Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 30
Kabar di angkatnya Sheva menjadi direktur perusahaan besar telah tersebar di seluruh kampus,Mr.Marcell bahkan tidak menyangka jika mantan kekasihnya itu bisa mendapatkan kedudukan secepat ini. Dia mengirimkan sebuah ucapan selamat beserta buket bunga ke kantornya,begitu juga dengan Morgan.
Kedua kurir datang bersamaan satu membawa mawar putih dan satu lagi membawakan lily putih,meski bunga lily putih adalah kesukaan Sheva dan hanya satu orang yang mengetahuinya. Tiba-tiba seorang scurity mengetuk pintu ruangannya,Hana segera membukakan dan melihat scurity memberikan dua buket bunga kepadanya.
"Ini untuk siapa pak?"
"Buat nona Sheva mbak"
"Oh iya,makasih" jawab Hana sambil menutup pintu
Ia meletakkan bunga-bunga itu di atas meja Sheva,kali ini perhatian Sheva masih tetap pada dokumen-dokumen yang ada di hadapannya itu.
"Va... Vaa" panggil Hana mencoba mengalihkan fokus Sheva
"Apa Si Han"
"Ini ada bunga buat kamu"
"Dari siapa?"
"Nggak tahu sih"
Sheva mengambil bunga mawar putih yang berada di sampingnya,terdapat sepucuk surat di dalamnya. Ia membuka surat itu dan membacanya
"Congrats for you,New Direktur. Morgan" Sheva tersenyum,Hana memandangnya bingung
"Dari siapa?" tanya Hana
"Morgan" jawab Sheva sambil mengembangkan senyumnya
"Ci elah calon suami ternyata"
"Apaan sih Han"
"Terus yang itu pasti dari pak Marcell" celetuk Hana yang langsung merubah ekspresi wajah Sheva
Tanpa basa-basi Sheva langsung melemparkan bunga itu ke tong sampah,secarik kertas jatuh di sampingnya dan Hana memungutnya.
"Maafkan aku atas apa yang terjadi semalam,aku bahkan sekarang sadar bahwa kamulah yang terbaik untukku. Sheva tolong maafkan saya. Marcell"
"Ngapain sih kamu baca segala,sampah tau gak" ucap Sheva dengan nada kesal
"Va,kira-kira dia beneran nyesel nggak ya?"
"Masa bodoh lah"
Jam istirahat pun tiba,Hana dan Sheva keluar dari ruangan. Mereka akan turun,tapi Sheva meminta supaya Hana ikut ke ruangan papinya sebentar. Di depan pintu Sheva mengetuk lalu membuka pintu ruangan papinya,ia melihat Gina yang berada di samping papinya sambil menunggu sebuah dokumen yang sedang di tanda tangani olehnya.
"Papi..."
"Hay sayang"
"Pi,makan siang yuk"
"Papi masih ada beberapa dokumen lagi Va,kamu duluan saja"
"Pi,ini kan hari pertama Sheva kerja. Please lah makan bareng"
"Ya sudah,ya sudah. Gina kamu simpan dulu saya harus menemani Sheva,dia sedang kambuh manjanya" ucap tuan Robert yang beranjak dari tempat duduknya.
"Baik tuan"
"Kamu mau makan siang dimana?"
"Emb kantin kantor aja ya pi,sekalian Sheva mau lihat fasilitas yang katanya papi menyenangkan"
"Ya sudah ayo"
Sesampainya di bawah Sheva,Tuan Robert,dan Hana bertemu dengan Marcell yang menunggu lift. Hal itu membuat Sheva dan Hana terkejut
"Marcell,kamu ada disini?" sapa tuan Robert
"Tuan Robert,iya saya kemari buat bertemu dengan Sheva untuk mengucapkan selamat karena dia sudah berhasil meraih mimpinya" ucap Marcell
"Oh ya kebetulan kita mau makan siang,kamu sudah makan?"
"Belum tuan"
"Ya sudah kalau gitu kita makan bareng saja di luar"
"Aduh saya jadi enggak enak merepotkan"
"Tidak apa-apa,lagi pula tadi Sheva yang mengajak saya" jawab tuan Robert
"Ngapain sih pi ngajakin dia?"
"Sheva,sekalian ini sebagai tanda ucapan terima kasih serta selamat untuk Marcell karena sebentar lagi dia akan di lantik menjadi rektor baru di kampus kamu"
"Nggak penting banget,kalau gitu papi saja deh yang makan siang biar Sheva dan Hana makan di kantor aja"
"Sheva,Marcell kesini kan juga mau mengucapkan selamat ke kamu. Ayo dong menghargai"
"Ya udah deh"
Dengan muka badmood Sheva mengikuti papinya menuju sebuah restauran,sesampainya di sana mereka memesan menu makan siang. Setelah selesai tuan Robert memberikan paper bag berisi jas mahal yang ia beli di Singapura kemarin kepada Marcell.
"Marcell ini ada sedikit hadiah dari saya sebagai ucapan selamat karena sebentar lagi kamu akan menjadi rektor termuda sekaligus ucapan terima kasih karena selama ini sudah membantu Sheva sehingga mendapatkan nilai yang sangat memuaskan"
"Terima kasih tuan sebelumnya,saya melakukan itu semua karena sudah kewajiban saya sebagai dosen Sheva"
"Pi,balik kantor yuk"
"Tunggu Sheva,saya ada sesuatu buat kamu" ucap Marcell sembari memberikan kotak berisi kalung dengan liontin M di dalamnya
"Gue gak butuh ini semua"
"Buka dulu" ucap Marcell
Sheva membuka kotak itu dan ekspresinya seketika berubah,ia sangat senang karena akhirnya kalung itu kembali padanya.
