Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
"Wah kalian baru pulang?" tanya Mama Clara saat Abidzar dan Kinara pulang.
"Iya Ma." jawab Kinara menyalami kedua ornsg tua mereka.
"Mama kapan pulang? Kenapa malah betah tinggal di rumah anaknya?" tanya Abidzar sambil mendudukan badannya di sofa.
"Kenapa? Kamu ngusir Mama? Biar bisa nyuruh Kinara pindah kamar lagi?" kesal Mama Clara kepada anaknya itu.
"Bukan begitu Ma, kan Papa juga kerja. Apa Mama gak mikirin itu?" jawab Abidzar mencari alasan.
"Papamu kerja di rumah juga bisa. Jangan jadikan itu alasan." jawab Mama Clara. Sedangkan Kinara malas berdebat dan dia memilih diam daripada harus membantah ucapan kedua orang tua mereka.
"Ya sudah Abi mandi dulu." Abidzar menghindar.
"Nara juga ke kamar dulu Ma, Bu..." pamit Kinara karena Papa Bastian dan Ayah Fauzi sedang fokus main catur.
"Iya Nak, sabar ya menghadapi sikap Abi." Mama Clara mengusap punggung Kinara.
Kinara mengangguk dan tersenyum kepada Mama Clara. Kemudian masuk kedalam kamar Abidzar. Kamar yang sementara waktu mereka tempati. Karena setelah kedua orang tuanya pergi, Kinara akan pindah kembali ke kamar tamu. Saat masuk kedalam kamar, Kinara melihat Abidzar sedang bermain ponsel. Entah apa yang dia kerjakan. Mungkin sibuk mencari informasi Gladis. kinara tak peduli, yang dia mau saat ini adalah mandi dan tidur. Karena rasanya dia sangat lemas sekali.
Tak lama Kinara keluar dari dalam kamar mandi, mengambil bantal dan selimut tanpa mempedulikan Abidzar yang duduk di atas tempat tidurnya. Kinara membaringkan badannya di sofa, sedangkan Abidzar. Pria itu juga acuh dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saat keluar dia melihat Kinara sudah terlelap.
"Dasar Pelor." cibir Abidzar dan dia kembali sibuk dengan ponselnya. Dia sudah menyewa beberapa detektif untuk mencari keberadaan Gladis yang hilang bagaikan di telan bumi. Hingga sampai saat ini tak ada hasil apapun dari mereka.
"Kamu dimana sayang? Apa kamu baik-baik saja? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu pergi begitu saja. Aku sangat merindukanmu." Ujar Abidzar sambil menatap foto Gladis di ponselnya. saat dia menggulirkan malah ada foto dia bersama Kinara. Membuat dia merasa mual sendiri melihat penampilannya.
"Padahal aku sudah berpenampilan sejelek dan seculun ini. Tapi tanpa malu dia bahkan memperkenalkan aku kepada teman-temannya sebagai suaminya. Padahal dia di olok-olok oleh teman-temannya." ujar Abidzar yang selama ini masih mengira jika Kinara hanya berpura-pura dan tak benar-benar menerima pernikahan mereka. Abidzar akhirnya ikut terlelap karena besok dia juga harus mulai bekerja.
Pagi menjelang Kinara sudah bangun dari subuh dan bersiap untuk pergi bekerja. Dia berangkat lebih pagi karena jarak dari rumah sekarang dengan proyek cukup jauh. kinara melihat suaminya masih terlelap kemudian dia mengambil pakaian kerja untuk Abidzar setelahnya dia turun ke bawah.
"Loh, kamu sudah siap Nak?" tanya Mama Clara yang masih belum pulang darisana.
"Iya Ma, tempat kerja Kinara lebih jauh kalau darisini. Jadi berangkat lebih pagi." jawab Kinara duduk di meja makan.
"Abi belum bangun?" tanya Mama Clara.
"Belum Ma, masih lama juga kan kalau Mas Abi masuk kerjanya." jawab Kinara sambil menyantap sarapannya.
