NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:352k
Nilai: 4.8
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

"Assalamualaikum," mereka bertiga serempak mengucapkan salah ketika sampai di depan rumah Pak Karno.

Terlihat seorang gadis remaja menghampiri mereka, yang tadinya duduk di depan rumah tetangga Pak Karno. Dia nampak terkejut sekaligus terkesima melihat dua pemuda tampan dan satu gadis cantik datang ke rumahnya. Ada urusan apa mereka mendatangi rumahnya? Tidak mungkin kan jika mereka bertiga itu rentenir yang akan menagih utang orang tuanya. Masak iya rentenir kok berpakaian ala anak kota gaul. Apalagi dengan mobil mewah yang membawa mereka menunjukkan jika mereka bukan orang sembarangan.

"Wa'alaikumussalam, maaf mau cari siapa ya?" tanya Gadis itu, langsung memakai bahasa Indonesia seakan mengetahui jika mereka bukan berasal dari daerah sini.

"Ini benar rumah Pak Karno kan ya?" Gita bertanya pada gadis itu.

"Iya bener Mbak, saya anaknya. Ada perlu apa ya sama Bapak saya?" tanya Gadis itu balik.

"Boleh kita masuk? Kayaknya kalau bicara di sini kurang enak." Gita melihat sekeliling, dimana tetangga Pak Karno terlihat kepo dengan kehadiran mereka.

"Oh silakan, maaf lupa. Mari masuk, Mas, Mbak." Gadis itu masuk ke dalam rumah lebih dahulu dan diikuti oleh ketiganya.

Melihat sekeliling ruangan minimalis, hanya ada sofa dan meja. Di dinding ada beberapa foto yang terpajang, termasuk foto Pak Karno juga. Rumah yang termasuk dalam rumah bagus diantara rumah tetangga yang lain, mungkin hasil kerja Pak Karno.

"Terimakasih Mbak, jadi merepotkan Mbaknya," lagi-lagi Gita yang bersuara, dua pemuda itu nampak membisu sambil memperhatikan kedua gadis dihadapannya.

"Ah enggak kok, cuma air minum aja," sambung Gadis tersebut.

"Kenalin Mbak, saya Gita. Yang ini Kakak saya, Hafidz dan yang ini Indra." Gita memperkenalkan dirinya dan kedua pemuda itu. Mereka tersenyum ramah saat diperkenalkan oleh Gita.

"Salam kenal semuanya, saya Arofah. Emm, ada keperluan apa ya?" setelah memperkenalkan diri gadis itu langsung bertanya tujuan mereka berdua datang.

"Kami ingin bertemu Pak Karno, beliau dulu sopir pribadi Mama saya, mungkin sebelum kamu lahir. Kami ingin menanyakan sesuatu, bisa, kan Mbak?" tetap Gita yang menjadi juru bicara diantara ketiganya.

"Maaf Mbak, tapi Bapak saya ada di rumah sakit sekarang. Katanya sih besok sudah boleh pulang," jawab Arofah merasa tak enak karena orang yang dicari tak ada di rumah.

Gita melirik kedua pemuda di sampingnya, bahkan menyenggol Hafidz yang terlihat sedang berfikir.

"Ah, gini aja. Gimana kalau kita diantar ke rumah sakit tempat Pak Karno dirawat. Ini penting sekali jadi kami harus bertemu Pak Karno," usul Hafidz.

Arofah pun setuju, dia meminta waktu untuk berganti baju sebelum berangkat ke rumah sakit.

Setelah Arofah siap, mereka pun segera meninggalkan rumah Pak Karno menuju rumah sakit, yang katanya membutuhkan waktu satu jam hingga sampai rumah sakit tersebut.

Saat ke luar rumah, banyak pasang mata yang menyaksikan mereka, bahkan Arofah mendapat banyak pertanyaan dari tetangga yang dominan ibu-ibu itu. Tapi mereka bertiga hanya bisa tersenyum karena tak mengetahui mereka berbicara apa.

Di dalam mobil, Gita tampak menguasai keadaan karena dia yang banyak bertanya pada Arofah. Tentu saja Arofah jawab dengan antusias, dia mengira tadinya Gita itu sombong seperti gadis kota yang dia lihat di televisi, nyatanya Gita gadis baik hati, tanpa memandang dengan siapa dia bicara.

