NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hwany

mengisahkan seorang pemuda yg masuk kedalam portal dunia lain dan terjebak dalam dunia penuh ilusi. Akankah dia kembali kedunia dia yang sebenernya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29

Keesokan harinya

Pagi-pagi sekali seseorang membangunkan ku. Dia berbisik pelan di telingaku

"Im Sol,Im Sol..!" panggilnya

Aku membuka mataku pelan-pelan

Aku terbelalak kaget melihat Sun Jae tepat dihadapan ku, dengan cepat Sun Jae menempelkan jarinya di bibirku untuk tidak berteriak.

"Kita pergi sekarang!"katanya

"Apa?" tanyaku bingung

"Sudahlah..nanti aku jelaskan di mobil. Sebaiknya kita segera pergi." Kata Sun Jae

Dengan hati-hati Sun Jae membantuku bangun, Dengan pelan-pelan menarik ku kedalam pelukanya dan membopong ku.

"sutt... pelan-pelan nanti Hyun Joo terbangun." bisik ku pada Sun Jae

Sun Jae mengangguk.

Akhirnya kami bisa keluar dari tenda

"Aku yang akan bicara pada profesor nanti." jelasnya

"Kita akan naik apa?" tanya ku

"Jangan khawatir..!" senyum Sun Jae

Saat di parkiran

"Sun Jae disini...!" seorang pria memanggil Sun Jae. terlihat dia melambaikan tangan ke arah kami.

Sun Jae pun berjalan kearahnya.

Dan dia manager Sun Jae

"hai...!" sapanya

Aku tersenyum

Kemudian dengan hati-hati Sun Jae mendudukkan ku di kursi mobil nya.

Aku menatap Sun Jae bingung. Jangan bilang gara-gara aku, dia meminta Manager nya ke perkemahan untuk menjemput.

Sun Jae yang ku tatap hanya diam tak mengerti.

"ah....hari ini Sun Jae ada pemotretan makanya aku menjemput nya di perkemahan." kata managernya menjelaskan.

Aku terkejut seolah-olah dia menyadari apa yang aku pikirkan.

Mendengar itu aku tersenyum

"oohh... Iya, itu benar. Tidak mungkin dia sengaja menjemput ku. Managerku bukan supir pribadi ku" jelas Sun Jae lagi sambil tertawa kecil

"ohh....begitu." kata ku

"Apa sudah menyiapkan yang aku pinta? "tanya Sun Jae pada managernya

" Iya, sesuai permintaanmu. Jangan sampai terlambat ke pemotretan dan setelah ini kita perlu bicara, jelaskan padaku semuanya sebelum ada paparazi yang menyadarinya." kata manager

Aku hanya diam saja tidak paham.

Setelah itu manager menurunkan kami di rumah sakit terdekat. Sebelum pergi Manager nya memberi Sun Jae kunci mobil.

"Terimakasih, kamu memang yang terbaik." kata Sun Jae dan memberi isyarat bentuk hati untuk managernya. Ku lihat managernya hanya memandang jijik.

Aku yang melihat tingkah Sun Jae hanya tersenyum. Di situasi ini, Dia bisa bertingkah lucu.

Sun Jae membopongku ku dan membawa ku masuk ke rumah sakit.

Setelah dokter melihat luka ku.

Mereka langsung melakukan operasi kecil.

Mereka menjahit luka ku yang robek.

Selang beberapa jam operasi kecil selesai.

Aku duduk di kursi roda kami menuju parkiran mobil

"Apa Manager mu sedang menunggu kita?" tanya ku

"Tidak, dia sudah kembali ke kantor. Dia meminjamkan ku mobil. " jelas Sun Jae

"Oh, seperti itu. Emm, jam berapa pemotretannya?" tanya ku

"sekitar jam 2, kenapa?"tanya Sun Jae

"ah...tidak apa-apa hanya ingin tahu saja." kataku

"Kamu mau makan sesuatu atau mau aku yang pilihkan?" tanya Sun Jae

"Kita beli di minimarket saja." kata ku

"Baiklah."kata Sun Jae setuju

Kami pun menuju minimarket terdekat. Dan Sun Jae membelikan ku ramen, kimbab,dan minuman segar.

Kami makan di dalam mobil.

Setelah itu Sun Jae mengantarku pulang.

Setiba di rumah ku, Sun Jae membopong ku dan mendudukkan ku di kursi roda. Dia juga ikut masuk kedalam rumah sembari mendorong kursi roda ku masuk.