Kemudian dia pamit berangkat ke tempat kerjanya menggunakan motor sport miliknya. Sedangkan di dalam kamar, Abidzar terbangun dengan suara geberan motor Kinara. Dia melihat di tepi tempat tidur, Kinara sudah menyiapkan pakaian kerja untuknya. Hal yang baru dia rasakan setelah menjadi suami. Dulu dia menyiapkannya sendiri. Sarapan sendiri, karena Gladis akan bangun lebih siang darinya dan tidur lebih malam dari dirinya dengan alasan pekerjaan yang banyak sehingga pulang selalu lebih dari jam sepuluh malam. Abidzar tersenyum tipis sambil melihat pakaian yang di siapkan Kinara kemudian dia masuk kedalam kamar mandi.
"Tumben datang telat. Biasanya lebih pagi dari semua orang?" tanya Kevin saat melihat Kinara baru tiba.
"Macet." Kilah Kinara.
"Mau kopi gak? Aku mau ke warung nih." tanya Kevin.
"Gak usah. Udah bawa dari rumah." jawab Kinara.
Kinara mulai bekerja padahal jam kerja masih setengah jam lagi. Tapi dia ketinggalan banyak pekerjaan, karena kemarin mengambil libur dadakan. Orang kantor termasuk Kevin dan Bang Bopak tak ada yang tau jika Kinara sudah menikah dengan seorang Duda culun.
"Bang, ada motor Trail nganggur kan?" tanya Kinara kepada Bopak yang baru saja masuk kedalam kantor mereka.
"Ada Bu. yang rumah sudah di service." jawab Bopak.
"Okey." jawab Kinara kembali sibuk dengan laptop dan laporan dari Kevin yang ada di mejanya.
"Semangat amat, belum juga jam kantor." ujar Kevin yang datang membawa kopi dan gorengan pisang dari warung.
"Kemarin ketinggalan, jadi banyak yang tertunda." jawab Kinara santai.
"Emang kemaren kemana? Mana izin mendadak. Gak seperti biasanya." heran Kevin.
"Ada urusan keluarga. Penting." jawab Kinara.
"Mau ikut ke proyek gak?" tanya Kinara kepada Kevin yang sedang asik makan gorengan pisang bersama Bopak.
"Nanti nyusul deh. Ini lagi enak banget makan pisang goreng." jawab Kevin.
"Naraaaa..." panggil seseorang ya g dia kenal tak lain adalah Gian. Kinara mendekat menghampiri Gian.
"Kamu gak kerja?" tanya Kinara memicingkan matanya karena sorot matahari mulai terasa, membuat dia silau.
"Kerja, tapi sengaja mampir. Aku kemarin kesini tapi katanya kamu izin. Apa kamu pergi bersama pria tua culun itu?" tanya Gian sedikit kesal.
"Gian." panggil Kinara. Merasa aneh dengan panggilan Gian kepadanya menjadi Aku-Kamu. Biasanya dia akan memanggil Kinara dengan sebutan Lo-Gue.
"Aku kecewa Nara. Apa kamu tau yang sebenernya aku cuma dan aku cintai selama ini adalah kamu, bukan Adisty. Aku selalu menanyakan Adisty sebagai alasan agar aku bisa terus bersama kamu, karena Adisty pasti akan menolak bertemu denganku dan akhirnya aku akan ngobrol denganmu. Kenapa kamu gak peka Kinara?" jelas Gian kepada Kinara. Gian mencoba meraih tangan Kinara tapi dia menghindar. Statusnya saat ini adalah sebagai seorang istri. Terlepas tak ada cinta di antara mereka. Dan pernikahan yang dimulai dengan kepura-puraan. Tapi tetaplah dia sebagai seorang istri. Sesuai dengan nasehat dari Ibunya.
"Status gue sekarang berbeda, Gue udah jadi istri orang lain Gian. Tolong jaga bicaramu. Jangan sampai malah menjadi fitnah nantinya." jawab Kinara.
"Tapi aku tau, kamu itu menikah karena menggantikan si Adisty itu untuk menikah dengan Om-om culun itu kan? Kenapa kamu harus selalu mengalah kepada dia Kinara? Kamu selama ini selalu jadi korban Adisty. Lebih baik kamu batalkan pernikahanmu. Aku tau tak ada cinta antara kalian. Aku mohon Kinara." ujar Gian. Membuat Kinara menghela nafas.
"Maaf Gian, itu adalah urusan rumah tanggaku. Aku permisi harus kerja. Kamu hati-hatilah bawa motornya." Jawab Kinara kemudian pergi darisana, meninggalkan Gian dengan rasa kecewanya.