Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitting Baju
"Tu muka kenapa kusut amat,". Tegur Regan,di kantin saat jam makan siang.
"Habis dilamar juragan sapi kemarin,". Sahut Sisil,teman kerja tak jauh dari tempat tinggal Ayunda.
"Ember lo,". Ujar Ayunda.
"Beww,kenapa gak kamu terima. Lumayan juragan sapi,". Kekeh Regan.
"Ogah, mending kamu aja sekalian jadi istri ke-3 juragan sapi,". Ucap Ayunda.
"Yah, kamu bisa nyingkirin istri-istrinya dan kamu bakalan jadi istri satu-satunya,". Ledek Regan.
"Hemm,suka yah. Ledekin aku gitu hmm,". Lirik Ayunda dengan tajam.
"Eehh,soal itu. Kaburr,". Teriak Regan
"Dasar bocah,". Gerutu Ayunda.
Deriing.
Ponsel milik Ayunda.
"Ehh,bu RT ngapain telpon,". Kata Ayunda.
(Assalamualaikum.Ada apa bu). Ayunda.
(Wa'alaikum salam.Yu,kamu ingat gak sama sepupumu bu Halimah sama anaknya perempuan yang namanya Sinta, mereka udah lama gak ke sini selama ada kasus orang tuamu dulu,pasti kamu ingat mereka ada di sini). Bu RT.
(Oh,ingat bu. Mereka di usir karena nyolong duit arisan yah). Ayunda, langsung mengingat kejadian itu.
(Ahhh,ya udah. Nanti pulang aja kita bahasnya lebih enak. Sepupumu tinggal dulu di rumah bu Sumi,kalau rumahku takut ada yang hilang, hihihi. Canda yu). Bu RT.
(Iya bu,aku juga sibuk. Assalamualaikum) Ayunda.
(Wa'alaikum). Sahut bu RT
"astagfirullah, ngapain lagi sih, parasit tiba-tiba datang,". Gumam Ayunda. Ia melanjutkan pekerjaan.
"Aku dengar-dengar, Zense,". Ucap Regan. Tiba-tiba di ambang pintu.
"Ck, cerita setengah-setengah,". Ucap Ayunda.
"Ciyeehh, penasaran,". Kekehnya. "Tunangan ku ngajak liburan di pantai tapi nginep,".
Mendengar perkataan Regan, Ayunda. Langsung menghentikan pekerjaannya.
"Gratis gak,". Kata ayunda.
"Ck,iya gratis. Kamu tinggal bawa baju doang,miskin kaga tapi cari gratis". Jawab Regan.
"Karena yang gratisan itu enak bos,". Kekeh Ayunda.
"Ikut gak,kalau ikut lusa kami jemput,".
"Emang siapa aja sih,jangan bilang yah cuman kita bertiga. Nanti dikira orang kamu yang punya istri dua,".
"Benar juga apa katamu,enak kayanya punya istri dua,hahahha,". Regan tertawa lepas.
"Auuuu,auuu sakit sasa, Vivian,". Ucap Regan. Entah dari mana sang tunangan tiba-tiba datang. Apa Vivian, mendengar pembicaraan kami tadi,mati aku,batin Regan.
"Oh,jadi ada niatan mau punyaku istri dua ha,". Bentak Vivian,yang masih manjewer telinga' Regan.
"Gak, tadi cuman bercanda, bercanda,". Jawab Regan,ia masih meringis kesakitan karena telinganya masih di jewer
"Hahahah,mampus,". Ucap Ayunda.
"Awas,lo,". Ancam Regan.
"sayang,jangan marah yah. Tadi cuman bercanda sama Ayunda. Kita ke butik tante Marissa, katanya fitting baju pengantin,". Regan, mencoba meredakan amarah Vivian.
"Awas,bakalan aku patah terong kamu,". Ancam Vivian.
"Jangan,nanti gak bisa bikin adek,". Jawab Regan
"Nanti aja Vi, waktu kamu udah punya anak lima,baru kamu patahin terong Regan,". Ujar Ayunda.
"gak usah didengarin apa kata Ayunda. Ayo kita ke butik,". Ajak Regan, lagi.
"Aku setuju apa pendapat mu,Kami pergi dulu yah yu,". Pamit Vivian,ia tersenyum manis.
"Eh,jangan nodai otak calon istriku yu,". Tegur Regan.
Namun Ayunda, nampak biasa saja kepada bosnya itu.