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan mereka pun sampai di rumah sakit tempat Pak Karno di rawat. Mereka langsung menuju ruangan Pan Karno tanpa bertanya terlebih dahulu, karena pastinya Arofah sudah mengetahui letaknya.

"Assalamualaikum," ucap salam mereka saat memasuki ruang rawat Pak Karno.

"Wa'alaikumussalam,"

Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut nampak terkejut melihat ada orang lain dibelakang Arofah. Terkejut melihat penampilan mereka yang terlihat bukan orang sembarangan. Meski begitu, mereka mereka tetap menyalami tamunya dengan bertanya-tanya dalam hati, belum ada yang berani mengeluarkan pertanyaan langsung.

"Pak, Buk, Mbak, mereka ini dari Jakarta, katanya mau ketemu sama Bapak." Arofah memperkenalkan mereka pada Pak Karno dan sang istri serta anaknya.

Suami istri itu nampak saling pandang satu sama lain, entah apa yang ada dalam pikiran mereka.

"Maaf Pak, kami mengganggu istirahat Bapak. Kami ada urusan sangat penting, jika bapak belum bisa memberi waktu sekarang, kami bisa menunggu sampai bapak siap," ucap Hafidz, tanpa memberi tahu kepentingan apa yang akan mereka bicarakan.

Pak Karno memandang sang istri, lalu istrinya terlihat mengangguk.

"Saya sudah sembuh, jadi kita bisa bicara sekarang. Mungkin saya bisa menebak apa yang akan kalian bicarakan, saat melihat wajah kalian berdua, saya jadi teringat seseorang di masa lalu," sambung Pak Karno.

Pak Karno menyuruh kedua anaknya untuk ke luar ruangan, supaya mereka bisa bicara dengan leluasa tanpa ada kedua anaknya itu. Bukan tidak percaya sama sang anak, tapi Pak Karno tak siap jika anaknya mengetahui keburukan yang dia lakukan di masa lalu.

"Saya takut mengganggu kesehatan Bapak, kalau kita bicara sekarang," ucap Gita, khawatir dengan keadaan Pak Karno.

"Tidak masalah, saya cuma diare dan sekarang insyaallah sudah sembuh," timpal Pak Karno.

"Saat melihat kalian berdua, saya sudah bisa menebak, jika kalian sudah bertemu. Mungkin ini saatnya saya mengatakan yang sejujurnya apa yang terjadi di masa lalu, hingga kalian terpisah," sambung Pak Karno.

"Kalian sangat mirip sekali dengan Mama kalian, Bu Sinta. Wanita yang sangat baik, dan pengertian dengan semua pegawainya, termasuk saya," Pak Karno mulai berkisah.

"Saya menyesal sekali telah melakukan kesalahan itu, apalagi pada Bu Sinta. Ingin sekali membongkar kejahatan adiknya, tapi saya tak punya keberanian, saya takut dia menyakiti keluarga saya. Paham sekali seperti apa kembaran Bu Sinta itu,

"Maaf Bapak sudah ikut andil dalam memisahkan kalian, kalau tidak terpaksa saya tidak akan mau melakukan hal tersebut, karena pada akhirnya saya sangat-sangat menyesal," menghela nafas panjang sebelum kembali melanjutkan kisahnya.

"Waktu itu, saya sedang butuh uang banyak untuk operasi simbok yang terkena kanker payudara, tapi saya tidak punya uang sebanyak itu. Mau meminjam sama Bu Sinta, tak ada keberanian karena selama ini saya selalu merepotkan beliau. Pada saat saya sedang menerima telfon dari kampung, Bu Sita mendengar nya, dia pun memberikan penawaran, akan memberikan uang yang saya butuhkan bahkan lebih, asal mau membantu. Tapi waktu itu saya tidak tahu membantu dalam hal apa, ternyata saya di suruh mencelakai Bu Sinta, biar bayinya tidak selamat. Dan saat itu, saya memang sengaja menumpahkan sedikit minyak goreng di depan kulkas, karena tahu jika Bu Sinta akan mengambil air minum, dan rencana pertama saya berhasil." Pak Karno mengusap air matanya yang entah sejak kapan mengalir deras.

