Kayaknya nih orang sultan yang lagi gabut terus ngojol deh. Nggak mungkin ada orang pakai motor sport mewah kayak gini dibuat ngojek, sayang banget, batin Lisa.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Lisa tiba di rumah sakit dengan kurun waktu kurang dari sepuluh menit. Ketika Lisa hendak membayar, pria itu langsung tancap gas, pergi meninggalkan gadis itu begitu saja.

“Loh, eh, mas! Ini saya belum bayar!” teriak Lisa sambil mengibaskan uang lima puluh ribuan di tangannya.

“Duh, kayaknya beneran dia sultan yang lagi gabut deh. Tapi syukur, deh kalau dia nggak mau dibayar, itu berarti uangku nggak jadi berkurang. Terima kasih orang baik.” Lisa mengembuskan napasnya lega kemudian bergegas masuk menghampiri Seli yang masih setia berdiri di depan pintu UGD

“Seli.”

Seorang gadis yang tengah mondar-mandir di depan pintu langsung menoleh, raut cemas tergambar di wajahnya membuat Lisa kembali merasa lemas.

“Lis, kamu ke mana aja, astaga... aku benar-benar cemas sekarang,”

“Ibu sekarang gimana Sel?”

“Masih ditangani dokter, Lis, kamu yang tenang, ya, semoga ibu baik-baik saja.”

Lisa mengangguk, dalam dekapan sang sahabat, gadis itu kembali menumpahkan air matanya. Hatinya begitu pilu mendapati badai yang terus menerjang hidupnya.

Ibu, Satu-satunya orang tua yang ia miliki kembali mendapatkan musibah, padahal baru minggu lalu ia keluar dari rumah sakit karena terkena serangan jantung.

Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka, seorang dokter keluar bersama perawat di belakangnya.

“Dengan keluarga pasien?”

“Saya, Dok. Saya anaknya,”

Dokter itu pun mengangguk. “Kondisi pasien cukup serius. Pasien mengalami pendarahan otak dan harus segera dilakukan operasi darurat untuk mengangkat darah yang terkumpul di dalam otak dan memperbaiki kerusakan pada jaringan otak.”

Tubuh Lisa terasa sangat lemas, bagaimana bisa ibu yang pagi tadi masih sehat bugar, kini justru terbaring lemah dan harus segera dioperasi. Memikirkan hal itu membuat Lisa diserang rasa cemas yang luar biasa.

“Selamatkan ibu saya, Dok, lakukan apapun yang terbaik untuk ibu saya,” pinta Lisa memohon.

“Tentu saja, kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan pasien dan memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal.”

Setelah menjelaskan beberapa hal terkait operasi pasien, dokter itu pun pamit undur diri. Seli masih setia menemani Lisa yang tampak seperti orang linglung. Gadis itu terus menepuk pelan pundak Lisa untuk menyalurkan kekuatannya.

“Sekarang segera urus administrasi dan persetujuan wali, biar aku yang mengabari adik-adikmu di rumah. Mereka juga pasti cemas karena ibumu tak kunjung pulang,” ucap Seli setelah memastikan Lisa kembali tenang.

Lisa mengangguk. Ia pikir dari pada berlarut dalam kesedihan lebih baik ia segera mengurus semuanya.

“Makasih, ya, Sel. Kamu udah banyak bantuin aku.”

Lisa tidak menolak niat baik Seli, baginya sekarang, sang ibu harus segera ditangani dan adik-adiknya di rumah ada yang mengabari. Seli pamit pulang bersama adiknya sementara Lisa segera ke ruang administrasi.

“Enam puluh lima juta?” lirih Lisa begitu melihat tagihan yang harus segera ia bayar. Itu pun belum termasuk biaya obat-obatan yang digunakan setelah operasi.

Belum juga lunas hutangnya pada rentenir yang setiap hari selalu berbunga, kini Lisa harus kembali dibuat pusing karena biaya operasi sang ibu yang membuatnya sesak.

Beruntung pihak rumah sakit memberikan Lisa keringanan, meski belum membayar penuh tagihannya, sang ibu masih bisa dioperasi. Ya, setelah Lisa memohon-mohon agar tidak menunda perawatan sang ibu, akhirnya dokter Roni, dokter yang menangani sang ibu pun menjadi penjamin untuk Lisa karena merasa kasihan.

***

Motor sport hitam mengkilap tampak memasuki halaman perusahaan besar bertingkat, disusul mobil Mercedes-Benz E-Class di belakangnya. Seorang pria turun dari mobil, menghampiri pengendara motor yang masih duduk di atas motornya.

“Anda harus bergegas, Tuan, lima belas menit lagi rapat akan segera dimulai,” ucap Bara, asisten pribadi yang merangkap menjadi seorang sekretaris.

Pria itu mengangguk kemudian melepas helm dan juga jaket yang dikenakannya barusan dan menyerahkan pada Bara. Wajahnya terlihat segar meskipun baru saja mengendarai motor dalam cuaca panas.

“Kembalikan jaket ini dan berikan dia lima juta sesuai kesepakatan tadi,” ucap Sagara.

“Baik, uangnya sudah saya berikan, Tuan.”

***

halo semuanya... akhirnya setelah sekian lama, Nad buat novel baru lagi🥳

Gimana nih kabar kalian, semoga sehat selalu, ya.

Sekadar informasi, Novel BPB insyaallah akan Nad up setiap jam 6 sore, ya😉

1
ardiana dili
lanjut
Wensy Gusno
Lanjut thor
Hardware Solution
Ayo ...cepet lamarin Thor /Heart/
Supryatin 123
Saya thorr.lnjut Thor 💪💪💪
ardiana dili
aku thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: tungguin jam 18.00 wib ya kak/Kiss/
total 1 replies
Lutfi Emaknya Naura
keren
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Lanjut thor
Nad-IG : na_nadyaayu: kak, tunggu jam 18.00 wib ya☺☺
total 1 replies
Lita
up
Nad-IG : na_nadyaayu: hai kak, bab baru akan Nad up pukul 18.00 wib ya. sampai jumpa lagi/Kiss/
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak, seperti biasanya ya/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Menarik thor
Nad-IG : na_nadyaayu: terima kasih sudah membaca tulisan Nad, kak/Kiss/
total 1 replies
Jengendah Aja Dech
❤️
Lita
menarik cerita nya... lanjut baca
Nad-IG : na_nadyaayu: lanjut sampai nanti tamat ya kak/Kiss//Kiss/
total 1 replies
ardiana dili
semangat thor
Nad-IG : na_nadyaayu: makasih semangatnya kak, tau aja kalau Nad lagi galau. wkwk/Frown//Facepalm/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Supryatin 123
team Lisa donkkl.lnjut Thor 💪💪
ardiana dili
lisa thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.makin seru
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak. selalu dukung Nad ya/Whimper/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!