"Iya, hati-hati bos,". Kekehnya. Lumayan dapat senjata ampuh, batin Ayunda.
*****
"Udah lama banget yah bu Halimah,itu gak ke sini terakhir pas kejadian itukan,". Ucap bu Sari.
"Iya, mungkin mereka mau numpang hidup Kayanya sama Ayunda,". Cibir yang lainnya.
"Iiss, mau-maunya Ayunda, numpangin mereka mana bawa menantu lagi,". Gumam yang lain.
"Kita dekatin aja yu,". Ajak bu Sari.
"yuk,kita tanyain kenapa mereka ke sini,". sahut yang lainnya.
Mereka pun mendekati rumah bu Sumi,karena sepupu Ayunda,tengah duduk di teras sambil menunggu Ayunda. Tak luput juga dengan deretan pertanyaan dari ibu-ibu di sekitar kenapa mereka tiba-tiba ke sini.
"Apa kabur bu Halimah,". Ucap bu Sari,yang baru saja datang.
"Baik bu,bu sari yah,". Tanya bu Halimah.
jadi ini yang pernah jadi mertua Ayunda.
"Benar sekali,udah bertahun-tahun kalian gak ke sini,tapi entah kenapa tiba-tiba sekarang kalian nongol,". Tanya bu Sari,ia nampak tak suka dengan Halimah.
"kami ke sini karena pekerjaan menantu dekat dari sini,saya ikut karena Sinta,lagi hamil besar mana ini hamil pertamanya jadi dia takut tanpa aku,". Jawab bu Halimah.
"Oh,jadi kalian mau numpang di rumah Ayunda,gitu,". Tanya bu Sari,lagi.
Ck,paling kalian semua mau manfaatkan Ayunda, batin bu Sari.
"Sementara, sebelum kami dapat kontrak setidaknya,". Jawab bu Halimah.
"Kalau masalah kontrakkan serahkan kepada saya bu, sekarang juga bisa,". Sahut bu RT.
Gak akan aku biarkan kalian mau manfaatkan Ayunda,batin bu RT.
"Soal itu,nanti kita bahas bu RT,kami mau menemui Ayunda,dulu. Kangen kami semua,". Sahut Sinta.
"Oh,awas yan kalian macam-macam sama ayunda,kami gak bakalan tinggal diam. Ayunda, sudah kami anggap keluarga lo,".
Sahut bu Sumi.
Bu Halimah,hanya diam mendengar perkataan tetangga Ayunda. Dia hanya tersenyum kecut saja.
"gak lah bu,kami ke sini cuman pekerjaan menantu saya,karena dekat di sini,". ucap bu Halimah.
"berapa bulan kamu hamil Sint,". tanya bu Sari. ia melihat anak bu Halimah, terlihat perutnya sudah besar.
"baru delapan bulan,". jawab Sinta.
Ck,pasti irikan secara Ayunda,gak hamil waktu masih jadi menantu dia,batin Sinta.
"Oh,sayang sih. Ayunda, waktu dulu belum sempat hamil. padahal aku pengen punya cucu,". kata bu Sari.
"mungkin Ayunda,menunda kehamilannya. secara anakmu saja mana bisa memberikan nafkah kepada Ayunda,". balas bu RT.
membuat bu Sari,bungkam tanpa menjawab perkataan lagi. sial,jadi aku yang di sudut-sudut, batin bu Sari.
ada senyuman kecil di bibir Sinta,entah itu apa.
mana bisa Bu Sari, melawan bu RT, bisa-bisa mereka akan terusir nantinya.lebih baik diam saja.
Hari semakin sore,tak berselang lama mobil Ayunda,telah sampai di perkarangan rumahnya.
wajah Halimah, tersenyum kecil di sudut bibirnya. terlihat jelas Ayunda,tengah berlari kecil langsung masuk ke dalam dan menutup rumahnya tanpa menoleh ke rumah bu Sumi.
Membuat bu Halimah,geram dengan tingkah laku Ayunda, kenapa tak langsung menemui nya sehingga banyak cibiran para ibu-ibu di situ.
ada rasa malu di wajah Sinta,dan Suaminya. mereka bertiga saling pandang saat ibu-ibu saling sindir. ingin sekali mereka melangkah pergi menemui Ayunda.
namun langsung di cegat oleh mereka. biar nanti Ayunda,yang ke sini. karena mereka juga ingin manasehati Ayunda.
menurut harus yang betul.