Gita yang duduk di samping Hafidz langsung memeluk saudara kembarnya itu. Sedangkan Hafidz, dia menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangan. Bukan marah dengan Pak Karno, tapi tepatnya pada Tante Sita. Dia tidak bisa dikatakan sebagai manusia, dia itu ibarat manusia berhati iblis.

Indra yang duduk di samping Hafidz, hanya bisa mengusap bahu sahabatnya itu. Mencoba menenangkan supaya emosinya tidak meluap.

.

Bersambung.....

🍁🍁🍁

1
Santi Rizal
sita bener bener jahat banget wong edan
Santi Rizal
bagus ceritanya Thor
LENY
ZUVA SAMA REVAN AJA ATAU SAMA RICKY. KL SAMA HAFIZD KETUAAN DAN SDH DIANGGAP ADIK SAMA HAFIZD.
LENY
YA WAJARLAH GITA KECEWA KRN PERBUATAN TANTE NYA SDH KELEWAT BATAS KEJAM NYA 😥
LENY
MAAF THOR KOK AKU GAK ADA TERHARU NYA YA LIHAT SINTA MINTA MAAF SETELAH PERBUATAN JAHAT SITA DIASINGKAN 10 THN DI TMH SAKIT JIWA ANAK DIBUANG DUH BLM BISA DAN GAK RELA SITA SEMUDAH ITU DIMAAFKAN. BAGUSLAH GITA JGN CABUT LAPORAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN BIAR SITA RASAKAN DULU AKIBAT PERBUATAN JAHAT NYA🙏
LENY: MALAH SINTA YG DIJAHATIN MINTA MAAF DULU ADUH 🙈🙈
total 1 replies
LENY
YA BENER AKU GAK SETUJU KL DICABUT TUNTUTANNYA BIARKAN SITA DIPENJARA DULU AGAR JERA KRN PERBUATANNYA SDH KELEWAT BATAS. ENAK BENER KL SMPE DILEPAS DARI PENJARA. LAGIAN SINTA KOK MERASA BERSALAH JG ANEH. SITA AJA YG HATI NYA JAHAT IRI DENGKI.
LENY
KRN IRI SAMA SAUDARA SENDIRI TEGA BERBUAT JAHAT DAN KEJAM MELEBIHI BINATANG😡 PADAHAL SINTA BAIK ORANGNYA GAK PANTAS DISAKITIN DGN KEJAM
LENY
PAPA REY INI TERLALU LEMAH MSH AJA GAK MAU CERAIKAN SITA KRN KASIHAN REVAN. PADAHAL PERBUATAN SITA SDH KELEWAT BATAS KEJAMNYA. GAK MIKIR ANAK KANDUNG DIBUANG DAN ISTRI DISAKITIN. JD GREGETAN LIHATNYA.
Santi Rizal
semoga kedepannya LBH bahagia hafizd ..mm dan Gita
Santi Rizal
saudara kembar tapi jahat banget
Santi Rizal
hubungan batin ibu dan anak emang kuat
LENY
LANJUT THOR
LENY
DASAR SAKIT JIWA IRI HATI DENGKI 😡
LENY
CERAI AJA BODOH BENER MSH MAU BERTAHAN SAMA WANITA IBLIS ITU SDH SELINGKUH PEMBUNUH JAHAT LBH DARI BINATANG. PASTI REVAN MENGERTI.
LENY
DASAR WANITA JALANG IBLIS JAHAT SITA
LENY
SMG INDRA SAMA GITA YA. INDRA ORANG BAIK PASTI SETIA😊
LENY
DUH SITA INI BUKAN MANUSIA YA BENER2 IBLIS MARUK HARTA
LENY
DUH SITA JAHAT BENAR SAMA SAUDARA SDH BUANG KEPONAKAN NGAMBIL SUAMI SAUDARA SENDIRI😡😡TUNGGULAH KARMA MU SITA
LENY
Keren Thor karyamu habis ini aku mau lamjut lg BACA KARYAMU YG LAIN 👍👍
LENY
PASTI SAUDARA SINTA YG JAHAT MEMBUAMG HAFIZD DAN AMBIL SUAMI SINTA
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!