"Kalian ada hubungan apa?" tanya tuan Robert tiba-tiba
"Nggak ada kok Pi"
"Kalau seandainya saya suka sama Sheva,boleh tidak tuan?" tanya Marcell yang membuat Sheva dan Hana terkejut
"Ya kalau itu tergantung Sheva Nya,dia mau atau tidak"
"Enggak,jangan aneh-aneh kamu."
"Sheva,papi nggak akan larang kok. Yang terpenting kamu bahagia"
"Pokoknya Sheva nggak mau,lagian dia bukan tipe Sheva juga"
"Jadi gini tuan sebenarnya....." saat Marcell hendak mengucapkan kalimatnya Sheva langsung berdiri dan menariknya keluar dari restauran tersebut.
"Kamu jangan coba-coba buat ungkapin apa yang pernah terjadi di antara kita,sampai kapan pun aku nggak mau balikan sama laki-laki brengsek kayak kamu"
"Kenapa? kamu takut kalau keluarga kamu tahu bahwa alasan anak keluarga William membatalkan pertunangan kalian karena kamu yang memintanya demi saya"
"Nggak,nggak sama sekali"
"Kalau gitu,asal kamu memaafkan saya maka keluarga kamu tidak akan ada yang tahu"
Sial,lagi-lagi Marcell menggunakan cara licik untuk menaklukkannya.
"Okeh,aku maafkan kamu tapi jangan pernah harap aku mau balikan sama kamu"
"Okeh,kalau begitu thanks ya Sheva atas jamuan makan siangnya dan hadiah dari papi kamu" ucap Marcell yang kemudian pergi
Tuan Robert dan Hana berjalan menghampiri Sheva yang masih berdiri di lobby restauran.
"Shevaa" panggil tuan Robert
"Papi"
"Kalian ngapain disini?"
"Ini pi kak Marcell mau pulang katanya"
"Loh kenapa buru-buru Marcell?"
"Katanya ada urusan mendadak di kampus pi" ucap Sheva sembari memberikan kode Pada Marcell
Akhirnya karena sudah terlanjur Sheva berkata seperti itu mau tak mau Marcell harus pergi,setelah selesai berpamitan ia segera bergegas ke parkiran. Marcell pergi begitu pula Sheva dan tuan Robert yang kembali ke kantor,sesampainya di sana Sheva pamit untuk kembali ke ruangannya. Begitu masuk Hana menatapnya dengan seribu pertanyaan
"Eh "Va tadi pak Marcell ngapain?"
"tau tuh,dia pakai ancam aku segala buat ngadu ke papi dan mami kalau aku Morgan batalin pertunangan kami karena alasan aku dan Marcell pacaran"
"Hah gila sih dia,terus selain itu?"
"Itu aja sih supaya aku mau maafin dia"
"Terus kamu maafin dia gitu aja?"
"Ya mau gimana lagi Han,kalau sampai papi dan mami tahu bisa habis aku"
"Setelah apa yang dia dan bu Anggun lakukan ke kamu,seenaknya aja dia datang dan minta maaf" gumam Hana kesal
"Oh ya Han,kalung yang tadi...."
"Ini aku bawa kok,memangnya kamu mau menerima kalung ini?"
"Ini bukan dari Marcell tapi dari Morgan"
"Hah,serius kamu?"
"Iya"
"Terus kenapa bisa ada sama dia?"
"Aku sendiri juga nggak tahu kalau kalung itu ada sama dia,dan gara-gara itu juga Morgan jadi salah paham. Dia berpikir bahwa kalung pemberiannya justru aku berikan pada Marcell,padahal itu hanya ketidak sengaja an waktu aku dan Marcell lunch dia ngelihat kalung itu jatuh"
"Pasti bokap kamu berfikir kalau itu dari Marcell"
"Iya sih,tapi nanti aku akan jelasin kalau papi tanya lebih lanjut"
"Ya udah gih kita kerja lagi,kamu mau kan cepat-cepat ambil alih posisi papi kamu buat nendang si Gina"
"Iya banget" ucap Sheva sambil membuka dokumen-dokumen di hadapannya
Hari yang melelahkan untuk pertama kali bekerja,Hana dan Sheva keluar dari ruangannya dan bersiap untuk pulang. Para karyawan yang berpapasan dengannya selalu memberikan salam dan hormat,meski Sheva merasa tidak nyaman karena ia di perlakukan bak seorang ratu karena papinya adalah pemilik perusahaan ini.
Sopir Sheva sudah menjemputnya,ia mengajak Hana untuk pulang bersama. Sebelumnya Sheva juga meminta Hana untuk menemaninya ke mall mencari beberapa baju untuk bekerja,tak lupa ia juga membelikan beberapa pasang baju kantor untuk sahabatnya itu.
"Nih Han buat kamu" ucap Sheva sambil memberikan paper bag berisi baju-baju mahal tersebut
"Ini apa Va?"
"Udah ambil aja,ini kamu pakai saat kerja besok"
"Bukannya ini terlalu berlebihan Va"
"Nggak kok,katanya kamu mau jadi saudara aku?"
"Iya sih,tapi ini mahal Va"
"Apa yang aku pakai,itu juga yang harus kamu pakai"
"Makasih banyak ya Va,aku nggak tahu harus ngomong apalagi"
"Iya sama-sama,sekarang kita balik yuk"
Sheva dan Hana begitu senang karena bisa sekantor dan se ruangan bersama,namun sayangnya teman mereka yang satu lagi saat ini tidak dapat bersama mereka.