"Aku belum mengabari orang tua mu." kata Sun Jae

"Iya, tidak apa-apa, biar nanti aku jelaskan." kataku

Terlihat Sun Jae begitu lelah. Aku merasa kasihan melihat nya.

"Apa mau istirahat sebentar dulu disini?" tanya ku, aku rasa tidak masalah membiarkannya tidur sebentar saja.

"Apa boleh?" tanya nya lagi, melihat tidak ada siapapun di rumah kecuali kami berdua.

"Yah....Tidak masalah. Kalau lelah tidurlah dulu sebentar, jangan memaksakan diri." kata ku.

"Baiklah, mau bagaimana lagi. Aku akan tidur sebentar." kata Sun Jae

"Em...apa mau aku antar ke kamar mu?" tanya Sun Jae

"ah..tidak apa-apa, aku bisa sendiri, kamu tidur saja" kata ku.

"Sun Jae, terimakasih dan maaf sudah banyak merepotkan." kataku dengan tatapan sedih. Karena aku juga dia terlihat sangat kelelahan.

"Tidak usah dipikirkan." kata Sun Jae sambil tersenyum dan aku beranjak pergi menuju kamar ku, mendorong sendiri kursi rodaku.

Untuk saat ini, selama kaki ku masih sakit kursi roda menjadi alat ku untuk bergerak ke sana kemari. Meskipun membuat ku tidak nyaman dan sedikit merepotkan.

Aku tiba di kamar ku.

Menghela nafas berat, seharian bersamanya terasa ada yang hilang atau ada yang kurang, entah apa aku pun tidak mengerti. Mungkin hanya perasaanku saja. Aku terus bergulat dengan pikiran ku. Merasa ada yang berbeda dengan Sun Jae. Dipikir dalam-dalam pun tetap saja tidak bisa ditebak kenapa.

Sambil terus memikirkannya, aku pelan-pelan berdiri dari kursi roda ku bermaksud untuk pindah ke kasurku. Tapi tiba-tiba saja tanpa kusadari tangan ku tidak sampai menggapai pinggir kasur tempat tidur ku. Sebelum wajah ku membentur lantai dengan sigap tangan Sun Jae meraih tubuh ku.

"Untung saja." kata Sun Jae lega

Aku yang ada dipeluknya masih kaget dengan apa yang baru saja akan terjadi.

"yah.... Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?" kata Sun Jae dengan suara yang keras dia terlihat marah tapi bukan marah karena benci. Marah karena khawatir.

"Aku.. Aku.." kataku gagap

Sun Jae pun segera mendudukkan ku di kasur.

"Pantas saja aku merasa ada yang tidak beres. Coba katakan ada apa? Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Sun Jae. Suaranya sudah melunak

"Aku hanya kelelahan saja." jawabku

"hah... Kamu ini. Kalau ada apa-apa katakan saja, aku tidak akan marah. " katanya lagi

"Aku hanya berpikir seperti ada yang aneh antara kita. Aku tidak tau kenapa aku merasa begitu." jawabku bingung

Terlihat Sun Jae mengernyitkan dahinya, dia juga merasa bingung.

"Mungkin karena kita tidak banyak bicara. Aku hanya mengkhawatirkan mu saja. Aku terus memikirkan mu sepanjang perjalanan. Andai saja aku lebih memperhatikanmu, Andai saja aku tidak terburu-buru ingin cepat sampai ke perkemahan, Andai saja aku berjalan di belakang mu. Mungkin ini tidak akan terjadi." kata Sun Jae menyalahkan dirinya sendiri.

Aku terkejut dia masih saja menyalahkan dirinya sendiri, padahal itu kecerobohan ku.

"Jangan berfikir begitu lagi. Aku sudah aman sekarang. Aku tidak ingin kamu merasa bersalah lagi. Lagian ini kesalahan ku sendiri." kata ku

Tiba-tiba Sun Jae memeluk ku

"Sebentar saja, Aku lelah dengan pikiran ku. Bisa kita seperti ini sebentar saja?" pintanya

"Tentu, jika itu bisa membuat mu lebih baik." kata ku

Kami berbaring di kasur kamar ku dan Sun Jae tetap memeluk ku. Aku merasakan tangan Sun Jae mengelus kepalaku dengan lembut.

Aku merasa nyaman berada dipeluknya, hingga tak terasa aku tertidur.

1
Ramadhan Lukman Hady
/Casual//Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!