NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:711k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suprise!

Seharian ini Mire benar-brnar sibuk sekali dengan Niki galeri yang semakin ramai. Memang tidak merasa lelah dalam mengerjakan tugasnya disana, hanya saja adanya Wiliam sungguh membuatnya sangat pusing dan sebal. Bagaimana tidak? Seharian ini Wiliam terus mengganggunya dengan alasan-alasa aneh bagi seorang Mire. Mulai dari takut wanita yang kemarin akan datang dan mengganggunya lah, belum lagi keram perut yang membuat Mire terbebani dengan banyaknya permintaan manja Wiliam yang sebentar-sebentar meminta Mire untuk melihat perutnya. Tidak tahu bagaimana caranya memberi tahu si pria menyebalkan itu, tapi Mire sudah mulai paham jika harus menjaga jarak dengan Wiliam sebelum orang lain akan menyalahpahami hubungan mereka, terlebih dia juga tidak ingin kalau sampai Drago berpikir buruk tentangnya dan Wiliam.

" Mire, aku antar pulang ya? "

Mire menghela nafas panjangnya, melirik kesal kepada Wiliam yang kini tersenyum aneh.

" Jangan! Aku tidak mau perempuan-perempuanmu menjadi salah paham denganku, lalu mengeroyokku dan memakiku saat bertemu di jalan nanti. Aku juga sudah bertunangan, jadi aku tidak mau terlalu dekat dengan lawan jenis, nanti bisa-bisa tunanganku marah dan meninggalkan ku. " Mire meraih tasnya, lalu bersiap untuk membuka pintu galeri yang terbuat dari kaca, bahkan tembok bagian depan galeri juga full menggunakan kaca.

" Heh? Kalau priamu itu meninggalkan mu hanya karena masalah sepele seperti ini, itu artinya dia bukan pria yang pantas untuk mu. "

Mire mengeryit bingung, lalu membatalkan niatnya yang sudah akan menggerakkan handle pintu, lalu menatap Wiliam dengan tatapan tajam.

" Lalu? Apakah aku tidak boleh menjaga perasaannya? Dan sesuka hati dekat dengan siapapun pria meski tidak memiliki hubungan spesial? Kalau tunanganku begitu, aku pasti akan marah, jadi aku tidak akan melakukan hal yang tidak aku sukai. "

" Cih! Dasar galak dan tukang mengomel! " Sebal Wiliam.

" Masa bodoh! Dari pada sibuk mengurusi tunanganku, bagaimana kalau kau belikan pembalut untuk perempuanmu saja? " Mire tersenyum mengejek, lalu meraih handle pintu, membukanya dan melenggang keluar.

" Drago? " Langkah kaki Mire terhenti melihat seorang pria berdiri di bawah pohon dengan pakaian serba hitam, juga tak ransel yang lumayan besar di punggungnya.

" Drago! " Mire berlari menghampiri Drago, memeluknya dengan bahagia. Iya, hampir tiga bulan setelah mereka memutuskan untuk menjalin hubungan hati, akhirnya bisa bertemu lagi.

Drago juga memeluk erat tubuh mungil tunangannya yang sangat membuatnya rindu. Tidak tahu mulai dari kapan perasaan itu tumbuh, tapi tiga bulan terakhir ini benar-benar membuatnya tak bisa melewatkan hari tanpa memikirkan gadis manja yang sudah menjadi tunangannya.

" Kenapa tidak menghubungiku? Kapan kau datang? " Tanya Mire setelah mereka mulai mengendurkan pelukannya.

Drago tersenyum, lalu menangkup wajah mungil Mire.

" Aku ingin memberi kejutan untukmu, aku juga ingin masuk ke dalam tadi, tapi sepertinya kau sedang sangat sibuk jadi aku memutuskan untuk menunggu disini saja. "

" Sibuk apa? Aku tidak melakukan apapun terkecuali berbicara dengan Wiliam. "

Drago memaksakan senyumnya, lalu sejenak menatap ke arah belakang Mire, atau tepatnya ke arah Wiliam yang sedari tadi menatapnya dengan tajam.

" Jadi, apakah anak manja ini merindukanku? " Tanya Drago seraya kembali menatap Mire dan tersenyum. Kedua tangannya masih menangkup wajah Mire dan mengusapnya lembut.

" Pertanyaan macam apa itu? Ya tentu saja aku merindukanmu! " Mire memeluk tengkuk Drago, lalu mengecup singkat bibir Drago.

" Kau sudah berani memulai ya? " Ledek Drago.

" Memang kenapa? Kan nanti kita akan menikah, latihan dari sekarang juga bukan salah kan? Lagian kalau bukan mencium mu, aku ma mencium siapa? Lusi? Aku baru mendekat dia saja sudah kabur ke kamar dan mengunci pintu dengan rapat, lalu bilang kalau otakku sudah sinting. "

Drago terkekeh, lalu mengubah posisi tangannya untuk mengaitkan jemarinya dengan Mire.

" Tentu saja kau hanya boleh mencium ku, tidak boleh yang lain, Lusi juga termasuk. " Drago melihat Wiliam sebentar lalu kembali tersenyum kepada Mire. Iya, dia sengaja ingin menunjukkan bahwa Mire adalah miliknya karena dia bisa melihat dengan jelas, sedari tadi dia memperhatikan bagaimana sikap Wiliam yang dengan seperti ingin membuat Mire jatuh cinta. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan tadi memang, tapi dia juga bisa melihat bahwa Mire mencoba untuk menjaga jarak.

" Kita pulang ya? Kau istirahat dulu, aku akan membuatkan makan malam untukmu! "

" Iya. "

" Eh, tunggu! Aku lupa ponselku. " Ujar Mire yang ingat benar biasanya selalu meletakkan ponsel di saku celana, atau kalau tidak biasanya akan ia pegang.

" Tunggu sebentar ya? " Drago mengangguk sembari tersenyum. Mire bergegas kembali masuk untuk mencari ponselnya, tapi Wiliam dengan sengaja menyembunyikan di tempat yang sulit ditemukan Mire, dan dia berjalan keluar untuk menghampiri Drago.

" Tunangan Mire? "

Drago terdiam menatap datar saja Wiliam yang berjalan mendekat ke arahnya. Senyum miring yang ditunjukkan Wiliam tentu dia bisa mengartikannya sebagai sikap meremehkan, tapi bukan Drago namanya jika akan merasa rendah diri.

" Mire menyukaimu pasti hanya karena kau tampan ya? " Wiliam terkekeh tapi tidak tahu apa maksudnya.

Drago menghela nafas, lalu menatap Wiliam dengan kesan jengah.

" Kalau begitu harus aku akui aku beruntung memiliki wajah ini. " Ujar Drago tapi tak menunjukkan ekspresi apapun.

" Kau pikir, rasa suka hanya karena rupa bisa akan bertahan lama? "

Kini Drago mulai mengeryit menatap Wiliam yang tersenyum smirk dengan mimik yang menjijikkan bagi Drago.

" Kau bukan Mire, jadi jangan mendeskripsikan seolah kau tahu benar siapa Mire. "

Wiliam kembali terkekeh.

" Mire, dia memiliki kelebihan yang luar biasa di bidang lukis. Tapi, itu juga adalah kelemahannya, kau paham apa maksudnya kan? "

Drago mengeraskan rahangnya menahan diri agar tak meluapkan emosi.

" Bisakah kau berterus terang saja jika kau tertarik dengan tunanganku? Jangan berbicara kesana kemari, bahkan kau juga mengancamku dengan ucapanmu. Apakah kau pikir kau pemilik kehidupan sehingga kau bisa mengatur semua sesuka hatimu? "

" Aku tentu saja bukan pemilik kehidupan, tapi apa yang aku inginkan, akan aku usahakan dengan segala kemampuan ku. Benar, aku menginginkan Mire. Kau memang tunangannya sekarang, tapi saat aku bertindak sedikit nekat, kau hanya akan menjadi orang asing baginya dalam sekejap mata. "

" Silakan banyak bicara, tapi aku mempercayai Mire. "

" Pft! Mire sangat menyukai melukis, dia bahkan tidak mengenal lelah untuk memajukan galeri ini, bahkan dia juga tidak kalah semangat demi menjadi pelukis terbaik. " Wiliam mendekatkan dirinya agar lebih bisa dekat dengan Drago.

" Menurutmu, disaat buntu dan krisis, siapa yang akan Mire pilih? Karir melukis, atau kau? Sekarang jika kau bertanya padanya, dia tentu saja akan memilihmu, tapi tidak tahu kalau dia berada di kondisi kritis. "

Drago terdiam sesaat.

" Terserah kau saja, katakanlah apa yang ingin kau katakan, Mire bebas memilih bagiamana dia akan hidup, jalan mana yang ingin dia pilih, dan dengan siapa dia ingin menghabiskan waktu. Aku yakin kepadanya, Mire, tidak akan memilih sesuatu yang jelas itu bukan pilihan. "

Bersambung

1
Neng Alifa
biarin sih anak menjalani hidupnya sndiri. gk melenceng juga
Neng Alifa
jadi versi terbaik dirimu sndiri
Neng Alifa
anak saya 3 . saya membebasan cita" mereka mau jdi apa asalkn bnr dan sebagai ortu saya hanya mengarahkan saja.
Jopiterreincaley
Luar biasa
tutiana
luar biasa
Novi Ananta
Luar biasa
Indah Lestari
novelnya keren bangetttss,,, bahasa yang di gunakan juga mudah dipahami, tidak bertele-tele, jalan ceritanya juga bagus. bikin mewek, bikin senyum, bikin nangis juga... love u thorrrr.
martina melati
kalo anak gk terjerumus dg hal2 negatif hargai donk, ayah... ktimbang anak main hp terus kerjaanny (gaming) iy kalo coding...
martina melati
astaga ... koq ada y ayah spt gitu... gk murah lho beli kuas ato cat air, cat arkelic buat melukis... cryoon,spidol jg mahal aplg kanvas...
martina melati: saya dulu jg hobi melukis, ikut lomba jg tp gk pernah menang... sampe semifinal gugur... banyak yg lebih unggul mlukis/Joyful/
total 1 replies
martina melati
iy enak ice cream... nih baca novel sambil jilat ice cream /Drool/
Rochma Wati
Luar biasa
martina melati
iy s7 thor.... kadang bakat anak berbeda dg sodarany...
martina melati
iy betul...
Khairul Azam
ini bapak sama derel ini sama sama gendeng nya, klo dia takut mere seperti ibunya itu bukan salah mereka tp krn salah pak luan sama ibu ana
Khairul Azam
nangis aku 🤭
Putri Windasari
utk k2 kali nya aq baca inj..
udh tau jln ceritanya,tapi tetep aja meweek,,sumpaah banjir air mata gue thor..aq tau gimna sakit ny mire,krn aq jg merasakan apa yg dia rasakan 😭
Paulina Marlin
aduh air mata ku
Paulina Marlin
novel mu bikin aku nangis .nyata dengan kehidupan sehari hsri
Uba Muhammad Al-varo
sungguh sangat menyakitkan banget Mire 😭🤧😭🤧😭🤧
Uba Muhammad Al-varo
kakak Author, ceritanya Mire sungguh sangat ironis dan menyedihkan,Mire,,,,,, 😭🤧😭🤧😭🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!